Share

Home Stories

Stories 22 September 2022

Kekeringan di Tanduk Afrika, Terparah 40 Tahun Terakhir

Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca.

Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca. - AMISOM Public Information -

Context.id, JAKARTA - Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca. Pasalnya, sejumlah ahli menyatakan bahwa kawasan yang berada di timur Afrika itu diprediksi kembali gagal mengalami musim hujan untuk kelima kalinya. 

Alhasil, sejumlah negara yang berada di wilayah tersebut, seperti Somalia diprediksi oleh PBB akan mengalami kelaparan, yang mungkin akan lebih parah dibandingkan oleh bencana kelaparan pada 2011 silam.

Diketahui, musibah kelaparan pada 2011 telah menewaskan lebih dari 25 persen warga Somalia, yang separuh dari jumlah tersebut adalah perempuan dan anak-anak.

“Sekarang ini saatnya mengambil tindakan,” ujar seorang utusan khusus Somalia di bidang kekeringan, Abdirahman Abdishakur Warsame dalam sidang umum PBB. 

Senada, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga menyatakan bahwa hal ini merupakan bencana kemanusiaan dan bukan sebuah peristiwa yang dilebih-lebihkan. 

Maka dari itu, Antonio juga mengajak negara-negara PBB untuk turut membantu para masyarakat di semenanjung Afrika tersebut. “Jika kita bertindak sekarang, maka kita bisa mencegah hal yang buruk terjadi,” ujar Antonio.


Negara-negara Sudah Menyalurkan Bantuan

Sejumlah negara di dunia, seperti Italia, Inggris, dan Qatar sudah berjanji untuk menyalurkan dana ratusan dolar sebagai dana bantuan tambahan untuk masyarakat di wilayah tanduk Afrika ini. 

Selain itu, Kepala Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, Samantha Power menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan pendanaan sebesar USD 151 juta atau senilai Rp2,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan yang ada di Somalia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 22 September 2022

Kekeringan di Tanduk Afrika, Terparah 40 Tahun Terakhir

Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca.

Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca. - AMISOM Public Information -

Context.id, JAKARTA - Wilayah tanduk Afrika sedang mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat perubahan cuaca. Pasalnya, sejumlah ahli menyatakan bahwa kawasan yang berada di timur Afrika itu diprediksi kembali gagal mengalami musim hujan untuk kelima kalinya. 

Alhasil, sejumlah negara yang berada di wilayah tersebut, seperti Somalia diprediksi oleh PBB akan mengalami kelaparan, yang mungkin akan lebih parah dibandingkan oleh bencana kelaparan pada 2011 silam.

Diketahui, musibah kelaparan pada 2011 telah menewaskan lebih dari 25 persen warga Somalia, yang separuh dari jumlah tersebut adalah perempuan dan anak-anak.

“Sekarang ini saatnya mengambil tindakan,” ujar seorang utusan khusus Somalia di bidang kekeringan, Abdirahman Abdishakur Warsame dalam sidang umum PBB. 

Senada, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga menyatakan bahwa hal ini merupakan bencana kemanusiaan dan bukan sebuah peristiwa yang dilebih-lebihkan. 

Maka dari itu, Antonio juga mengajak negara-negara PBB untuk turut membantu para masyarakat di semenanjung Afrika tersebut. “Jika kita bertindak sekarang, maka kita bisa mencegah hal yang buruk terjadi,” ujar Antonio.


Negara-negara Sudah Menyalurkan Bantuan

Sejumlah negara di dunia, seperti Italia, Inggris, dan Qatar sudah berjanji untuk menyalurkan dana ratusan dolar sebagai dana bantuan tambahan untuk masyarakat di wilayah tanduk Afrika ini. 

Selain itu, Kepala Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, Samantha Power menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan pendanaan sebesar USD 151 juta atau senilai Rp2,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan yang ada di Somalia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025