Share

Home Stories

Stories 04 April 2022

Kalah Bersaing, Shopee Hengkang dari India

Shopee dirasa kalah saing dengan beberapa e-commerce yang lebih dulu menginjakkan kaki di India.

Context.id, JAKARTA – Unit bisnis Sea Ltd, Shopee memutuskan untuk menutup perusahaannya di India. Ketidakpastian pasar global diduga menjadi penyebabnya.

Pasar India telah didominasi oleh beberapa e-commerce lokal dan internasional seperti Meesho, Flipkart, dan Amazon India. Tak heran, Shopee dirasa kalah saing dengan beberapa e-commerce yang lebih dulu menginjakan kaki di India. 

 “Mengingat ketidakpastian pasar global, kami telah memutuskan untuk menutup inisiatif Shopee India tahap awal kami,” ujar juru bicara Shopee India.
Melansir Financial Times, Shopee akan menutup seluruh bisnisnya pada Selasa (29/3/2022), atau hanya enam bulan setelah beroperasi.

Penutupan ini cukup mengherankan karena Shopee telah berencana untuk berinvestasi hingga Rp1 miliar di India. Bahkan telah menandatangani kontrak dengan beberapa pihak.

Ada dugaan lain penyebab hengkangnya Shopee, yakni karena pemerintah India yang melakukan pengetatan kebijakan aplikasi Free Fire. Pasalnya, Gim Free Fire yang masih satu induk dengan Shopee ini diduga dilakukan pengawasan peraturan karena India ingin menekan aplikasi dari China. Namun, kabar tersebut ditepis Shopee.

Diketahui, Shopee meluncur di India pada Oktober 2021. Peluncuran ini sempat menuai kecaman dari para peritel lokal.  Dilansir dari Financial Times, Konfederasi pedagang seluruh India (CAIT) mengeluh ke Perdana Menteri India Narendra Modi, bahwa masuknya Shopee akan merusak ekosistem lokal.

Di sisi lain, India dan China pernah memiliki konflik yang tak berkesudahan semenjak pertengahan 2020 silam, akibat pertempuran di perbatasan kedua negara.

Hal inipun memicu adanya perselisihan yang tidak hanya di bidang militer, melainkan juga perdagangan serta teknologi. Bahkan karena adanya konflik tersebut, tumbuhlah sentimen anti-China di India yang mengakibatkan adanya seruan untuk memboikot produk dan layanan China. 

Pada 2020, pemerintah India juga telah memblokir sekitar 200 aplikasi China, termasuk Tik Tok dan WeChat, serta meminta warganya untuk menghapus 43 aplikasi asal China lainnya. Namun, konflik ini sudah mereda sejak perang Ukraina-Rusia, di mana China mulai mengurangi ketegangan dengan negara sekitarnya.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 04 April 2022

Kalah Bersaing, Shopee Hengkang dari India

Shopee dirasa kalah saing dengan beberapa e-commerce yang lebih dulu menginjakkan kaki di India.

Context.id, JAKARTA – Unit bisnis Sea Ltd, Shopee memutuskan untuk menutup perusahaannya di India. Ketidakpastian pasar global diduga menjadi penyebabnya.

Pasar India telah didominasi oleh beberapa e-commerce lokal dan internasional seperti Meesho, Flipkart, dan Amazon India. Tak heran, Shopee dirasa kalah saing dengan beberapa e-commerce yang lebih dulu menginjakan kaki di India. 

 “Mengingat ketidakpastian pasar global, kami telah memutuskan untuk menutup inisiatif Shopee India tahap awal kami,” ujar juru bicara Shopee India.
Melansir Financial Times, Shopee akan menutup seluruh bisnisnya pada Selasa (29/3/2022), atau hanya enam bulan setelah beroperasi.

Penutupan ini cukup mengherankan karena Shopee telah berencana untuk berinvestasi hingga Rp1 miliar di India. Bahkan telah menandatangani kontrak dengan beberapa pihak.

Ada dugaan lain penyebab hengkangnya Shopee, yakni karena pemerintah India yang melakukan pengetatan kebijakan aplikasi Free Fire. Pasalnya, Gim Free Fire yang masih satu induk dengan Shopee ini diduga dilakukan pengawasan peraturan karena India ingin menekan aplikasi dari China. Namun, kabar tersebut ditepis Shopee.

Diketahui, Shopee meluncur di India pada Oktober 2021. Peluncuran ini sempat menuai kecaman dari para peritel lokal.  Dilansir dari Financial Times, Konfederasi pedagang seluruh India (CAIT) mengeluh ke Perdana Menteri India Narendra Modi, bahwa masuknya Shopee akan merusak ekosistem lokal.

Di sisi lain, India dan China pernah memiliki konflik yang tak berkesudahan semenjak pertengahan 2020 silam, akibat pertempuran di perbatasan kedua negara.

Hal inipun memicu adanya perselisihan yang tidak hanya di bidang militer, melainkan juga perdagangan serta teknologi. Bahkan karena adanya konflik tersebut, tumbuhlah sentimen anti-China di India yang mengakibatkan adanya seruan untuk memboikot produk dan layanan China. 

Pada 2020, pemerintah India juga telah memblokir sekitar 200 aplikasi China, termasuk Tik Tok dan WeChat, serta meminta warganya untuk menghapus 43 aplikasi asal China lainnya. Namun, konflik ini sudah mereda sejak perang Ukraina-Rusia, di mana China mulai mengurangi ketegangan dengan negara sekitarnya.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025