Share

Home Stories

Stories 08 Agustus 2022

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Tinggi dari China

Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 justru mencapai 5,44 persen (yoy).

Penjual menata kerajinan yang dijual di salah satu UMKM di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/7/2022). - Antara -

Context.id, JAKARTA - Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II pada 2022 justru mencapai 5,44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy).

Pertumbuhan ekonomi nasional ini diukur berdasarkan nilai dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2022, yang mana hal ini dilihat dari angka konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan hasil ekspor-impor.

“Secara tahunan, kinerja ekonomi triwulan II/2022 sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, pada Jumat (5/8/2022).

Menariknya, angka inipun lebih tinggi dibandingkan negara tetangga, seperti China (0,4 persen) dan Singapura (4,8 persen). Pasalnya, saat negara-negara lain sedang kesulitan perihal masalah ekspor dan impor, Indonesia malah mendapat ledakan ekspor oleh sejumlah komoditas andalan bangsa. Apalagi, imbas dari perang Ukraina-Rusia juga membuat harga sejumlah komoditas energi meningkat.

Dilansir dari Bloomberg, ekonomi Indonesia semakin pulih sejak PPKM diperlonggar yang otomatis mendorong mobilitas dan perjalanan masyarakat. Diketahui, pertumbuhan konsumsi swasta juga telah naik dari 4,34 persen menjadi 5,51 persen pada kuartal II/2022.

Kemudian, dari sisi transportasi dan pergudangan naik 21,27 persen (year on year), akomodasi makan dan minum 9,76 persen, sektor industri 4,01 persen, perdagangan 4,42 persen, dan pertanian 1,37 persen. 

Sementara dari segi regional, BPS mencatat bahwa Maluku dan Papua merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal II/2022, yakni sebesar 13,01 persen secara tahunan. Sedangkan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah Bali dengan 3,92 persen, karena pariwisata yang masih belum kembali normal.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 08 Agustus 2022

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Tinggi dari China

Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 justru mencapai 5,44 persen (yoy).

Penjual menata kerajinan yang dijual di salah satu UMKM di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/7/2022). - Antara -

Context.id, JAKARTA - Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II pada 2022 justru mencapai 5,44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy).

Pertumbuhan ekonomi nasional ini diukur berdasarkan nilai dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2022, yang mana hal ini dilihat dari angka konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan hasil ekspor-impor.

“Secara tahunan, kinerja ekonomi triwulan II/2022 sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, pada Jumat (5/8/2022).

Menariknya, angka inipun lebih tinggi dibandingkan negara tetangga, seperti China (0,4 persen) dan Singapura (4,8 persen). Pasalnya, saat negara-negara lain sedang kesulitan perihal masalah ekspor dan impor, Indonesia malah mendapat ledakan ekspor oleh sejumlah komoditas andalan bangsa. Apalagi, imbas dari perang Ukraina-Rusia juga membuat harga sejumlah komoditas energi meningkat.

Dilansir dari Bloomberg, ekonomi Indonesia semakin pulih sejak PPKM diperlonggar yang otomatis mendorong mobilitas dan perjalanan masyarakat. Diketahui, pertumbuhan konsumsi swasta juga telah naik dari 4,34 persen menjadi 5,51 persen pada kuartal II/2022.

Kemudian, dari sisi transportasi dan pergudangan naik 21,27 persen (year on year), akomodasi makan dan minum 9,76 persen, sektor industri 4,01 persen, perdagangan 4,42 persen, dan pertanian 1,37 persen. 

Sementara dari segi regional, BPS mencatat bahwa Maluku dan Papua merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal II/2022, yakni sebesar 13,01 persen secara tahunan. Sedangkan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah Bali dengan 3,92 persen, karena pariwisata yang masih belum kembali normal.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Ada Tuntutan Bubarkan DPR, Secara Hukum Indonesia Bisa?

Tuntutan pembubaran DPR menggaung saat aksi demonstrasi 25 Agustus 2025. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut hal itu secara hukum tid ...

Renita Sukma . 14 September 2025

Fakta Unik, Gelombang Panas Bisa Bikin Kita Cepat Menua

Sebelumnya gelombang panas diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat serangan panas, iskemia dan masalah kesehatan lainnya

Jessica Gabriela Soehandoko . 12 September 2025

PBB Sebut Waktu Pencegahan Eskalasi Kelaparan di Gaza Terbatas

PBB menyoroti fenomena kelaparan di Gaza dan menyebut sempitnya peluang untuk mencegah kelaparan menyebar di kota ini.

Renita Sukma . 08 September 2025

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025