Stories - 14 November 2022
Apa Jadinya Jika Tidak Ada Gravitasi di Bumi?
Gravitasi bukan hanya mengenai apel yang jatuh lurus ke bawah, melainkan bagaimana dua atom dapat saling tarik menarik.

Context.id, JAKARTA - Sekitar 357 tahun yang lalu, ilmuwan Isaac Newton membuat teori gravitasi setelah menyaksikan apel jatuh lurus ke bawah.
Sejak itulah, gravitasi mulai dipelajari dan dijadikan pedoman dalam ilmu fisika, astronomi, geografi, dan hampir seluruh bidang ilmu sains. Namun, sebelum membahas lebih lanjut, mungkin kita perlu mengenal terlebih dahulu pengertian gravitasi.
Dikutip dari How Stuff Works, gravitasi bukan hanya mengenai apel yang jatuh lurus ke bawah ataupun bagaimana manusia dapat berdiri di atas tanah. Melainkan gravitasi pada dasarnya adalah gaya tarik menarik antara dua atom. Bukan hanya antara benda yang ada dengan Bumi, melainkan juga daya tarik yang ada di antara semua objek di seluruh alam semesta. Oleh karena itu semakin besar massa suatu benda, gravitasinya akan semakin tinggi.
Oleh karena itu pula, sebenarnya gravitasi di bumi tidak pernah berubah. Pasalnya, massa bumi tidak pernah berubah, karena sekalipun wujud benda di bumi berubah-ubah, massanya tetap sama.
Selain itu, semakin jauh partikelnya juga akan menentukan semakin besar atau kecil gaya gravitasinya.
Namun, kira-kira apa yang akan terjadi jika gravitasi di bumi tidak ada? Teorinya, jika gravitasi Bumi dapat menarik benda, jadi ketika gravitasi bumi tidak ada, benda-benda di bumi akan mengapung dan manusia tidak akan berdiri di atas tanah, ibarat di film-film.
Nyatanya dampak gravitasi lebih dari itu. Tanpa gravitasi, udara yang berada di atmosfer tidak akan bertahan di bumi dan makhluk hidup juga akan meninggal karena tidak adanya oksigen. Lalu, tubuh manusia akan mengalami perubahan, seperti atrofi otot serta tulang.
Selain itu, cairan apapun juga akan mendidih karena terkena dampak dari matahari yang luar biasa panas tanpa terlindungi lapisan atmosfer.
Lebih lanjut, bagian inti bumi juga akan meledak karena isi bumi yang berebutan ingin keluar karena tidak tertahan gravitasi. Alhasil, bumi akan pecah berkeping-keping dan mengapung di sekitar luar angkasa.
Sementara itu jika di balik, dimana gravitasi tiba-tiba berlipat ganda, hal ini akan menimbulkan dampak yang sama dahsyatnya. Rumah, jembatan, gedung pencakar langit dan lain-lainnya akan runtuh karena tertarik gravitasi. Selain itu, tekanan udara juga akan berlipat ganda dan otomatis akan menyebabkan perubahan iklim dan cuaca.
Penulis : Crysania Suhartanto
Editor : Putri Dewi
MORE STORIES

Apa Itu Bursa Karbon Indonesia?
Indonesia meluncurkan bursa karbon yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim
Noviarizal Fernandez | 27-09-2023

Tok! Pemerintah Segera Batasi Social Commerce
Pemerintah benar-benar menunjukkan keseriusan mengatur social commerce yang menjadi ajang jual beli produk impor dan menggerus UMKM
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Fintech Terus Sasar Pendanaan UMKM
Perusahaan teknologi finansial terus menyasar pembiayaan bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah.
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Minat Tinggi Warga Ikut Uji Coba Kereta Cepat
Tiket untuk ikut uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sudah ludes. Padahal, tiket gratis untuk uji coba tahap dua baru dibuka kemarin ...
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context