Share

Home Stories

Stories 01 September 2022

Apa Dampaknya Jika Es Kutub Mencair?

Jika es kutub utara akan habis pada 2040, apa saja dampaknya?

Es kutub utara diprediksi akan habis pada 2040. - Bloomberg -

Context.id, JAKARTA - Baru-baru ini beredar kabar bahwa es kutub utara akan habis pada 2040. Sementara kutub selatan juga sedang mengalami pencairan, walaupun tidak separah kutub utara.

Dilansir dari India Times, hal ini dikarenakan suhu tertinggi di kutub selatan mencapai -12,2 derajat celcius, yang mana lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya, yakni -13,7 derajat celcius pada Desember 2016. Padahal, normalnya wilayah tersebut memiliki suhu -50 dan -60 derajat celcius. 

Dengan demikian, menurut Laporan dari Program Pemantauan dan Penilaian Artik Dewan Artik menyatakan bahwa kutub utara dapat mencair lebih cepat dari 2040. Bahkan prediksinya bisa di musim panas akhir tahun 2030-an.

Adapun penyebabnya adalah karena industri dan tindakan manusia yang menghasilkan karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca lainnya, yang berakibat pada kenaikan suhu global.


Es Kutub Jaga Bumi Tetap Dingin

Padahal, es di kedua kutub ini merupakan suatu fenomena alam yang penting. Dilansir dari World Wildlife, es ini dapat memantulkan panas berlebih ke luar angkasa dan menjaga agar Bumi tetap dingin.

Otomatis, pencairan es kutub ini dapat mengganggu suhu dan pola cuaca di seluruh dunia, yang akan berpengaruh pada satwa liar.

Misalnya, pada dunia perikanan. Suhu air yang lebih dingin atau hangat akan mengubah tempat dan waktu ikan bertelur. Bahkan untuk beberapa satwa tertentu, seperti penyu akan terancam punah. Pasalnya, binatang tersebut cenderung akan melahirkan bayi betina jika suhu pasir sedang panas. 


Mencairnya Es Kutub Mempengaruhi Arus Air Laut

Selain itu, pencairan gletser yang cepat ini dapat mempengaruhi arus laut. Diketahui, air lelehan glasial yang sangat dingin akan mengalir ke perairan laut yang lebih hangat. Dengan demikian, hal itu akan memperlambat arus laut, karena sebenarnya pergerakan air laut berhubungan dengan perpindahan energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya. 

Padahal, arus laut juga mempengaruhi pergerakan angin, aliran udara, penyebaran biota laut, polutan, dan banyak lagi.


Es Mencair Membuat Permukaan Air Laut Jadi Lebih Tinggi

Lebih lanjut, pencairan gletser juga dapat membuat permukaan air laut menjadi meningkat. Soalnya air yang seharusnya beku dan dan menjulang ke atas, malah mencair dan menambah volume air di laut. 

Diketahui, lapisan es Greenland dan Antartika (kutub selatan) merupakan kontributor terbesar kenaikan permukaan laut global. Padahal, lapisan es Greenland sudah menghilang empat kali lebih cepat dibandingkan tahun 2003 dan telah menyumbang 20 persen dari kenaikan permukaan laut selama ini. Jadi andaikata semua es di Greenland mencair, hal tersebut akan menaikkan permukaan laut global hingga 20 kaki atau sekitar 6 meter. 

Sedihnya, jika hal ini terus terjadi, akan banyak kota yang berada di dekat pantai seperti Jakarta dan Pekalongan yang akan tenggelam.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 01 September 2022

Apa Dampaknya Jika Es Kutub Mencair?

Jika es kutub utara akan habis pada 2040, apa saja dampaknya?

Es kutub utara diprediksi akan habis pada 2040. - Bloomberg -

Context.id, JAKARTA - Baru-baru ini beredar kabar bahwa es kutub utara akan habis pada 2040. Sementara kutub selatan juga sedang mengalami pencairan, walaupun tidak separah kutub utara.

Dilansir dari India Times, hal ini dikarenakan suhu tertinggi di kutub selatan mencapai -12,2 derajat celcius, yang mana lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya, yakni -13,7 derajat celcius pada Desember 2016. Padahal, normalnya wilayah tersebut memiliki suhu -50 dan -60 derajat celcius. 

Dengan demikian, menurut Laporan dari Program Pemantauan dan Penilaian Artik Dewan Artik menyatakan bahwa kutub utara dapat mencair lebih cepat dari 2040. Bahkan prediksinya bisa di musim panas akhir tahun 2030-an.

Adapun penyebabnya adalah karena industri dan tindakan manusia yang menghasilkan karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca lainnya, yang berakibat pada kenaikan suhu global.


Es Kutub Jaga Bumi Tetap Dingin

Padahal, es di kedua kutub ini merupakan suatu fenomena alam yang penting. Dilansir dari World Wildlife, es ini dapat memantulkan panas berlebih ke luar angkasa dan menjaga agar Bumi tetap dingin.

Otomatis, pencairan es kutub ini dapat mengganggu suhu dan pola cuaca di seluruh dunia, yang akan berpengaruh pada satwa liar.

Misalnya, pada dunia perikanan. Suhu air yang lebih dingin atau hangat akan mengubah tempat dan waktu ikan bertelur. Bahkan untuk beberapa satwa tertentu, seperti penyu akan terancam punah. Pasalnya, binatang tersebut cenderung akan melahirkan bayi betina jika suhu pasir sedang panas. 


Mencairnya Es Kutub Mempengaruhi Arus Air Laut

Selain itu, pencairan gletser yang cepat ini dapat mempengaruhi arus laut. Diketahui, air lelehan glasial yang sangat dingin akan mengalir ke perairan laut yang lebih hangat. Dengan demikian, hal itu akan memperlambat arus laut, karena sebenarnya pergerakan air laut berhubungan dengan perpindahan energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya. 

Padahal, arus laut juga mempengaruhi pergerakan angin, aliran udara, penyebaran biota laut, polutan, dan banyak lagi.


Es Mencair Membuat Permukaan Air Laut Jadi Lebih Tinggi

Lebih lanjut, pencairan gletser juga dapat membuat permukaan air laut menjadi meningkat. Soalnya air yang seharusnya beku dan dan menjulang ke atas, malah mencair dan menambah volume air di laut. 

Diketahui, lapisan es Greenland dan Antartika (kutub selatan) merupakan kontributor terbesar kenaikan permukaan laut global. Padahal, lapisan es Greenland sudah menghilang empat kali lebih cepat dibandingkan tahun 2003 dan telah menyumbang 20 persen dari kenaikan permukaan laut selama ini. Jadi andaikata semua es di Greenland mencair, hal tersebut akan menaikkan permukaan laut global hingga 20 kaki atau sekitar 6 meter. 

Sedihnya, jika hal ini terus terjadi, akan banyak kota yang berada di dekat pantai seperti Jakarta dan Pekalongan yang akan tenggelam.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025