Share

Unfold 19 Desember 2022

Resesi di Depan Mata, Separah Apa Dampaknya?

Diperkirakan, seluruh negara akan menghadapi risiko resesi global pada 2023.

Context, JAKARTA - Diperkirakan, seluruh negara akan menghadapi risiko resesi global pada 2023. Penyebab utamanya adalah keadaan geopolitik yang tidak stabil akibat konflik Rusia-Ukraina yang belum berakhir hingga sekarang.

Dilansir Bank Dunia, ketegangan geopolitik tersebut telah menyebabkan terjadinya efek domino di seluruh dunia, salah satunya adalah inflasi yang terjadi di mana-mana.

Hal ini membuat bank sentral di berbagai negara membuat kebijakan untuk menaikkan suku bunga untuk menekan laju inflasi. Bank Dunia memperkirakan bahwa naiknya suku bunga di seluruh dunia dengan ekstrem pada tahun ini secara bersama-sama, akan mengakibatkan terjadinya resesi ekonomi global pada 2023.

Kenyataannya, dilansir bisnis.com, beberapa negara pun dinyatakan telah berada di jurang resesi. Seperti Uni Eropa, Inggris, Korea Selatan, Jepang, Kanada, hingga Australia. Meskipun begitu, mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Chatib Basri menyatakan bahwa Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi.

Namun, ia memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan melambat di 2023. Dari target pemerintah di angka 5,3 persen, kemungkinan hanya tumbuh di angka 5 persen.

Pasalnya, Indonesia sendiri adalah negara yang mengandalkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari perputaran ekonomi di dalam negeri, seperti konsumsi rumah tangga dan investasi domestik yang tinggi.

Namun, Indonesia juga diperkirakan tetap akan mendapatkan sejumlah dampak resesi. Terutama, terhadap sektor yang bergantung pada komoditas asing. Contohnya seperti sektor logistik, transportasi udara, hingga pariwisata.

Selain itu, kinerja sektor ekspor juga diperkirakan akan terdampak. Pasalnya, menurunnya permintaan global akan produk dalam negeri membuat beberapa harga komoditas ekspor Indonesia menurun.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Unfold 19 Desember 2022

Resesi di Depan Mata, Separah Apa Dampaknya?

Diperkirakan, seluruh negara akan menghadapi risiko resesi global pada 2023.

Context, JAKARTA - Diperkirakan, seluruh negara akan menghadapi risiko resesi global pada 2023. Penyebab utamanya adalah keadaan geopolitik yang tidak stabil akibat konflik Rusia-Ukraina yang belum berakhir hingga sekarang.

Dilansir Bank Dunia, ketegangan geopolitik tersebut telah menyebabkan terjadinya efek domino di seluruh dunia, salah satunya adalah inflasi yang terjadi di mana-mana.

Hal ini membuat bank sentral di berbagai negara membuat kebijakan untuk menaikkan suku bunga untuk menekan laju inflasi. Bank Dunia memperkirakan bahwa naiknya suku bunga di seluruh dunia dengan ekstrem pada tahun ini secara bersama-sama, akan mengakibatkan terjadinya resesi ekonomi global pada 2023.

Kenyataannya, dilansir bisnis.com, beberapa negara pun dinyatakan telah berada di jurang resesi. Seperti Uni Eropa, Inggris, Korea Selatan, Jepang, Kanada, hingga Australia. Meskipun begitu, mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Chatib Basri menyatakan bahwa Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi.

Namun, ia memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan melambat di 2023. Dari target pemerintah di angka 5,3 persen, kemungkinan hanya tumbuh di angka 5 persen.

Pasalnya, Indonesia sendiri adalah negara yang mengandalkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari perputaran ekonomi di dalam negeri, seperti konsumsi rumah tangga dan investasi domestik yang tinggi.

Namun, Indonesia juga diperkirakan tetap akan mendapatkan sejumlah dampak resesi. Terutama, terhadap sektor yang bergantung pada komoditas asing. Contohnya seperti sektor logistik, transportasi udara, hingga pariwisata.

Selain itu, kinerja sektor ekspor juga diperkirakan akan terdampak. Pasalnya, menurunnya permintaan global akan produk dalam negeri membuat beberapa harga komoditas ekspor Indonesia menurun.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Oleh-oleh Prabowo dari KTT APEC di Peru, Apa Saja?

Selain menghadiri KTT APEC, di Peru, Prabowo juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral, antara lain dengan Kepala Negara Peru, Kanada, dan juga ...

Naufal Jauhar Nazhif . 21 November 2024

Gencar Perangi Judol, tapi Kok Malah Makin Merajalela!?

Pemberantasan judol semakin gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Ribuan orang ditangkap, ribuan website pun telah diblokir. Namun, judol ma ...

Naufal Jauhar Nazhif . 14 November 2024

Mengenal Jill Stein, Capres AS dari Green Party yang Mendukung Palestina

Selain Donald Trump dan Kamala Harris, Pilpres AS 2024 juga diikuti oleh beberapa capres salah satunya Jill Stein, kandidat dari Green Party

Naufal Jauhar Nazhif . 11 November 2024

Pentagon Tuduh Kim Jong Un Bantu Putin di Ukraina, Kirim Ribuan Tentara!

Tudingan keterlibatan Korea Utara di perang Rusia-Ukraina membuat situasi semakin mencekam dan memanas.

Naufal Jauhar Nazhif . 07 November 2024