Stories - 06 September 2022

Inflasi Turki Melebihi 80 Persen, Tertinggi Sejak 1998

Pada Agustus 2022, inflasi turki meroket hingga 80 persen lebih, tertinggi sejak tahun 1998.


Pengunjung di Taksim square, Istanbul, Turki. -Bloomberg-

Context, JAKARTA - Pada Agustus 2022, inflasi turki meroket hingga 80 persen lebih, tertinggi sejak tahun 1998. Meskipun begitu, inflasi ini diperkirakan masih bisa melonjak lagi.

Inflasi tahunan Turki terus meningkat pada 15 bulan terakhir. Dalam satu bulan terakhir, inflasi Turki yang sudah menyentuh angka 79,6 persen pada Juli 2022 year-on-year (yoy), kini meningkat menjadi 80,2 persen pada Agustus 2022.

Dilansir Bloomberg, meroketnya inflasi Turki ini diakibatkan oleh kebijakan yang terlalu memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pinjaman murah yang tadinya direncanakan untuk memperlambat inflasi, tapi malah mendorong inflasi menjadi lebih tinggi.

Selain itu, ketidakstabilan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina juga berkontribusi besar terhadap meningkatnya inflasi negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdoğan tersebut. Pasalnya, perang yang terjadi telah membuat meningkatnya biaya energi dan komoditas global.

Inflasi yang terjadi di Turki sudah terlihat sejak musim gugur yang lalu, atau sekitar bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Pada saat itu, Lira (mata uang Turki) merosot tajam setelah bank sentral memangkas suku bunga secara bertahap sebesar 500 basis poin menjadi 14 persen. 

Meskipun begitu, kabar buruk ini sepertinya belum akan berakhir. Ekonom Bloomberg Selva Bahar Baziki memperkirakan inflasi akan masih meningkat dalam beberapa bulan ke depan. 

“Kami memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang di tengah meningkatnya biaya energi dan setelah bank sentral memangkas suku bunga. Dari yang dilihat, level year-on-year akan mencapai puncaknya pada bulan Oktober sebelum mundur ke 69 persen pada akhir tahun.”


Naiknya Harga-Harga Kebutuhan

Kini, inflasi telah menyerang harga-harga kebutuhan masyarakat di Turki. Dilansir dari Tempo, pada Juli lalu, sektor transportasi menjadi sektor yang paling terdampak inflasi, kenaikan harganya mencapai 123 persen jika dibanding tahun lalu.

Kemudian, harga makanan dan minuman non-alkohol juga mengalami inflasi yang sangat tinggi, yaitu mencapai 94 persen. Di sektor perkakas rumah tangga, inflasinya mencapai 81 persen dibandingkan tahun lalu. Selain itu, inflasi ritel di Istanbul juga terlihat tinggi, yaitu mencapai 100 persen pada bulan lalu.

Naiknya harga-harga kebutuhan ini ternyata juga berdampak pada kehidupan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Turki. Salah satunya adalah Irma Cumak, WNI yang menetap di Ankara ini terpaksa harus menutup toko rotinya karena inflasi.


Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Kronologi Harvey Moeis Jadi Tersangka Kasus Korupsi PT Timah

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Harvey Moeis sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha P ...

Context.id | 28-03-2024

Satelit Starlink Elon Musk Ikut Kawal Mudik Lebaran 2024 di Indonesia

Satelit luar angkasa penyedia jaringan internet milik Elon Musk, Starlink akan ikut hadir dan mengambil peran dalam masa mudik lebaran 2024 di Ind ...

Context.id | 28-03-2024

Rusia Tuding Barat dan Ukraina Dukung Serangan Teroris di Moskow

Tudingan itu dibantah Ukraina dan Prancis

Context.id | 27-03-2024

Ahli HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata Israel

lebih dari 30.000 orang Palestina terbunuh atas tindakan Israel dalam operasi militernya di Gaza

Context.id | 27-03-2024