Stories - 25 October 2022

Mengenal Gerhana Matahari Parsial yang Unik

Pada tanggal 25 Oktober 2022, akan terjadi gerhana matahari parsial di sejumlah negara di dunia.


Tampilan gerhana matahari parsial yang diambil oleh salah satu fotografer NASA pada 2017. - NASA -

Context.id, JAKARTA - Pada tanggal 25 Oktober 2022, akan terjadi gerhana matahari parsial di sejumlah negara di dunia. Sedihnya, gerhana ini tidak dapat dilihat di Indonesia dan gerhana parsial ini adalah matahari terakhir pada 2022.

Tapi nggak apa-apa, sambil menunggu gerhana matahari berikutnya, kita ketahui terlebih dulu, apa itu gerhana matahari parsial.

Sama halnya dengan gerhana matahari pada umumnya, yakni ketika bulan menutupi matahari, baik secara penuh ataupun hanya sebagian. Jadi ketika bulan mengorbit mengelilingi Bumi dan saat Bumi mengelilingi matahari, bulan terperangkap di tengah dan membentuk bayangan di Bumi. 

Maka, siapapun yang berada di bawah bayangan itu akan dapat melihat gerhana matahari ini. Namun, karena bulan lebih kecil dari Bumi, hanya ada beberapa daerah yang dapat melihat fenomena langka ini. Selain itu, karena gerhananya hanya parsial, mataharinya jadi tidak tertutup secara sempurna.

Dikutip dari New York Times, gerhana ini sebenarnya tidak dapat dilihat Indonesia, tetapi hanya di sejumlah daerah di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia. Menurut Wakil Direktur Eksekutif Royal Astronomical Society di Inggris, Robert Massey, tampilan gerhana matahari akan berbeda-beda sesuai dengan dari belahan bumi mana ia dipandang. 

“Ini pada dasarnya akan menjadi “gigitan” yang keluar dari matahari. Tidak akan terasa gelap, bahkan jika Anda keluar (ruangan),” ujar Robert. 


 

Adakah Jenis Gerhana Matahari Lainnya dan Apa Bedanya?

Dikutip dari Bisnis, gerhana matahari parsial merupakan satu dari empat jenis gerhana yang ada di dunia. Soalnya, masih ada gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, serta gerhana matahari hibrid.

Gerhana matahari total terjadi ketika bulan menutupi matahari, tetapi bulan sedang berada lebih dekat ke bumi. Alhasil, bundaran bulan akan lebih besar dan terjadilah gerhana matahari total atau matahari benar-benar tidak terlihat. 

Sementara gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan berada di titik terjauh dari Bumi. Sehingga, bulatan bulan hanya menutupi bagian tengah dari bulatan matahari dan sisa-sisa matahari yang masih terlihat seakan membentuk cincin. 

Lalu yang terakhir adalah gerhana matahari hybrid. Hal ini terjadi ketika gerhana yang berlangsung memiliki dua tampilan yang berbeda, yakni menyerupai cincin dan total. 

Kejadian unik ini bisa terjadi karena bayangan bulan harus mendarat di dataran bumi yang berbeda-beda, yang menyebabkan tampilannya juga berbeda-beda. 


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Lamun dan Rumput Laut Bisa Menangkal Perubahan Iklim

Jumlah karbon biru yaitu karbon yang dapat disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir secara alami sebanyak 350.000 ton

Context.id | 25-04-2024

Mengenal Duck Syndrome, Istilah yang Lagi Populer

Sindrom ini menggambarkan seseorang yang mencoba menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, tetapi sebenarnya diliputi kecemasan yang sangat besar

Context.id | 25-04-2024

Fragmen Virus Flu Burung dalam Susu Pasteurisasi, Apakah Berbahaya?

Hasil pengetesan beberapa sampel susu pasteurisasi ditemukan sisa-sisa fragmen virus Flu Burung yang telah menginfeksi sapi perah

Context.id | 25-04-2024

Alasan Masyarakat hingga Pejabat Indonesia Gemar Berobat ke Luar Negeri

Pengobatan ke rumah sakit di luar negeri sejak lama menjadi tren yang berkembang di Indonesia

Context.id | 25-04-2024