Stories - 12 October 2022

Danau Asin Terbesar di Dunia Mengecil, Kok Bisa?

Ukuran dari Great Salt Lake di Utah yang merupakan danau air asin terbesar semakin bertambah kecil setiap tahunnya.


Ukuran dari Great Salt Lake di Utah yang merupakan danau air asin terbesar semakin menyusut setiap tahunnya. - NASA -

Context.id, JAKARTA - Ukuran dari Great Salt Lake di Utah yang merupakan danau air asin terbesar di dunia semakin bertambah kecil setiap tahunnya. Bagaimana bisa?

Dikutip dari World Economic Forum, pada 1986, danau air asin ini berada di level tertingginya, dengan ketinggian air rata-rata 1.287,7 meter. Namun pada 10 Agustus 2022, ketinggian danau hanya mencapai 1.276,9 meter. Penurunan permukaan air laut inipun membuat danau kehilangan hampir setengah dari luas permukaannya. 

“Meskipun tingkat air di Great Salt Lake dapat berubah-ubah dari tahun ke tahun, danau ini umumnya telah mengalami penurunan selama beberapa dekade,” ujar Observatorium Bumi NASA.

Menurut Survei Geologi AS, penurunan air ini diakibatkan oleh musim panas, perubahan iklim, serta pertumbuhan penduduk.

Pada periode 1982-2022, populasi di sekitar Salt Lake City di Utah telah bertambah dari 700.000 menjadi 1,2 juta. Bahkan Utah merupakan negara bagian dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat dan pertumbuhan inipun diprediksi akan terus meningkat hingga 50 persen pada 2060.

Hal itu pun menyebabkan air dari danau banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari dan pertanian. 

Sementara untuk musim panas, ini merupakan salah satu hal yang krusial. Pasalnya, Amerika Serikat sedang mengalami siklus musim panas, sehingga banyak mengalami kekurangan air. Akibat musim panas inilah ketinggian air danau akan terus menurun hingga musim gugur atau awal musim dingin karena penguapan.



 

Mengapa Jika Danau Asin Utah Menyusut?

Great Salt Lake menyumbang sekitar US$1,5 miliar atau senilai dengan Rp23 triliun untuk perekonomian Utah. Pasalnya, sumber daya alam yang satu ini menjadi rumah untuk udang, penambangan magnesium, serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.

Selain itu, dengan air danau yang menyusut, garam yang terkandung di dalam danau akan semakin meningkat dan otomatis memiliki dampak negatifnya tersendiri. Diketahui, lalat dan udang air asin yang ada di danau ini akan mati karena kandungan garam yang begitu tinggi. Padahal, kedua binatang itu merupakan makanan pokok bagi jutaan binatang lainnya. 

Lebih lanjut, saat dasar danau terbuka karena sudah mengering, tanah dan debu di daerah tersebut akan menyebabkan peningkatan debu di udara. Masalahnya, debu itu dapat membahayakan kesehatan manusia, karena dapat bercampur dengan tembaga, arsenik, dan logam berat berbahaya lainnya yang berasal dari aktivitas pertambangan.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Kronologi Harvey Moeis Jadi Tersangka Kasus Korupsi PT Timah

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Harvey Moeis sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha P ...

Context.id | 28-03-2024

Satelit Starlink Elon Musk Ikut Kawal Mudik Lebaran 2024 di Indonesia

Satelit luar angkasa penyedia jaringan internet milik Elon Musk, Starlink akan ikut hadir dan mengambil peran dalam masa mudik lebaran 2024 di Ind ...

Context.id | 28-03-2024

Rusia Tuding Barat dan Ukraina Dukung Serangan Teroris di Moskow

Tudingan itu dibantah Ukraina dan Prancis

Context.id | 27-03-2024

Ahli HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata Israel

lebih dari 30.000 orang Palestina terbunuh atas tindakan Israel dalam operasi militernya di Gaza

Context.id | 27-03-2024