Share

Home Stories

Stories 12 April 2022

Ini Fakta Rumah Kandang di Hong Kong yang Gak Manusiawi

Faktanya, masih ada warga Hong Kong yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka terpaksa tinggal di tempat tak layak karena kesulitan membeli rumah.

Context.id, JAKARTA – Faktanya, masih ada warga Hong Kong yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka terpaksa tinggal di tempat tidak layak karena kesulitan membeli rumah, salah satunya cage home atau rumah kandang.

Disebut rumah kandang karena memang mirip kandang. Luasnya saja hanya 4 meter persegi. Parahnya lagi, satu ruangan cage home disewakan dengan harga yang cukup mahal, yakni sekitar Rp3,2 juta- Rp7,7 juta per bulan.

Angka kemiskinan yang meningkat dan harga sewa tanah semakin tinggi, membuat permintaan cage home terus bertambah. Ini juga menyebabkan mereka sulit keluar dari tempat ini.

Melansir dari Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, setidaknya terdapat 200.000 orang yang tinggal di 88.000 unit rumah kandang. Hal ini berarti, terdapat beberapa unit rumah kandang yang ditinggali lebih dari satu orang.

Penghuni dari cage home bermacam-macam. Mulai dari orang tua, pekerja miskin, pecandu narkoba, hingga orang yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Oleh karena itu, cage home ini membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat di sana. Pasalnya, mereka harus membagi satu dapur, satu kamar mandi dengan orang yang ada di ruangan tersebut setiap harinya.

Apalagi ketika gelombang pandemi menyerang daerah tersebut dan adanya kebijakan lockdown, rumah kandang ini menjadi sarang perputaran penyakit.

 

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 12 April 2022

Ini Fakta Rumah Kandang di Hong Kong yang Gak Manusiawi

Faktanya, masih ada warga Hong Kong yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka terpaksa tinggal di tempat tak layak karena kesulitan membeli rumah.

Context.id, JAKARTA – Faktanya, masih ada warga Hong Kong yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka terpaksa tinggal di tempat tidak layak karena kesulitan membeli rumah, salah satunya cage home atau rumah kandang.

Disebut rumah kandang karena memang mirip kandang. Luasnya saja hanya 4 meter persegi. Parahnya lagi, satu ruangan cage home disewakan dengan harga yang cukup mahal, yakni sekitar Rp3,2 juta- Rp7,7 juta per bulan.

Angka kemiskinan yang meningkat dan harga sewa tanah semakin tinggi, membuat permintaan cage home terus bertambah. Ini juga menyebabkan mereka sulit keluar dari tempat ini.

Melansir dari Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, setidaknya terdapat 200.000 orang yang tinggal di 88.000 unit rumah kandang. Hal ini berarti, terdapat beberapa unit rumah kandang yang ditinggali lebih dari satu orang.

Penghuni dari cage home bermacam-macam. Mulai dari orang tua, pekerja miskin, pecandu narkoba, hingga orang yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Oleh karena itu, cage home ini membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat di sana. Pasalnya, mereka harus membagi satu dapur, satu kamar mandi dengan orang yang ada di ruangan tersebut setiap harinya.

Apalagi ketika gelombang pandemi menyerang daerah tersebut dan adanya kebijakan lockdown, rumah kandang ini menjadi sarang perputaran penyakit.

 

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

PBB Sebut Waktu Pencegahan Eskalasi Kelaparan di Gaza Terbatas

PBB menyoroti fenomena kelaparan di Gaza dan menyebut sempitnya peluang untuk mencegah kelaparan menyebar di kota ini.

Renita Sukma . 08 September 2025

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025