Presiden Erdogan Ingin Turki Gabung Aliansi Rusia-China
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang di dalamnya terdapat Rusia dan China.
Context, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang di dalamnya terdapat Rusia dan China. Hal ini diungkapkan langsung oleh Erdogan ketika dirinya menghadiri KKT SCO di Uzbekistan pada Jumat (16/9/2022).
Dilansir Bloomberg, dalam KTT yang dihadiri Erdogan tersebut, ia juga sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Jika tawarannya untuk bergabung dengan SCO, maka Turki akan menjadi negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang menjalin aliansi dengan Rusia dan China.
Keputusan yang dilakukan Turki sebagai anggota NATO ini cukup berani. Pasalnya, akhir-akhir ini hubungan antara NATO dengan Rusia yang merupakan anggota SCO sedang tidak baik-baik saja. Terutama, disebabkan oleh invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Erdogan juga mengatakan bahwa bergabungnya Turki dengan SCO akan mempererat hubungan Turki dengan negara-negara anggota SCO.
“Hubungan kami dengan negara-negara ini akan dipindahkan ke posisi yang jauh berbeda dengan langkah ini [bergabung ke SCO],” ujar Erdogan.
Sudah Berafiliasi dengan SCO Sejak 2013
Sebelumnya, Turki merupakan mitra dialog dari SCO yang beranggotakan Rusia, China, India, Pakistan, Kirgistan, Tajikistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan yang terbaru Iran.
Tapi, pada saat Turki menghadiri KTT SCO di Uzbekistan beberapa waktu lalu, Presiden Erdogan mengungkapkan bahwa ia ingin terjun lebih dalam di SCO, yaitu menjadi anggotanya.
Profesor Hubungan Internasional Cagri Erhan menyebutkan bahwa langkah yang dilakukan Turki kali ini adalah untuk menunjukkan posisinya di tengah panasnya situasi geopolitik dunia. “Apa yang dilakukan Ankara tidak mengejar alternatif ke Barat, tetapi membangun hubungan yang seimbang dengan seluruh dunia,” kata Cagri.
Dengan bergabungnya Turki dengan SCO, negara dua benua tersebut akan lebih mudah untuk mencapai tujuan-tujuan internasionalnya. Seperti salah satunya, keinginan untuk dihentikannya serangan Rusia di Ukraina.
Pada saat KTT SCO di Uzbekistan tersebut, Erdogan juga telah mencoba untuk membujuk Putin untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki.
"Kami melakukan upaya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina melalui diplomasi sesegera mungkin," kata Erdogan dikutip trtworld.com.
RELATED ARTICLES
Presiden Erdogan Ingin Turki Gabung Aliansi Rusia-China
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang di dalamnya terdapat Rusia dan China.
Context, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang di dalamnya terdapat Rusia dan China. Hal ini diungkapkan langsung oleh Erdogan ketika dirinya menghadiri KKT SCO di Uzbekistan pada Jumat (16/9/2022).
Dilansir Bloomberg, dalam KTT yang dihadiri Erdogan tersebut, ia juga sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Jika tawarannya untuk bergabung dengan SCO, maka Turki akan menjadi negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang menjalin aliansi dengan Rusia dan China.
Keputusan yang dilakukan Turki sebagai anggota NATO ini cukup berani. Pasalnya, akhir-akhir ini hubungan antara NATO dengan Rusia yang merupakan anggota SCO sedang tidak baik-baik saja. Terutama, disebabkan oleh invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Erdogan juga mengatakan bahwa bergabungnya Turki dengan SCO akan mempererat hubungan Turki dengan negara-negara anggota SCO.
“Hubungan kami dengan negara-negara ini akan dipindahkan ke posisi yang jauh berbeda dengan langkah ini [bergabung ke SCO],” ujar Erdogan.
Sudah Berafiliasi dengan SCO Sejak 2013
Sebelumnya, Turki merupakan mitra dialog dari SCO yang beranggotakan Rusia, China, India, Pakistan, Kirgistan, Tajikistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan yang terbaru Iran.
Tapi, pada saat Turki menghadiri KTT SCO di Uzbekistan beberapa waktu lalu, Presiden Erdogan mengungkapkan bahwa ia ingin terjun lebih dalam di SCO, yaitu menjadi anggotanya.
Profesor Hubungan Internasional Cagri Erhan menyebutkan bahwa langkah yang dilakukan Turki kali ini adalah untuk menunjukkan posisinya di tengah panasnya situasi geopolitik dunia. “Apa yang dilakukan Ankara tidak mengejar alternatif ke Barat, tetapi membangun hubungan yang seimbang dengan seluruh dunia,” kata Cagri.
Dengan bergabungnya Turki dengan SCO, negara dua benua tersebut akan lebih mudah untuk mencapai tujuan-tujuan internasionalnya. Seperti salah satunya, keinginan untuk dihentikannya serangan Rusia di Ukraina.
Pada saat KTT SCO di Uzbekistan tersebut, Erdogan juga telah mencoba untuk membujuk Putin untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki.
"Kami melakukan upaya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina melalui diplomasi sesegera mungkin," kata Erdogan dikutip trtworld.com.
POPULAR
RELATED ARTICLES