Dampak Bahaya Gas Air Mata Seperti di Kanjuruhan
Penembakan gas air mata ke arah suporter saat pertandingan sepak bola nyatanya tidak hanya terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Context, JAKARTA - Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang telah menelan setidaknya 131 korban jiwa. Diduga, salah satu penyebabnya adalah gas air mata yang ditembakkan oleh polisi tribun yang saat itu diisi oleh ribuan penonton.
Saat itu, polisi yang berniat ingin membubarkan para suporter yang menyerbu lapangan, menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter. Namun, tidak hanya yang berada di lapangan saja, namun juga yang berada di tribun. Akibatnya, banyak orang yang terkena dan terpapar gas air mata.
Akibat efeknya yang menyakitkan, ribuan suporter pun panik dan berbondong-bondong menuju pintu keluar. Akibatnya, banyak suporter yang meninggal akibat kehabisan oksigen karena terhimpit dan terinjak banyak orang. Selain menyebabkan kepanikan, efek gas air mata ini memang cukup berbahaya, apalagi terhadap seseorang yang memiliki penyakit saluran pernapasan.
Jika seseorang terkena gas air mata, maka efeknya bisa menimbulkan mual dan muntah, kesulitan bernapas, batuk, kesulitan menelan, penglihatan kabur, mata memerah dan berair, serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Lebih parahnya lagi, gas air mata ini juga ternyata juga bisa menimbulkan efek jangka panjang, seperti gangguan pernapasan, kebutaan, cacat permanen, luka bakar kimia, hingga kematian. Efek-efek berbahaya tersebut disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat pada gas air mata, antara lain Kloro Asetofenon (CN), Chlorobenzylidene Malononitrile (CS) Chloropicrin (PS), Bromobenzyl Cyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), serta kombinasi bahan kimia lainnya.
RELATED ARTICLES
Dampak Bahaya Gas Air Mata Seperti di Kanjuruhan
Penembakan gas air mata ke arah suporter saat pertandingan sepak bola nyatanya tidak hanya terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Context, JAKARTA - Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang telah menelan setidaknya 131 korban jiwa. Diduga, salah satu penyebabnya adalah gas air mata yang ditembakkan oleh polisi tribun yang saat itu diisi oleh ribuan penonton.
Saat itu, polisi yang berniat ingin membubarkan para suporter yang menyerbu lapangan, menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter. Namun, tidak hanya yang berada di lapangan saja, namun juga yang berada di tribun. Akibatnya, banyak orang yang terkena dan terpapar gas air mata.
Akibat efeknya yang menyakitkan, ribuan suporter pun panik dan berbondong-bondong menuju pintu keluar. Akibatnya, banyak suporter yang meninggal akibat kehabisan oksigen karena terhimpit dan terinjak banyak orang. Selain menyebabkan kepanikan, efek gas air mata ini memang cukup berbahaya, apalagi terhadap seseorang yang memiliki penyakit saluran pernapasan.
Jika seseorang terkena gas air mata, maka efeknya bisa menimbulkan mual dan muntah, kesulitan bernapas, batuk, kesulitan menelan, penglihatan kabur, mata memerah dan berair, serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Lebih parahnya lagi, gas air mata ini juga ternyata juga bisa menimbulkan efek jangka panjang, seperti gangguan pernapasan, kebutaan, cacat permanen, luka bakar kimia, hingga kematian. Efek-efek berbahaya tersebut disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat pada gas air mata, antara lain Kloro Asetofenon (CN), Chlorobenzylidene Malononitrile (CS) Chloropicrin (PS), Bromobenzyl Cyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), serta kombinasi bahan kimia lainnya.
POPULAR
RELATED ARTICLES