Spesies Paus Baru Ditemukan, Tapi Sudah Terancam Punah
Setelah baru saja ditemukan, status dari spesies baru ini dikabarkan telah diancam kepunahan.
Context, JAKARTA - Sekelompok ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada awal 2021 telah mendapatkan visual dari paus di Teluk Meksiko. Sempat dikira sebagai spesies paus bryde, ternyata paus yang mereka lihat tersebut adalah spesies paus baru.
Spesies paus baru tersebut kini dinamakan dengan paus rice atau paus Teluk Meksiko. Mamalia laut raksasa ini dilaporkan bisa tumbuh hingga 42 kaki atau sekitar 12,8 meter, dan beratnya bisa mencapai 60 ribu pon atau sekitar 27 ton.
Sayangnya, setelah baru saja ditemukan, status dari spesies baru ini terancam punah. Dilansir earth.com, kini jumlahnya hanya ada sekitar 50 ekor saja. Kemudian pada 13 Oktober 2022, lebih dari 100 ilmuwan kelautan telah menandatangani surat terbuka kepada Biden agar dilakukan tindakan perlindungan untuk paus rice.
Industri Minyak dan Gas Jadi Penyebab Kepunahan
Menurut para ilmuwan tersebut, pemerintahan Biden harus memerhatikan industri minyak dan gas di lepas pantai sekitar teluk meksiko.
“Pengembangan minyak dan gas yang berkelanjutan di teluk merupakan ancaman nyata bagi kelangsungan hidup dan pemulihan paus,” ujar para ilmuwan.
Pasalnya, kegiatan pengeboran minyak dan gas tersebut telah membuat terjadinya tumpahan minyak yang mengganggu aktivitas paus, dan tentunya berdampak pada memburuknya kesehatan paus.
Selain itu, aktivitas lalu lintas kapal yang berlebihan, serta adanya alat tangkap yang tertinggal menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup spesies paus Rice.
“Sejumlah rute pelayaran melintasi habitat paus di sepanjang teluk bagian utara, dan risiko tabrakan kemungkinan akan meningkat dengan adanya pengembangan minyak dan gas yang baru di lepas lepas pantai. Dengan populasi yang sangat rendah, hilangnya satu paus pun mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut,” para ilmuwan memperingatkan.
Dilansir Live Science, para ilmuwan juga mengatakan bahwa paus tersebut sangat rentan terhadap polusi udara yang diciptakan oleh industri minyak dan gas tersebut. Kemudian, polusi suara yang disebabkan oleh ledakan bom dari aktivitas pengeboran juga akan mengganggu komunikasi, navigasi, dan perilaku paus rice.
Akibat ancaman-ancaman tersebut, para ilmuwan meminta Biden untuk mengakhiri kegiatan eksplorasi minyak dan gas di daerah tersebut. Selain itu, para ilmuwan juga telah mengusulkan agar dibuat batas kecepatan dan peralihan rute transportasi laut, relokasi peternakan ikan, serta rencana pengembangan lainnya agar keluar dari habitat paus.
Jika hal-hal tersebut segera dilakukan, para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan yang lebih besar bahwa paus rice masih bisa bertahan hidup. "Paus Teluk Meksiko dapat pulih," kata para ilmuwan. "Pengalaman kami dengan paus balin lainnya menunjukkan bahwa populasi dapat pulih seiring dengan membaiknya kondisi."
Namun tetap saja, butuh waktu untuk memulihkan jumlah populasi paus rice dari status kepunahan.
RELATED ARTICLES
Spesies Paus Baru Ditemukan, Tapi Sudah Terancam Punah
Setelah baru saja ditemukan, status dari spesies baru ini dikabarkan telah diancam kepunahan.
Context, JAKARTA - Sekelompok ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada awal 2021 telah mendapatkan visual dari paus di Teluk Meksiko. Sempat dikira sebagai spesies paus bryde, ternyata paus yang mereka lihat tersebut adalah spesies paus baru.
Spesies paus baru tersebut kini dinamakan dengan paus rice atau paus Teluk Meksiko. Mamalia laut raksasa ini dilaporkan bisa tumbuh hingga 42 kaki atau sekitar 12,8 meter, dan beratnya bisa mencapai 60 ribu pon atau sekitar 27 ton.
Sayangnya, setelah baru saja ditemukan, status dari spesies baru ini terancam punah. Dilansir earth.com, kini jumlahnya hanya ada sekitar 50 ekor saja. Kemudian pada 13 Oktober 2022, lebih dari 100 ilmuwan kelautan telah menandatangani surat terbuka kepada Biden agar dilakukan tindakan perlindungan untuk paus rice.
Industri Minyak dan Gas Jadi Penyebab Kepunahan
Menurut para ilmuwan tersebut, pemerintahan Biden harus memerhatikan industri minyak dan gas di lepas pantai sekitar teluk meksiko.
“Pengembangan minyak dan gas yang berkelanjutan di teluk merupakan ancaman nyata bagi kelangsungan hidup dan pemulihan paus,” ujar para ilmuwan.
Pasalnya, kegiatan pengeboran minyak dan gas tersebut telah membuat terjadinya tumpahan minyak yang mengganggu aktivitas paus, dan tentunya berdampak pada memburuknya kesehatan paus.
Selain itu, aktivitas lalu lintas kapal yang berlebihan, serta adanya alat tangkap yang tertinggal menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup spesies paus Rice.
“Sejumlah rute pelayaran melintasi habitat paus di sepanjang teluk bagian utara, dan risiko tabrakan kemungkinan akan meningkat dengan adanya pengembangan minyak dan gas yang baru di lepas lepas pantai. Dengan populasi yang sangat rendah, hilangnya satu paus pun mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut,” para ilmuwan memperingatkan.
Dilansir Live Science, para ilmuwan juga mengatakan bahwa paus tersebut sangat rentan terhadap polusi udara yang diciptakan oleh industri minyak dan gas tersebut. Kemudian, polusi suara yang disebabkan oleh ledakan bom dari aktivitas pengeboran juga akan mengganggu komunikasi, navigasi, dan perilaku paus rice.
Akibat ancaman-ancaman tersebut, para ilmuwan meminta Biden untuk mengakhiri kegiatan eksplorasi minyak dan gas di daerah tersebut. Selain itu, para ilmuwan juga telah mengusulkan agar dibuat batas kecepatan dan peralihan rute transportasi laut, relokasi peternakan ikan, serta rencana pengembangan lainnya agar keluar dari habitat paus.
Jika hal-hal tersebut segera dilakukan, para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan yang lebih besar bahwa paus rice masih bisa bertahan hidup. "Paus Teluk Meksiko dapat pulih," kata para ilmuwan. "Pengalaman kami dengan paus balin lainnya menunjukkan bahwa populasi dapat pulih seiring dengan membaiknya kondisi."
Namun tetap saja, butuh waktu untuk memulihkan jumlah populasi paus rice dari status kepunahan.
POPULAR
RELATED ARTICLES