Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Perang: Apa Dampaknya?
Menyikapi konflik Ukraina dan Rusia, Amerika Serikat, sekutu Ukraina akan berikan sanksi ekonomi pada Rusia, jika negara itu tetap menyerang.
Konflik Ukraina dan Rusia kembali memanas akhir-akhir ini. Dikarenakan, pada November 2021, sekitar 100.000 pasukan Rusia ketahuan ada di perbatasan Ukraina.
Ukraina pun menuduh negeri beruang merah itu melakukan mobilisasi militer dan rencana invasi. Tindakan Rusia inipun memicu kecaman dari Amerika Serikat. Bahkan, AS mengancam memberikan sanksi ekonomi jika sang musuh pada saat perang dingin ini menyerang Ukraina.
Isi dari ancaman itu adalah AS akan memblokade perdagangan internasional Rusia serta pembatasan bank dan sistem transfer rekening internasional.
Menanggapi ancaman tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin bersikeras tidak berencana untuk menyerang Ukraina. Tapi, hal yang negara itu lakukan seakan bertolak belakang dengan ucapannya. Soalnya, Rusia malah melakukan latihan militer berskala besar dengan negara sekutunya, Belarus.
Uni Eropa yang tidak tinggal diam, memberikan ancaman tambahan pada Rusia yaitu memasukan seluruh politisi, pejabat, serta anggota parlemen dalam daftar hitam Uni Eropa.
Mendengar hal tersebut, Putin pada Senin (21/2/2022) justru mengirim militer Rusia ke wilayah Ukraina dengan alasan "tugas penjaga kedamaian". Putin pun berdalih bahwa pengiriman pasukan ke daerah Ukraina yang memang dikuasai oleh separatis Rusia ini, merupakan wilayah bebas.
Alhasil, gerakan militer ini menambah tensi konflik antara dua negara ini.
Apakah konflik ini akan berujung perang?
RELATED ARTICLES
Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Perang: Apa Dampaknya?
Menyikapi konflik Ukraina dan Rusia, Amerika Serikat, sekutu Ukraina akan berikan sanksi ekonomi pada Rusia, jika negara itu tetap menyerang.
Konflik Ukraina dan Rusia kembali memanas akhir-akhir ini. Dikarenakan, pada November 2021, sekitar 100.000 pasukan Rusia ketahuan ada di perbatasan Ukraina.
Ukraina pun menuduh negeri beruang merah itu melakukan mobilisasi militer dan rencana invasi. Tindakan Rusia inipun memicu kecaman dari Amerika Serikat. Bahkan, AS mengancam memberikan sanksi ekonomi jika sang musuh pada saat perang dingin ini menyerang Ukraina.
Isi dari ancaman itu adalah AS akan memblokade perdagangan internasional Rusia serta pembatasan bank dan sistem transfer rekening internasional.
Menanggapi ancaman tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin bersikeras tidak berencana untuk menyerang Ukraina. Tapi, hal yang negara itu lakukan seakan bertolak belakang dengan ucapannya. Soalnya, Rusia malah melakukan latihan militer berskala besar dengan negara sekutunya, Belarus.
Uni Eropa yang tidak tinggal diam, memberikan ancaman tambahan pada Rusia yaitu memasukan seluruh politisi, pejabat, serta anggota parlemen dalam daftar hitam Uni Eropa.
Mendengar hal tersebut, Putin pada Senin (21/2/2022) justru mengirim militer Rusia ke wilayah Ukraina dengan alasan "tugas penjaga kedamaian". Putin pun berdalih bahwa pengiriman pasukan ke daerah Ukraina yang memang dikuasai oleh separatis Rusia ini, merupakan wilayah bebas.
Alhasil, gerakan militer ini menambah tensi konflik antara dua negara ini.
Apakah konflik ini akan berujung perang?
POPULAR
RELATED ARTICLES