Irjen Teddy Minahasa Jual Barang Bukti Sabu 5 Kg

Context.id, JAKARTA - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Teddy Minahasa, mantan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat ditangkap karena diduga berjualan narkoba. 

“Tadi pagi telah dilaksanakan gelar dan saat ini Irjen TM dinyatakan sebagai terduga pelanggar dan sudah dilakukan penempatan khusus, kemudian tentunya terkait hal tersebut saya minta Kadiv Propam laksanakan terkait etik dan ancaman pidana,” ujar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit.

Irjen Teddy Minahasa diduga menjual stok sabu-sabu yang merupakan barang bukti sitaan Polres di Sumatera Barat. Adapun jumlah yang dijual adalah sebanyak lima kilogram dengan harga Rp400 juta per kilogram. 

“TM (Teddy Minahasa) diduga mendapat setoran Rp300 juta per kilo,” ujar anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem), Ahmad Saroni.

Listyo pun menyatakan bahwa tindakan Teddy ini akan ditindak tegas oleh Kapolda Metro untuk melanjutkan penanganan mengenai kasus pidananya. Adapun Irjen Teddy Minahasa juga akan dibatalkan pengangkatannya sebagai Kepala Kepolisian Jawa Timur.

"Hari ini saya keluarkan TR pembatalan dan kita ganti dengan pejabat yang baru," ujar Listyo.
 

Hasil Urine Teddy Minahasa Sempat Berstatus Negatif

Berdasarkan hasil pemeriksaan urin di Mabes Polri pada Kamis (13/10/2022) malam, Kapolri Jawa Timur, Irjen Pol. Teddy Minahasa sempat dinyatakan negatif narkoba.

“Sudah saya tanyakan ke penyidik info hasil pemeriksaan (urine) negatif,” ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol. Dedi Prasetyo dikutip dari Antara. 

 

Baru Saja Dilantik Menjadi Kepala Kepolisian Jawa Timur

Inspektur Jenderal Teddy Minahasa baru saja dimutasi untuk menggantikan Nico Afinta sebagai  Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur. Adapun hal tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2134/X/KEP/2022 yang diterbitkan pada Senin (10/10/2022).
 

Berawal dari Penemuan Kasus Narkoba

Beberapa hari lalu, Polda Metro melakukan pengungkapan pada jaringan gelap narkoba. Diketahui, hal itu berawal dari laporan masyarakat dan setelah itu 3 masyarakat sipil pun diamankan. 

“Kemudian diadakan pengembangan, ternyata mengarah dan melibatkan anggota polisi berpangkat bripka dan juga anggota polisi berpangkat kompol, jabatan Kapolsek,” ujar Listyo.

Setelah itu, ternyata juga ditemukan hubungannya dengan Irjen TM.