Share

Home Stories

Stories 07 Desember 2022

Ilmuwan Temukan Virus Zombie, Bisa Sebabkan Pandemi?

Para ilmuwan baru saja menghidupkan kembali 13 virus yang telah membeku di permafrost (tanah yang telah membeku) selama 27.000 hingga 48.500 tahun.

Ilustrasi Zombie. -Unsplash-

Context, JAKARTA - Para ilmuwan baru saja menghidupkan kembali 13 virus yang telah membeku di permafrost (tanah yang telah membeku) selama 27.000 hingga 48.500 tahun. Hidupnya virus tersebut membuatnya disebut sebagai virus zombie.

Dilansir The National News, Virus zombie yang berasal dari wilayah Siberia, Rusia ini ditemukan oleh para ilmuwan gabungan dari Prancis, Jerman, dan Rusia. Setelah kabar ini beredar, banyak orang yang khawatir bahwa virus ini akan menular ke manusia dan menyebabkan pandemi seperti Covid-19.

Namun, apa kah virus yang dibangkitkan dari kematiannya ini bisa menginfeksi manusia? Jawabannya, kemungkinan besar adalah tidak.


Tidak Dapat Menginfeksi Manusia

Meskipun virus ini masih bisa menular, namun virus zombie ini bukan lah ancaman bagi umat manusia. Sebab, virus ini hanya dapat menginfeksi mikro-organisme. Dilansir WCNC, profesor kedokteran di Universitas Aix-Marseille, Prancis, Jean-Michel Claverie juga telah menjelaskan bahwa virus ini tidak berbahaya.

“Ini adalah virus yang mampu menginfeksi amuba spesifik yang disebut acanthamoeba,” jelas Claverie.

Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa virus ini dapat menjadi ancaman bagi manusia jika ada patogen (kuman) lainnya yang terlepas di masa mendatang akibat pencairan permafrost. Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa virus ini bisa saja ‘menularkan’ virus lain yang dapat menginfeksi manusia mau pun hewan.

Permafrost sendiri saat ini hanya dapat ditemukan di wilayah Alaska, Kanada, Siberia, dan mencakup sekitar seperempat belahan Bumi utara. Mengkhawatirkannya, saat ini perubahan iklim telah membuat Bumi menjadi lebih hangat, dan dapat mencairkan permafrost yang berisikan virus-virus berusia puluhan ribu tahun tersebut.

“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan (sinar UV, oksigen, panas), dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam selang waktu tersebut, masih belum dapat diperkirakan,” kata para ilmuwan. 

“Tetapi risiko pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global ketika pencairan permafrost akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan menghuni Kutub Utara setelah usaha industri,” lanjutnya.

Profesor virologi dan vaksinologi di University of Connecticut, Paulo Verardi juga menjelaskan bahwa virus yang dihidupkan setelah membeku puluhan ribu tahun ini kemungkinan besar tidak akan menginfeksi manusia. 

Namun, masih ada kemungkinan kecil bahwa virus tersebut dapat menginfeksi manusia. Ia mencontohkan salah satu virus zombie yang pernah menginfeksi manusia adalah virus penyebab cacar. 

“Virus cacar (virus variola), seperti virus amuba ini, sangat stabil dan karenanya lebih mungkin untuk dihidupkan kembali. Sebagian besar virus lain mudah terdegradasi dan tidak aktif dari waktu ke waktu,”



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Context.id

Stories 07 Desember 2022

Ilmuwan Temukan Virus Zombie, Bisa Sebabkan Pandemi?

Para ilmuwan baru saja menghidupkan kembali 13 virus yang telah membeku di permafrost (tanah yang telah membeku) selama 27.000 hingga 48.500 tahun.

Ilustrasi Zombie. -Unsplash-

Context, JAKARTA - Para ilmuwan baru saja menghidupkan kembali 13 virus yang telah membeku di permafrost (tanah yang telah membeku) selama 27.000 hingga 48.500 tahun. Hidupnya virus tersebut membuatnya disebut sebagai virus zombie.

Dilansir The National News, Virus zombie yang berasal dari wilayah Siberia, Rusia ini ditemukan oleh para ilmuwan gabungan dari Prancis, Jerman, dan Rusia. Setelah kabar ini beredar, banyak orang yang khawatir bahwa virus ini akan menular ke manusia dan menyebabkan pandemi seperti Covid-19.

Namun, apa kah virus yang dibangkitkan dari kematiannya ini bisa menginfeksi manusia? Jawabannya, kemungkinan besar adalah tidak.


Tidak Dapat Menginfeksi Manusia

Meskipun virus ini masih bisa menular, namun virus zombie ini bukan lah ancaman bagi umat manusia. Sebab, virus ini hanya dapat menginfeksi mikro-organisme. Dilansir WCNC, profesor kedokteran di Universitas Aix-Marseille, Prancis, Jean-Michel Claverie juga telah menjelaskan bahwa virus ini tidak berbahaya.

“Ini adalah virus yang mampu menginfeksi amuba spesifik yang disebut acanthamoeba,” jelas Claverie.

Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa virus ini dapat menjadi ancaman bagi manusia jika ada patogen (kuman) lainnya yang terlepas di masa mendatang akibat pencairan permafrost. Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa virus ini bisa saja ‘menularkan’ virus lain yang dapat menginfeksi manusia mau pun hewan.

Permafrost sendiri saat ini hanya dapat ditemukan di wilayah Alaska, Kanada, Siberia, dan mencakup sekitar seperempat belahan Bumi utara. Mengkhawatirkannya, saat ini perubahan iklim telah membuat Bumi menjadi lebih hangat, dan dapat mencairkan permafrost yang berisikan virus-virus berusia puluhan ribu tahun tersebut.

“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan (sinar UV, oksigen, panas), dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam selang waktu tersebut, masih belum dapat diperkirakan,” kata para ilmuwan. 

“Tetapi risiko pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global ketika pencairan permafrost akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan menghuni Kutub Utara setelah usaha industri,” lanjutnya.

Profesor virologi dan vaksinologi di University of Connecticut, Paulo Verardi juga menjelaskan bahwa virus yang dihidupkan setelah membeku puluhan ribu tahun ini kemungkinan besar tidak akan menginfeksi manusia. 

Namun, masih ada kemungkinan kecil bahwa virus tersebut dapat menginfeksi manusia. Ia mencontohkan salah satu virus zombie yang pernah menginfeksi manusia adalah virus penyebab cacar. 

“Virus cacar (virus variola), seperti virus amuba ini, sangat stabil dan karenanya lebih mungkin untuk dihidupkan kembali. Sebagian besar virus lain mudah terdegradasi dan tidak aktif dari waktu ke waktu,”



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025