Share

Home Stories

Stories 16 September 2022

Sejarah di Balik Hari Perlindungan Lapisan Ozon

Tepat pada hari ini (16/9/2022), dunia sedang memperingati Hari Perlindungan Lapisan Ozon Internasional.

Aksesi Jamaika pada amandemen Protokol Montreal tentang Zat yang Merusak Lapisan Ozon. -legal.un.org-

Context, JAKARTA - Tepat pada hari ini (16/9/2022), dunia sedang memperingati Hari Perlindungan Lapisan Ozon Internasional. Pemilihan tanggal ini ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk memperingati hari perjanjian Protokol Montreal yang ditandatangani 35 tahun yang lalu.

Lapisan ozon adalah salah satu unsur yang paling penting bagi bumi. Tanpa lapisan ozon, kemungkinan besar manusia tidak akan bisa menerima energi yang dipancarkan sinar matahari. 

Pasalnya, lapisan ozon telah melindungi bumi dari sebagian besar radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya. Karena itu, penipisan lapisan tersebut telah menggerakkan para ilmuwan untuk mencari cara agar hal-hal buruk tidak terjadi.

Pada akhir 1970-an, para ilmuwan menemukan bahwa aktivitas manusia telah menciptakan lubang besar di lapisan pelindung bumi ini. Dilansir ozone.unep.org, lubang-lubang pada lapisan ozon tersebut disebabkan oleh gas perusak ozon atau ozone-depleting gases (ODS). ODS sendiri dihasilkan dari penggunaan aerosol dan pendinginan seperti lemari es, pendingin ruangan (AC), dan lain sebagainya. 

Pernyataan para ilmuwan terhadap penipisan lapisan ozon tersebut telah mendorong masyarakat internasional membentuk mekanisme kerja sama untuk melindungi lapisan ozon. Kemudian, hal tersebut menjadi formal dengan dibuatnya Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon.

Konvensi Wina diikuti dan ditandatangani oleh 28 negara pada 22 Maret 1985. Lalu, pada September 1987, disusun lah Protokol Montreal tentang Zat yang merusak lapisan ozon. Di bawah protokol ini lah, mulai dari pemerintah, ilmuwan, hingga industri di seluruh dunia bekerja sama untuk mengurangi 99 persen zat perusak ozon.


Protokol Montreal

Protokol Montreal bertujuan untuk melindungi lapisan ozon dengan melakukan beberapa langka, seperti mengendalikan total produksi global dan konsumsi zat-zat yang bisa menipiskan lapisan ozon. Kemudian, protokol ini juga berisikan persyaratan pengendalian untuk hampir 100 bahan kimia, dengan tujuan akhir menghilangkan sepenuhnya.

Meskipun begitu, ada beberapa zat yang diberikan pengecualian karena belum ditemukan penggantinya. Salah satunya adalah zat yang terdapat pada inhaler dosis terukur atau metered dose inhaler (MDI) yang biasa digunakan untuk mengobati asma.

Dilansir un.org, awalnya protokol ini hanya terfokus untuk mengurangi zat kimia Klorofluorokarbon (CFC) dan Halon. Kemudian pada 15 Oktober 2016 di Kigali, Rwanda, seluruh anggota Protokol Montreal tentang Zat yang Merusak Lapisan Ozon mencapai kesepakatan pada Pertemuan Para Pihak ke-28 untuk mengurangi hidrofluorokarbon (HFC). Pertemuan tersebut juga disebut sebagai Amandemen Kigali.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 16 September 2022

Sejarah di Balik Hari Perlindungan Lapisan Ozon

Tepat pada hari ini (16/9/2022), dunia sedang memperingati Hari Perlindungan Lapisan Ozon Internasional.

Aksesi Jamaika pada amandemen Protokol Montreal tentang Zat yang Merusak Lapisan Ozon. -legal.un.org-

Context, JAKARTA - Tepat pada hari ini (16/9/2022), dunia sedang memperingati Hari Perlindungan Lapisan Ozon Internasional. Pemilihan tanggal ini ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk memperingati hari perjanjian Protokol Montreal yang ditandatangani 35 tahun yang lalu.

Lapisan ozon adalah salah satu unsur yang paling penting bagi bumi. Tanpa lapisan ozon, kemungkinan besar manusia tidak akan bisa menerima energi yang dipancarkan sinar matahari. 

Pasalnya, lapisan ozon telah melindungi bumi dari sebagian besar radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya. Karena itu, penipisan lapisan tersebut telah menggerakkan para ilmuwan untuk mencari cara agar hal-hal buruk tidak terjadi.

Pada akhir 1970-an, para ilmuwan menemukan bahwa aktivitas manusia telah menciptakan lubang besar di lapisan pelindung bumi ini. Dilansir ozone.unep.org, lubang-lubang pada lapisan ozon tersebut disebabkan oleh gas perusak ozon atau ozone-depleting gases (ODS). ODS sendiri dihasilkan dari penggunaan aerosol dan pendinginan seperti lemari es, pendingin ruangan (AC), dan lain sebagainya. 

Pernyataan para ilmuwan terhadap penipisan lapisan ozon tersebut telah mendorong masyarakat internasional membentuk mekanisme kerja sama untuk melindungi lapisan ozon. Kemudian, hal tersebut menjadi formal dengan dibuatnya Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon.

Konvensi Wina diikuti dan ditandatangani oleh 28 negara pada 22 Maret 1985. Lalu, pada September 1987, disusun lah Protokol Montreal tentang Zat yang merusak lapisan ozon. Di bawah protokol ini lah, mulai dari pemerintah, ilmuwan, hingga industri di seluruh dunia bekerja sama untuk mengurangi 99 persen zat perusak ozon.


Protokol Montreal

Protokol Montreal bertujuan untuk melindungi lapisan ozon dengan melakukan beberapa langka, seperti mengendalikan total produksi global dan konsumsi zat-zat yang bisa menipiskan lapisan ozon. Kemudian, protokol ini juga berisikan persyaratan pengendalian untuk hampir 100 bahan kimia, dengan tujuan akhir menghilangkan sepenuhnya.

Meskipun begitu, ada beberapa zat yang diberikan pengecualian karena belum ditemukan penggantinya. Salah satunya adalah zat yang terdapat pada inhaler dosis terukur atau metered dose inhaler (MDI) yang biasa digunakan untuk mengobati asma.

Dilansir un.org, awalnya protokol ini hanya terfokus untuk mengurangi zat kimia Klorofluorokarbon (CFC) dan Halon. Kemudian pada 15 Oktober 2016 di Kigali, Rwanda, seluruh anggota Protokol Montreal tentang Zat yang Merusak Lapisan Ozon mencapai kesepakatan pada Pertemuan Para Pihak ke-28 untuk mengurangi hidrofluorokarbon (HFC). Pertemuan tersebut juga disebut sebagai Amandemen Kigali.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025