Share

Stories 24 Oktober 2022

Waspadai Bahaya Ini di Mobil Berfitur Autopilot!

Meskipun sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan keamanan penumpang, namun tetap saja fitur ini berpotensi menimbulkan bahaya.

Mobil berfitur autopilot produksi Tesla setelah mengalami kecelakaan. -Bloomberg-

Context, JAKARTA - Fitur autopilot atau self-driving pada mobil saat ini sudah menjadi hal yang biasa. Meskipun sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan keamanan pengemudi dan penumpang, namun tetap saja fitur ini berpotensi menimbulkan bahaya.

Fitur ini memang dirancang agar pengendara tidak perlu lagi menjalankan aktivitas sebagai supir, seperti mengarahkan mobil, menginjak gas, rem, dan mengganti perseneling. Dengan fitur autopilot, pengendara hanya tinggal menentukan titik tujuan, kemudian duduk santai sampai mobil tiba di lokasi yang dituju.

Canggihnya teknologi tersebut membuat pasar mobil dengan fitur autopilot atau semi autopilot sangat laris manis. Namun sayangnya, tingkat keamanan penumpang masih menjadi isu yang sering menjadi pertimbangan.

Dilansir npr.org, pada Juni 2022 di Amerika Serikat (AS), tercatat ada hampir 400 kecelakaan kendaraan yang melibatkan fitur semi autopilot, dan berdasarkan laporan yang dirilis regulator keselamatan AS, 273-nya melibatkan perusahaan mobil listrik Tesla.


Bahayanya Fitur Autopilot Mobil

Dilansir technology.org, saat ini belum ada standar keselamatan bagi fitur autopilot. Sehingga pada industri ini, setiap perusahaan mobil memiliki aturannya masing-masing. Agar terhindar dari bahaya, para calon pembeli harus mencari tahu lebih dalam tentang mobil yang ingin dibeli, termasuk di bagian keamanannya.

Selain itu, kondisi jalanan di berbagai wilayah yang berbeda-beda akan mempersulit fitur autopilot untuk membaca situasi sekitar. Di Amerika Serikat saja yang jalanannya sudah dioptimalkan untuk mobil berfitur autopilot, beberapa kali masih ditemukan kecelakaan.

Maka dari itu, menggunakan fitur autopilot di jalanan yang masih belum rapih atau pun sempit dapat menyulitkan autopilot mobil untuk bekerja. Selain itu, kondisi cuaca yang buruk kadang-kadang juga akan menyulitkan fitur autopilot.

Kemudian, masalah lainnya adalah sistem komputer dan internet yang rentan terhadap peretasan. Mobil dengan fitur autopilot tentunya akan sangat bergantung pada perangkat lunak. 

Sehingga, jika ada peretas yang berhasil membobol perangkat lunak tersebut, maka pengendara dan penumpang yang ada didalamnya bisa saja akan berhadapan dengan bahaya, seperti kecelakaan atau sebatas pencurian data pribadi.

Bahaya lainnya dari mobil berfitur autopilot ini adalah bahaya kesehatan akibat paparan radiasi. Meskipun saat ini belum ada kabar tentang seseorang yang sakit parah akibat paparan radiasi mobil berfitur autopilot, namun potensi tentang bahaya ini tetap tidak bisa disepelekan.

Pasalnya, berbagai macam fitur seperti GPS, remot kontrol, bluetooth, Wifi, dan lain sebagainya akan menimbulkan radiasi medan elektromagnetik yang tinggi. Jika terpapar, akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti darah tinggi, kesulitan bernapas, sakit kepala, kelelahan, hingga sulit tidur.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 24 Oktober 2022

Waspadai Bahaya Ini di Mobil Berfitur Autopilot!

Meskipun sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan keamanan penumpang, namun tetap saja fitur ini berpotensi menimbulkan bahaya.

Mobil berfitur autopilot produksi Tesla setelah mengalami kecelakaan. -Bloomberg-

Context, JAKARTA - Fitur autopilot atau self-driving pada mobil saat ini sudah menjadi hal yang biasa. Meskipun sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan keamanan pengemudi dan penumpang, namun tetap saja fitur ini berpotensi menimbulkan bahaya.

