Share

Home Originals

Originals 07 Desember 2022

Indonesia Siap Tinggalkan Batubara, Yakin?

Jumlah pertambangan dan pemrosesan batubara di Indonesia itu sangat banyak, baik yang legal maupun ilegal. Padahal dampak negatifnya sangat banyak.

Ilustrasi batubara. - Context ID -

Context.id, JAKARTA - Dari dulu, batubara memang hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak? Batubara masih menjadi sumber daya favorit pembangkit listrik di Indonesia bahkan dunia.

Oleh karena itu, jumlah pertambangan dan pemrosesan batubara di Indonesia itu sangat banyak, baik yang legal maupun ilegal. Padahal, setiap pertambangan memiliki dampak yang signifikan bagi tubuh manusia dan lingkungan.

Mulai dari hancurnya ekosistem alam. Percaya atau tidak, perusahaan tambang sebenarnya berani melakukan apa saja, kalau wilayah tersebut memiliki kandungan batubara. Otomatis ini akan membuat alam jadi hancur dan rusaknya ekosistem serta habitat satwa liar.

Lebih lanjut, pertambangan batubara juga mencemari air tanah dengan bahan kimia yang digunakan. Contohnya, pada Februari 2022, banyak ikan mati mengapung di Sungai Malinau, Kalimantan Utara. Setelah diselidiki, ternyata hal ini dikarenakan limbah tambang batu bara milik KPUC yang jebol, sehingga air limbah pun mengalir ke sungai.

Maka dari itu, pemerintah Indonesia baru-baru ini meresmikan undang-undang baru, tentang percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.

Jadi regulasi yang baru ini mengatur bahwa PLTU sudah tidak boleh dikembangkan dan PLTU yang sudah ada, beroperasi paling lama hingga 2050, agar mempercepat netralitas karbon indonesia.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Originals 07 Desember 2022

Indonesia Siap Tinggalkan Batubara, Yakin?

Jumlah pertambangan dan pemrosesan batubara di Indonesia itu sangat banyak, baik yang legal maupun ilegal. Padahal dampak negatifnya sangat banyak.

Ilustrasi batubara. - Context ID -

Context.id, JAKARTA - Dari dulu, batubara memang hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak? Batubara masih menjadi sumber daya favorit pembangkit listrik di Indonesia bahkan dunia.

Oleh karena itu, jumlah pertambangan dan pemrosesan batubara di Indonesia itu sangat banyak, baik yang legal maupun ilegal. Padahal, setiap pertambangan memiliki dampak yang signifikan bagi tubuh manusia dan lingkungan.

Mulai dari hancurnya ekosistem alam. Percaya atau tidak, perusahaan tambang sebenarnya berani melakukan apa saja, kalau wilayah tersebut memiliki kandungan batubara. Otomatis ini akan membuat alam jadi hancur dan rusaknya ekosistem serta habitat satwa liar.

Lebih lanjut, pertambangan batubara juga mencemari air tanah dengan bahan kimia yang digunakan. Contohnya, pada Februari 2022, banyak ikan mati mengapung di Sungai Malinau, Kalimantan Utara. Setelah diselidiki, ternyata hal ini dikarenakan limbah tambang batu bara milik KPUC yang jebol, sehingga air limbah pun mengalir ke sungai.

Maka dari itu, pemerintah Indonesia baru-baru ini meresmikan undang-undang baru, tentang percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.

Jadi regulasi yang baru ini mengatur bahwa PLTU sudah tidak boleh dikembangkan dan PLTU yang sudah ada, beroperasi paling lama hingga 2050, agar mempercepat netralitas karbon indonesia.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Lifting Minyak Tersendat, Sumur Rakyat Jadi Solusi?

Pemerintah resmi mengubah pendekatan, sumur minyak rakyat yang dulu dianggap ilegal, kini justru didorong untuk legal dan berkontribusi ke produks ...

Renita Sukma . 25 June 2025

Perang Iran-Israel Bisa Bikin Harga BBM RI Naik?

Iran yang merasa tersudut mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari

Renita Sukma . 24 June 2025

Miskin Versi Bank Dunia, Benarkah 7 dari 10 Orang Indonesia Miskin?

Jika lebih dari setengah warga negara ini dianggap miskin oleh standar global, artinya sudah seberapa jauh standar hidup kita tertinggal?

Naufal Jauhar Nazhif . 20 June 2025

Kenapa Kita Kalah dari Malaysia dan Thailand Soal Wisata Medis?

Indonesia kehilangan sekitar Rp165 triliun setiap tahun hanya karena warganya memilih berobat ke luar negeri

Renita Sukma . 17 June 2025