Stories - 28 September 2022
Bank Peserta BI Fast Bertambah 10, Siapa Saja?
Pada tahap keempat, Bank Indonesia Fast Payment (BI Fast) mendapatkan 10 mitra bank baru.

Context, JAKARTA - Pada tahap keempat, Bank Indonesia Fast Payment (BI Fast) mendapatkan 10 mitra bank baru. Bank-bank yang baru bergabung tersebut terdiri dari enam bank konvensional dan empat bank berstatus unit usaha syariah (USS).
DilansirTempo, Enam bank konvensional tersebut mencangkup Bank Index, BPD Sumsel Babel, BPD Nagari, BPD DIY, BPD Kalbar, dan MNC Bank. Sementara itu, empat bank USS yang baru bergabung terdiri dari BPD DIY Syariah, BPD Kalbar Syariah, BPD Sumsel Babel Syariah, dan BPD Nagari Syariah.
Bergabungnya 10 bank tersebut melalui penandatanganan yang dilakukan bank peserta BI Fast dengan PT Rintis Sejahtera selaku penyedia layanan Multi Tenancy Infrastruktur Sharing. Selain itu, kerja samanya menggandeng empat bank sponsor, yaitu BSI, BNI, BCA, dan Bank Mandiri.
Presiden Direktur Bank Index Gimin Sumalim mengatakan bahwa kerja sama yang dilakukan antara bank-bank konvensional dengan PR Rintis Sejahtera dapat memberikan efisiensi dalam menerapkan BI Fast.
Alasannya, dilansirBisnis, biaya investasi untuk menjadi peserta langsung BI Fast sangat lah tinggi. Karena itu, salah satu cara yang paling efisien adalah dengan bergabung dengan Multi Tenancy Infrastruktur Sharing yang diselenggarakan PT Rintis Sejahtera.
Sementara itu, Direktur Marketing PT Rintis Sejahtera Suryono Hidayat berharap bahwa hal ini dapat memberikan efisiensi layanan pembayaran digital dan service level yang lebih tinggi di tengah ketidakpastian geopolitik dunia dan pandemi, terutama bagi bank-bank yang bermitra dengan pihaknya.
BI Fast Dukung Keuangan Digital
Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa keberadaan BI Fast dengan biaya transfer Rp2.500 tidak akan mengganggu laju pertumbuhan pendapatan komisi perbankan. Justru, BI Fast akan mendukung konsolidasi industri, integrasi ekonomi, dan keuangan digital (EKD) nasional secara end-to-end, serta mendukung tercapainya sistem pembayaran yang cepat.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Fitria Irmi Triswati juga menjelaskan bahwa pembayaran dengan sistem fast payment ini sudah menjadi tren di berbagai belahan dunia.
Contohnya, Bank Sentral di Eropa telah menerapkan TARGET Instant Payment Settlement (TIPS) pada 2019. Di Amerika Serikat, The Fed baru akan mengembangkan FedNow pada 2023-2024.
Selain itu, skema kerja sama yang dilakukan BI ini juga menciptakan keuntungan lainnya bagi para nasabah, yaitu biaya transaksi yang lebih murah. Saat ini, BI telah menetapkan skema harga dari BI ke bank sebesar Rp19 per transaksi. Kemudian untuk biaya dari bank ke nasabah, harga yang ditetapkan hanya Rp2.500 per transaksi.
Penulis : Naufal Jauhar Nazhif
Editor : Putri Dewi
MORE STORIES

Apa Itu Bursa Karbon Indonesia?
Indonesia meluncurkan bursa karbon yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim
Noviarizal Fernandez | 27-09-2023

Tok! Pemerintah Segera Batasi Social Commerce
Pemerintah benar-benar menunjukkan keseriusan mengatur social commerce yang menjadi ajang jual beli produk impor dan menggerus UMKM
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Fintech Terus Sasar Pendanaan UMKM
Perusahaan teknologi finansial terus menyasar pembiayaan bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah.
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Minat Tinggi Warga Ikut Uji Coba Kereta Cepat
Tiket untuk ikut uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sudah ludes. Padahal, tiket gratis untuk uji coba tahap dua baru dibuka kemarin ...
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context