Fitur ini memang dirancang agar pengendara tidak perlu lagi menjalankan aktivitas sebagai supir, seperti mengarahkan mobil, menginjak gas, rem, dan mengganti perseneling. Dengan fitur autopilot, pengendara hanya tinggal menentukan titik tujuan, kemudian duduk santai sampai mobil tiba di lokasi yang dituju.

Canggihnya teknologi tersebut membuat pasar mobil dengan fitur autopilot atau semi autopilot sangat laris manis. Namun sayangnya, tingkat keamanan penumpang masih menjadi isu yang sering menjadi pertimbangan.

Dilansir npr.org, pada Juni 2022 di Amerika Serikat (AS), tercatat ada hampir 400 kecelakaan kendaraan yang melibatkan fitur semi autopilot, dan berdasarkan laporan yang dirilis regulator keselamatan AS, 273-nya melibatkan perusahaan mobil listrik Tesla.


Bahayanya Fitur Autopilot Mobil

Dilansir technology.org, saat ini belum ada standar keselamatan bagi fitur autopilot. Sehingga pada industri ini, setiap perusahaan mobil memiliki aturannya masing-masing. Agar terhindar dari bahaya, para calon pembeli harus mencari tahu lebih dalam tentang mobil yang ingin dibeli, termasuk di bagian keamanannya.

Selain itu, kondisi jalanan di berbagai wilayah yang berbeda-beda akan mempersulit fitur autopilot untuk membaca situasi sekitar. Di Amerika Serikat saja yang jalanannya sudah dioptimalkan untuk mobil berfitur autopilot, beberapa kali masih ditemukan kecelakaan.

Maka dari itu, menggunakan fitur autopilot di jalanan yang masih belum rapih atau pun sempit dapat menyulitkan autopilot mobil untuk bekerja. Selain itu, kondisi cuaca yang buruk kadang-kadang juga akan menyulitkan fitur autopilot.

Kemudian, masalah lainnya adalah sistem komputer dan internet yang rentan terhadap peretasan. Mobil dengan fitur autopilot tentunya akan sangat bergantung pada perangkat lunak. 

Sehingga, jika ada peretas yang berhasil membobol perangkat lunak tersebut, maka pengendara dan penumpang yang ada didalamnya bisa saja akan berhadapan dengan bahaya, seperti kecelakaan atau sebatas pencurian data pribadi.

Bahaya lainnya dari mobil berfitur autopilot ini adalah bahaya kesehatan akibat paparan radiasi. Meskipun saat ini belum ada kabar tentang seseorang yang sakit parah akibat paparan radiasi mobil berfitur autopilot, namun potensi tentang bahaya ini tetap tidak bisa disepelekan.

Pasalnya, berbagai macam fitur seperti GPS, remot kontrol, bluetooth, Wifi, dan lain sebagainya akan menimbulkan radiasi medan elektromagnetik yang tinggi. Jika terpapar, akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti darah tinggi, kesulitan bernapas, sakit kepala, kelelahan, hingga sulit tidur.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Altcoin Bakal Melejit dan Lewati Bitcoin di 2025?

Tahun 2025 diprediksi menjadi era baru bagi altcoin, kripto selain bitcoin

Context.id . 15 January 2025

Meta Bakal Ganti Insinyur Tingkat Menengah dengan Teknologi AI

Teknologi kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan peran insinyur untuk menulis atau menyusun kode sistem operasi di Meta

Context.id . 15 January 2025

Sama Seperti Indonesia, Thailand Mulai Melarang Impor Sampah Plastik

Negara-negara berkembang menjadi penampung sampah plastik dari negara maju karena bisa dijadikan bahan baku murah untuk industri daur ulang

Context.id . 15 January 2025

Kebakaran Hutan di Los Angeles Hanguskan Banyak Rumah Selebritas

Kebakaran ini telah menghancurkan rumah sejumlah selebriti, termasuk Paris Hilton, Billy Crystal, Milo Ventimiglia, dan lainnya.

Context.id . 13 January 2025