Share

Home Stories

Stories 23 November 2022

Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra 2022

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dan Before, Now & Then (Nana) mendominasi penghargaan dengan masing-masing lima Piala Citra.

Marthino Lio mendapatkan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Festival Festival Film Indonesia 2022. -Youtube/Festival Film Indonesia-

Context, JAKARTA - Jika di Hollywood ada Piala Oscar sebagai penghargaan dunia perfilman yang paling bergengsi, di Indonesia ada Piala Citra. Piala ini diberikan kepada insan perfilman terbaik di Indonesia. 

Pada Selasa (22/11/2022) malam, Penghargaan Piala Citra dalam Malam Anugerah Festival Film Indonesia (FFI) 2022 telah selesai diselenggarakan. Sejumlah nama besar menghiasi daftar nama pemenang piala bergengsi tersebut tahun ini.

Pada tahun ini, tema yang diangkat oleh FFI adalah Perempuan: Citra, Karya, Karsa. Dilansir Tempo, tema tersebut dipilih sebagai apresiasi terhadap peran perempuan di dunia perfilman Indonesia.

Sesuai dengan tema yang diangkat, empat aktris juga telah dinobatkan sebagai Duta FFI 2022. Mereka adalah Marsha Timothy, Cut Mini, Shenina Cinnamon, dan Prilly Latuconsina.

Pada penyelenggaraan Piala Citra tahun ini, FFI juga telah membentuk suatu persembahan yang baru, yaitu Akademi Citra yang beranggotakan para peraih Piala Citra di tahun-tahun sebelumnya. Para anggota dari Akademi Citra ini memiliki hak suara untuk memilih nomine. 

Tahun ini, film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” dan “Before, Now & Then (Nana)” mendominasi penghargaan dengan masing-masing mendapatkan lima Piala Citra. Selain dua film tersebut, masih banyak film lainnya yang juga mendapatkan penghargaan di setiap nominasi yang berbeda. Mengutip Antara, berikut adalah daftar pemenang Festival Film Indonesia 2022


Daftar Pemenang Piala Citra 2022

Penulis Skenario Asli Terbaik: 
Makbul Mubarak - “Autobiography”

Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: 
Edwin, Eka Kurniawan - “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”

Penata Suara Terbaik:
Mohamad Ikhsan, Anhar Moha - “Pengabdi Setan 2: Communion”

Pemeran Pendukung Pria Terbaik:
Slamet Rahardjo Djarot - “Cinta Pertama, Kedua & Ketiga”

Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik:
Putri Marino - “Losmen Bu Broto”

Film Animasi Pendek Terbaik:
"Blackout"

Film Cerita Pendek Terbaik:
"Dancing Colors"

Penyunting Gambar Terbaik:
Akhmad Fesdi Anggoro - "Before, Now & Then (Nana)"

Penata Efek Visual Terbaik:
Abby Eldipie -  "Pengabdi Setan 2: Communion"

Penata Busana Terbaik:
Gemailla Gea Geriantiana - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Penata Rias Terbaik:
Eba Sheba - "Kadet 1947"

Pengarah Artistik Terbaik:
Vida Sylvia - "Before, Now & Then (Nana)"

Film Dokumenter Pendek Terbaik:
"Gimbal" - Sidiq Ariyadi

Film Dokumenter Panjang Terbaik:
"Ininnawa: An Island Calling" - Afran Sabran

Pengarah Sinematografi Terbaik:
Batara Goempar, I.C.S - "Before, Now & Then (Nana)"

Penata Musik Terbaik:
Ricky Lionardi - "Before, Now & Then (Nana)"

Pencipta Lagu Tema Terbaik:
Andi Rianto dan Monty Tiwa - "Melangkah"

Pemeran Utama Pria Terbaik:
Marthino Lio - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Pemeran Utama Perempuan Terbaik:
Ladya Cheryl - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Sutradara Terbaik:
Edwin - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Film Cerita Panjang Terbaik:
"Before, Now & Then (Nana)”

Karya Kritik Film Terbaik:
Perempuan Sebagai Ilusi: Politik Seksual Film "Love For Sale"

Penghargaan Seumur Hidup:
Rima Melati

Aktris Pilihan Penonton:
Aghniny Haque

Aktor Pilihan Penonton Penghargaan Benyamin Sueb:
Vino G Bastian

Film Pilihan Penonton:
"Mencuri Raden Saleh"



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 23 November 2022

Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra 2022

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dan Before, Now & Then (Nana) mendominasi penghargaan dengan masing-masing lima Piala Citra.

Marthino Lio mendapatkan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Festival Festival Film Indonesia 2022. -Youtube/Festival Film Indonesia-

Context, JAKARTA - Jika di Hollywood ada Piala Oscar sebagai penghargaan dunia perfilman yang paling bergengsi, di Indonesia ada Piala Citra. Piala ini diberikan kepada insan perfilman terbaik di Indonesia. 

