Share

Home Stories

Stories 08 April 2022

FBI Berhasil Cegah Cyber Crime Rusia!

Jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan serangan Rusia dari segi militer dan dari segi digital.

Context.id, JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil merebut kendali ribuan router dan peralatan firewall dari hacker militer Rusia yang bertugas untuk membuat botnet.

Melansir The Guardian, botnet adalah sebuah jaringan yang dapat meretas komputer dan biasanya digunakan untuk serangan siber. Oleh karena itu, jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan adanya serangan Rusia bukan hanya dari segi militer, melainkan dari segi digital.

“Untungnya, kita berhasil mengganggu botnet ini sebelum digunakan,” ujar Jaksa Agung AS, Merrick Garland saat konferensi pers-nya, melansir dari The Guardian.

Sebelumnya, hacker Rusia ketahuan mencoba menembus jaringan NATO dan jaringan militer milik beberapa negara Eropa timur, Rabu (30/3/2022). Oleh sebab itu, perwira intelijen Inggris pun memperingatkan negara-negara bahwa Rusia semakin gencar mencari target di dunia maya karena kampanye militer darat di Ukraina terhenti.

Apalagi mengingat Rusia memiliki hacker yang canggih dan ditakuti seluruh dunia.

“Tidak ada negara yang mempersenjatai kemampuan sibernya dengan sangat jahat atau tidak bertanggung jawab seperti Rusia, dengan ceroboh menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengejar keuntungan taktis kecil dan untuk memuaskan dendam,” ujar Mantan Asisten Jaksa Agung AS, John Demers pada Oktober 2020 melansir dari Wired.

 

INDONESIA JADI KORBAN HACKER RUSIA

Indonesia sendiri pernah menjadi korban. Pada awal 2022, data dari bank Indonesia diretas oleh Gang Conti Ransomware dari Rusia. Sebanyak 487 megabyte data bank sentral yang dicuri dan terpampang nyata di deep web.

Tidak sampai situ, beberapa negara seperti situs pemerintah Australia, badan nuklir Amerika Serikat, dan satelit komunikasi Ukraina. Lalu adapula data perusahaan swasta yang turut terkena serangan siber Rusia, seperti Microsoft, Swedish Coop, Kaseya, dan lain-lainnya.

Tak heran jika baru-baru ini ada sekitar 300.000 peretas termasuk kelompok peretas terkenal Anonymous yang bekerja sama dengan Ukraina melawan peretas asal Rusia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 08 April 2022

FBI Berhasil Cegah Cyber Crime Rusia!

Jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan serangan Rusia dari segi militer dan dari segi digital.

Context.id, JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil merebut kendali ribuan router dan peralatan firewall dari hacker militer Rusia yang bertugas untuk membuat botnet.

Melansir The Guardian, botnet adalah sebuah jaringan yang dapat meretas komputer dan biasanya digunakan untuk serangan siber. Oleh karena itu, jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan adanya serangan Rusia bukan hanya dari segi militer, melainkan dari segi digital.

“Untungnya, kita berhasil mengganggu botnet ini sebelum digunakan,” ujar Jaksa Agung AS, Merrick Garland saat konferensi pers-nya, melansir dari The Guardian.

Sebelumnya, hacker Rusia ketahuan mencoba menembus jaringan NATO dan jaringan militer milik beberapa negara Eropa timur, Rabu (30/3/2022). Oleh sebab itu, perwira intelijen Inggris pun memperingatkan negara-negara bahwa Rusia semakin gencar mencari target di dunia maya karena kampanye militer darat di Ukraina terhenti.

Apalagi mengingat Rusia memiliki hacker yang canggih dan ditakuti seluruh dunia.

“Tidak ada negara yang mempersenjatai kemampuan sibernya dengan sangat jahat atau tidak bertanggung jawab seperti Rusia, dengan ceroboh menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengejar keuntungan taktis kecil dan untuk memuaskan dendam,” ujar Mantan Asisten Jaksa Agung AS, John Demers pada Oktober 2020 melansir dari Wired.

 

INDONESIA JADI KORBAN HACKER RUSIA

Indonesia sendiri pernah menjadi korban. Pada awal 2022, data dari bank Indonesia diretas oleh Gang Conti Ransomware dari Rusia. Sebanyak 487 megabyte data bank sentral yang dicuri dan terpampang nyata di deep web.

Tidak sampai situ, beberapa negara seperti situs pemerintah Australia, badan nuklir Amerika Serikat, dan satelit komunikasi Ukraina. Lalu adapula data perusahaan swasta yang turut terkena serangan siber Rusia, seperti Microsoft, Swedish Coop, Kaseya, dan lain-lainnya.

Tak heran jika baru-baru ini ada sekitar 300.000 peretas termasuk kelompok peretas terkenal Anonymous yang bekerja sama dengan Ukraina melawan peretas asal Rusia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025