Share

Home Unfold

Unfold 24 Februari 2022

Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Perang: Apa Dampaknya?

Menyikapi konflik Ukraina dan Rusia, Amerika Serikat, sekutu Ukraina akan berikan sanksi ekonomi pada Rusia, jika negara itu tetap menyerang.

Konflik Ukraina dan Rusia kembali memanas akhir-akhir ini. Dikarenakan, pada November 2021, sekitar 100.000 pasukan Rusia ketahuan ada di perbatasan Ukraina.

Ukraina pun menuduh negeri beruang merah itu melakukan mobilisasi militer dan rencana invasi. Tindakan Rusia inipun memicu kecaman dari Amerika Serikat. Bahkan, AS mengancam memberikan sanksi ekonomi jika sang musuh pada saat perang dingin ini menyerang Ukraina. 

Isi dari ancaman itu adalah AS akan memblokade perdagangan internasional Rusia serta pembatasan bank dan sistem transfer rekening internasional. 

Menanggapi ancaman tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin bersikeras tidak berencana untuk menyerang Ukraina. Tapi, hal yang negara itu lakukan seakan bertolak belakang dengan ucapannya. Soalnya, Rusia malah melakukan latihan militer berskala besar dengan negara sekutunya, Belarus.

Uni Eropa yang tidak tinggal diam, memberikan ancaman tambahan pada Rusia yaitu memasukan seluruh politisi, pejabat, serta anggota parlemen dalam daftar hitam Uni Eropa.

Mendengar hal tersebut, Putin pada Senin (21/2/2022) justru mengirim militer Rusia ke wilayah Ukraina dengan alasan "tugas penjaga kedamaian". Putin pun berdalih bahwa pengiriman pasukan ke daerah Ukraina yang memang dikuasai oleh separatis Rusia ini, merupakan wilayah bebas. 

Alhasil, gerakan militer ini menambah tensi konflik antara dua negara ini. 

Apakah konflik ini akan berujung perang?


Unfold 24 Februari 2022

Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Perang: Apa Dampaknya?

Menyikapi konflik Ukraina dan Rusia, Amerika Serikat, sekutu Ukraina akan berikan sanksi ekonomi pada Rusia, jika negara itu tetap menyerang.

Konflik Ukraina dan Rusia kembali memanas akhir-akhir ini. Dikarenakan, pada November 2021, sekitar 100.000 pasukan Rusia ketahuan ada di perbatasan Ukraina.

Ukraina pun menuduh negeri beruang merah itu melakukan mobilisasi militer dan rencana invasi. Tindakan Rusia inipun memicu kecaman dari Amerika Serikat. Bahkan, AS mengancam memberikan sanksi ekonomi jika sang musuh pada saat perang dingin ini menyerang Ukraina. 

Isi dari ancaman itu adalah AS akan memblokade perdagangan internasional Rusia serta pembatasan bank dan sistem transfer rekening internasional. 

Menanggapi ancaman tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin bersikeras tidak berencana untuk menyerang Ukraina. Tapi, hal yang negara itu lakukan seakan bertolak belakang dengan ucapannya. Soalnya, Rusia malah melakukan latihan militer berskala besar dengan negara sekutunya, Belarus.

Uni Eropa yang tidak tinggal diam, memberikan ancaman tambahan pada Rusia yaitu memasukan seluruh politisi, pejabat, serta anggota parlemen dalam daftar hitam Uni Eropa.

Mendengar hal tersebut, Putin pada Senin (21/2/2022) justru mengirim militer Rusia ke wilayah Ukraina dengan alasan "tugas penjaga kedamaian". Putin pun berdalih bahwa pengiriman pasukan ke daerah Ukraina yang memang dikuasai oleh separatis Rusia ini, merupakan wilayah bebas. 

Alhasil, gerakan militer ini menambah tensi konflik antara dua negara ini. 

Apakah konflik ini akan berujung perang?



RELATED ARTICLES

Raja Ampat, Antara Surga dan Sekop Tambang

Raja Ampat, surga keanekaragaman hayati dunia, terancam menjadi kawasan industri tambang nikel yang seringkali menyisakan kerusakan ekologis.

Renita Sukma . 18 June 2025

Pekerja Indonesia Numpuk di Jepang, Sinyal Bagus atau Buruk?

Tingginya minat terhadap pekerja asing seperti dari Indonesia berkaitan erat dengan krisis demografi yang dialami Jepang

Renita Sukma . 13 June 2025

Mengapa Sejarah Indonesia Perlu Direvisi?

Dari mitos penjajahan 350 tahun hingga pertarungan narasi masa depan

Naufal Jauhar Nazhif . 05 June 2025

Dampak Tersembunyi Militer, Menghancurkan Sekaligus Mencemari Bumi

Sedikit yang tahu setiap ledakan bom, pelatihan militer dan bahkan keberadaan pangkalan militer menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar.

Naufal Jauhar Nazhif . 03 June 2025