Setelah BBM, Listrik juga Semakin Mahal?
Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengusulkan agar menaikkan daya listrik rumah orang-orang miskin dan rentan miskin dari 450 VA menjadi 900 VA.
Context, JAKARTA - Dalam rapat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Senin (12/9/2022) kemarin,, Banggar mengusulkan untuk adanya penghapusan daya listrik 450 volt ampere (VA) untuk rumah tangga.
Dalam rapat tersebut, Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengusulkan agar menaikkan daya listrik rumah orang-orang miskin dan rentan miskin dari 450 VA menjadi 900 VA. Bahkan, yang sudah memiliki daya listrik 900 VA juga diusulkan untuk dialihkan ke 1.200 VA.
Mengingat subsidi energi yang selama ini tidak tepat sasaran dan akhirnya memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM, membuat Said mengusulkan agar kelebihan pasokan (over supply) yang dialami oleh listrik bisa diatasi dengan pengalihan daya listrik rumah tangga. Tujuannya, agar negara tidak dua kali mengalami kerugian besar.
"Ketika presiden, Pak Jokowi awal dulu menjadikan program prioritas nasional seperti PLN, 35 gigawatt [GW], tiba-tiba sekarang beritanya PLN itu over supply 6 GW, tahun depan PLN akan masuk lagi 1,4 GW, diperkirakan tahun 2026 masuk 7,5 GW," ujar Said, dikutip dari Bisnis.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa adanya rencana pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) akan menambah pasokan listrik. Sehingga, diperkirakan pada 2030 nanti over supply listrik akan mencapai 41 gigawatt (GW).
"Bisa dibayangkan kalau 1 GW itu karena memang top take or pay [pemerintah harus membayar ongkos produksi], harus bayar, 1 GW [bayar] Rp3 triliun. Bermanis-manis juga bayar Rp3 triliun, senyum Rp3 triliun, merengut Rp3 triliun, dia nggak bisa diapa-apain, wajib bayar aja Rp3 triliun," jelasnya.
Karena itu, Said menjelaskan bahwa menaikkan daya listrik adalah cara untuk menaikkan permintaan (demand). Dengan begitu, over supply listrik akan berkurang.
"Kalau dari 450 VA kita naikkan 900 VA kan nggak perlu biaya, PLN tinggal datang ngotak-ngatik kotak meteran, diutak-atik dari 450 VA dia ubah ke 900 VA selesai, kenapa itu tidak ditempuh oleh pemerintah," kata Said.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif belum berencana untuk menghapus golongan daya listrik 450 VA. Arifin juga menyebutkan bahwa peralihan daya listrik ini harus ditinjau terlebih dahulu. Pasalnya, pemerintah baru saja menaikkan harga BBM.
“Kita tidak bisa semuanya, harus bertahap. Harus dibahas dalam rapat bersama menteri-menteri terkait,” ujarnya.
RELATED ARTICLES
Setelah BBM, Listrik juga Semakin Mahal?
Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengusulkan agar menaikkan daya listrik rumah orang-orang miskin dan rentan miskin dari 450 VA menjadi 900 VA.
Context, JAKARTA - Dalam rapat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Senin (12/9/2022) kemarin,, Banggar mengusulkan untuk adanya penghapusan daya listrik 450 volt ampere (VA) untuk rumah tangga.
Dalam rapat tersebut, Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengusulkan agar menaikkan daya listrik rumah orang-orang miskin dan rentan miskin dari 450 VA menjadi 900 VA. Bahkan, yang sudah memiliki daya listrik 900 VA juga diusulkan untuk dialihkan ke 1.200 VA.
Mengingat subsidi energi yang selama ini tidak tepat sasaran dan akhirnya memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM, membuat Said mengusulkan agar kelebihan pasokan (over supply) yang dialami oleh listrik bisa diatasi dengan pengalihan daya listrik rumah tangga. Tujuannya, agar negara tidak dua kali mengalami kerugian besar.
"Ketika presiden, Pak Jokowi awal dulu menjadikan program prioritas nasional seperti PLN, 35 gigawatt [GW], tiba-tiba sekarang beritanya PLN itu over supply 6 GW, tahun depan PLN akan masuk lagi 1,4 GW, diperkirakan tahun 2026 masuk 7,5 GW," ujar Said, dikutip dari Bisnis.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa adanya rencana pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) akan menambah pasokan listrik. Sehingga, diperkirakan pada 2030 nanti over supply listrik akan mencapai 41 gigawatt (GW).
"Bisa dibayangkan kalau 1 GW itu karena memang top take or pay [pemerintah harus membayar ongkos produksi], harus bayar, 1 GW [bayar] Rp3 triliun. Bermanis-manis juga bayar Rp3 triliun, senyum Rp3 triliun, merengut Rp3 triliun, dia nggak bisa diapa-apain, wajib bayar aja Rp3 triliun," jelasnya.
Karena itu, Said menjelaskan bahwa menaikkan daya listrik adalah cara untuk menaikkan permintaan (demand). Dengan begitu, over supply listrik akan berkurang.
"Kalau dari 450 VA kita naikkan 900 VA kan nggak perlu biaya, PLN tinggal datang ngotak-ngatik kotak meteran, diutak-atik dari 450 VA dia ubah ke 900 VA selesai, kenapa itu tidak ditempuh oleh pemerintah," kata Said.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif belum berencana untuk menghapus golongan daya listrik 450 VA. Arifin juga menyebutkan bahwa peralihan daya listrik ini harus ditinjau terlebih dahulu. Pasalnya, pemerintah baru saja menaikkan harga BBM.
“Kita tidak bisa semuanya, harus bertahap. Harus dibahas dalam rapat bersama menteri-menteri terkait,” ujarnya.
POPULAR
RELATED ARTICLES