Pada Selasa (22/11/2022) malam, Penghargaan Piala Citra dalam Malam Anugerah Festival Film Indonesia (FFI) 2022 telah selesai diselenggarakan. Sejumlah nama besar menghiasi daftar nama pemenang piala bergengsi tersebut tahun ini.

Pada tahun ini, tema yang diangkat oleh FFI adalah Perempuan: Citra, Karya, Karsa. Dilansir Tempo, tema tersebut dipilih sebagai apresiasi terhadap peran perempuan di dunia perfilman Indonesia.

Sesuai dengan tema yang diangkat, empat aktris juga telah dinobatkan sebagai Duta FFI 2022. Mereka adalah Marsha Timothy, Cut Mini, Shenina Cinnamon, dan Prilly Latuconsina.

Pada penyelenggaraan Piala Citra tahun ini, FFI juga telah membentuk suatu persembahan yang baru, yaitu Akademi Citra yang beranggotakan para peraih Piala Citra di tahun-tahun sebelumnya. Para anggota dari Akademi Citra ini memiliki hak suara untuk memilih nomine. 

Tahun ini, film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” dan “Before, Now & Then (Nana)” mendominasi penghargaan dengan masing-masing mendapatkan lima Piala Citra. Selain dua film tersebut, masih banyak film lainnya yang juga mendapatkan penghargaan di setiap nominasi yang berbeda. Mengutip Antara, berikut adalah daftar pemenang Festival Film Indonesia 2022


Daftar Pemenang Piala Citra 2022

Penulis Skenario Asli Terbaik: 
Makbul Mubarak - “Autobiography”

Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: 
Edwin, Eka Kurniawan - “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”

Penata Suara Terbaik:
Mohamad Ikhsan, Anhar Moha - “Pengabdi Setan 2: Communion”

Pemeran Pendukung Pria Terbaik:
Slamet Rahardjo Djarot - “Cinta Pertama, Kedua & Ketiga”

Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik:
Putri Marino - “Losmen Bu Broto”

Film Animasi Pendek Terbaik:
"Blackout"

Film Cerita Pendek Terbaik:
"Dancing Colors"

Penyunting Gambar Terbaik:
Akhmad Fesdi Anggoro - "Before, Now & Then (Nana)"

Penata Efek Visual Terbaik:
Abby Eldipie -  "Pengabdi Setan 2: Communion"

Penata Busana Terbaik:
Gemailla Gea Geriantiana - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Penata Rias Terbaik:
Eba Sheba - "Kadet 1947"

Pengarah Artistik Terbaik:
Vida Sylvia - "Before, Now & Then (Nana)"

Film Dokumenter Pendek Terbaik:
"Gimbal" - Sidiq Ariyadi

Film Dokumenter Panjang Terbaik:
"Ininnawa: An Island Calling" - Afran Sabran

Pengarah Sinematografi Terbaik:
Batara Goempar, I.C.S - "Before, Now & Then (Nana)"

Penata Musik Terbaik:
Ricky Lionardi - "Before, Now & Then (Nana)"

Pencipta Lagu Tema Terbaik:
Andi Rianto dan Monty Tiwa - "Melangkah"

Pemeran Utama Pria Terbaik:
Marthino Lio - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Pemeran Utama Perempuan Terbaik:
Ladya Cheryl - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Sutradara Terbaik:
Edwin - "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Film Cerita Panjang Terbaik:
"Before, Now & Then (Nana)”

Karya Kritik Film Terbaik:
Perempuan Sebagai Ilusi: Politik Seksual Film "Love For Sale"

Penghargaan Seumur Hidup:
Rima Melati

Aktris Pilihan Penonton:
Aghniny Haque

Aktor Pilihan Penonton Penghargaan Benyamin Sueb:
Vino G Bastian

Film Pilihan Penonton:
"Mencuri Raden Saleh"



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Perumusan Gagasan Sejarah: Pemerintah Sekarang Vs 1957, Apa Bedanya?

Pemerintah kembali menulis sejarah Indonesia, tapi tanpa riuh debat publik seperti era 1957. Proyek senyap miliaran rupiah dianggap jadi alat legi ...

Renita Sukma . 09 July 2025

Ketika Perang Dagang Mempercepat Eksploitasi Mode

Tarif yang dimaksudkan untuk membela pekerja AS justru memperburuk nasib pekerja di tempat lain

Noviarizal Fernandez . 07 July 2025

Festival Film AI dan Masa Depan Ekspresi Manusia

Festival Film AIFF 2025 mencoba menjembatani antara teknologi AI dan orisinalitas karya seni dalam industri hiburan

Renita Sukma . 07 July 2025

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025