FBI Berhasil Cegah Cyber Crime Rusia!
Jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan serangan Rusia dari segi militer dan dari segi digital.
Context.id, JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil merebut kendali ribuan router dan peralatan firewall dari hacker militer Rusia yang bertugas untuk membuat botnet.
Melansir The Guardian, botnet adalah sebuah jaringan yang dapat meretas komputer dan biasanya digunakan untuk serangan siber. Oleh karena itu, jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan adanya serangan Rusia bukan hanya dari segi militer, melainkan dari segi digital.
“Untungnya, kita berhasil mengganggu botnet ini sebelum digunakan,” ujar Jaksa Agung AS, Merrick Garland saat konferensi pers-nya, melansir dari The Guardian.
Sebelumnya, hacker Rusia ketahuan mencoba menembus jaringan NATO dan jaringan militer milik beberapa negara Eropa timur, Rabu (30/3/2022). Oleh sebab itu, perwira intelijen Inggris pun memperingatkan negara-negara bahwa Rusia semakin gencar mencari target di dunia maya karena kampanye militer darat di Ukraina terhenti.
Apalagi mengingat Rusia memiliki hacker yang canggih dan ditakuti seluruh dunia.
“Tidak ada negara yang mempersenjatai kemampuan sibernya dengan sangat jahat atau tidak bertanggung jawab seperti Rusia, dengan ceroboh menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengejar keuntungan taktis kecil dan untuk memuaskan dendam,” ujar Mantan Asisten Jaksa Agung AS, John Demers pada Oktober 2020 melansir dari Wired.
INDONESIA JADI KORBAN HACKER RUSIA
Indonesia sendiri pernah menjadi korban. Pada awal 2022, data dari bank Indonesia diretas oleh Gang Conti Ransomware dari Rusia. Sebanyak 487 megabyte data bank sentral yang dicuri dan terpampang nyata di deep web.
Tidak sampai situ, beberapa negara seperti situs pemerintah Australia, badan nuklir Amerika Serikat, dan satelit komunikasi Ukraina. Lalu adapula data perusahaan swasta yang turut terkena serangan siber Rusia, seperti Microsoft, Swedish Coop, Kaseya, dan lain-lainnya.
Tak heran jika baru-baru ini ada sekitar 300.000 peretas termasuk kelompok peretas terkenal Anonymous yang bekerja sama dengan Ukraina melawan peretas asal Rusia.
RELATED ARTICLES
FBI Berhasil Cegah Cyber Crime Rusia!
Jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan serangan Rusia dari segi militer dan dari segi digital.
Context.id, JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil merebut kendali ribuan router dan peralatan firewall dari hacker militer Rusia yang bertugas untuk membuat botnet.
Melansir The Guardian, botnet adalah sebuah jaringan yang dapat meretas komputer dan biasanya digunakan untuk serangan siber. Oleh karena itu, jika kegiatan hacker militer Rusia ini dibiarkan akan menyebabkan adanya serangan Rusia bukan hanya dari segi militer, melainkan dari segi digital.
“Untungnya, kita berhasil mengganggu botnet ini sebelum digunakan,” ujar Jaksa Agung AS, Merrick Garland saat konferensi pers-nya, melansir dari The Guardian.
Sebelumnya, hacker Rusia ketahuan mencoba menembus jaringan NATO dan jaringan militer milik beberapa negara Eropa timur, Rabu (30/3/2022). Oleh sebab itu, perwira intelijen Inggris pun memperingatkan negara-negara bahwa Rusia semakin gencar mencari target di dunia maya karena kampanye militer darat di Ukraina terhenti.
Apalagi mengingat Rusia memiliki hacker yang canggih dan ditakuti seluruh dunia.
“Tidak ada negara yang mempersenjatai kemampuan sibernya dengan sangat jahat atau tidak bertanggung jawab seperti Rusia, dengan ceroboh menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengejar keuntungan taktis kecil dan untuk memuaskan dendam,” ujar Mantan Asisten Jaksa Agung AS, John Demers pada Oktober 2020 melansir dari Wired.
INDONESIA JADI KORBAN HACKER RUSIA
Indonesia sendiri pernah menjadi korban. Pada awal 2022, data dari bank Indonesia diretas oleh Gang Conti Ransomware dari Rusia. Sebanyak 487 megabyte data bank sentral yang dicuri dan terpampang nyata di deep web.
Tidak sampai situ, beberapa negara seperti situs pemerintah Australia, badan nuklir Amerika Serikat, dan satelit komunikasi Ukraina. Lalu adapula data perusahaan swasta yang turut terkena serangan siber Rusia, seperti Microsoft, Swedish Coop, Kaseya, dan lain-lainnya.
Tak heran jika baru-baru ini ada sekitar 300.000 peretas termasuk kelompok peretas terkenal Anonymous yang bekerja sama dengan Ukraina melawan peretas asal Rusia.
POPULAR
RELATED ARTICLES