Stories - 03 August 2022

Keempat Kalinya di 2022, Paus Sperma Mati di Daratan

Seekor paus sperma yang terdampar sejak Senin (1/8/2022) meninggal dunia di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (3/8/2022).


Seekor paus sperma yang terdampar sejak Senin (1/8/2022) meninggal dunia di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (3/8/2022).

Context.id, JAKARTA - Seekor paus sperma yang terdampar sejak Senin (1/8/2022) meninggal dunia di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (3/8/2022).

Dengan demikian, ini adalah keempat kalinya mamalia bergigi terbesar di dunia itu terdampar dan mati di 2022. Soalnya sebelumnya, pernah ada kejadian paus sperma terdampar di Kabupaten Kupang pada Januari dan April, serta di Kabupaten Sumba pada bulan Maret.

Pada dasarnya paus sperma atau yang juga dikenal sebagai paus kepala kotak merupakan hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi. Adapun dinamakan paus sperma karena organ spermaceti yang terletak di kepalanya dan menghasilkan zat lilin putih yang mulanya disalahpahami sebagai sperma oleh penangkap paus purba. 

Menariknya, persentase zat lilin inipun berubah-ubah. Zat lilin ini dapat meningkat mulai dari 40-90 persen tergantung dari usia dan jenis kelamin paus. 

Biasanya paus sperma hidup dalam kawanan di permukaan laut hingga laut dalam. Selain itu, mereka juga sering berburu makanan di perairan gelap. Maka dari itu, walaupun beberapa orang percaya bahwa paus sperma adalah satu-satunya ikan paus dengan tenggorokan yang cukup besar untuk menelan manusia bulat-bulat, tetapi hal tersebut dipercaya tidak pernah terjadi.

Selain itu, terdapat pula sejumlah fakta mencengangkan tentang paus sperma ini yang telah dirangkum oleh Context.

 

1. Mamalia Penyelam Terdalam di Dunia

Paus sperma ini dapat menyelam lebih dari 9.500 kaki (2,9 km) dan menjadi mamalia laut penyelam terdalam di dunia. Oleh sebab itu, mereka seringkali menggunakan sonar untuk mengetahui keadaan sekitar. 
 

2. Muntahannya Digunakan untuk Parfum

Paus sperma inipun menjadi terkenal karena ambergris atau yang lebih dikenal dengan muntahan paus. Pasalnya, cairan yang kemudian menjadi bongkahan batu ini seringkali digunakan sebagai zat pengawet parfum dan dapat dijual dengan harga yang sangat mahal. 

Menariknya, walaupun disebut sebagai muntahan, ambergris merupakan sisa pencernaan paus dan bukan “muntahan” yang keluar dari mulut. 
 

3. Paus Sperma Tidur Berdiri

Diketahui, paus sperma bisa menghabiskan 10-15 menit untuk tidur secara vertikal di dekat permukaan laut. Menariknya, penelitian menyatakan bahwa paus sperma merupakan salah satu hewan yang paling kurang tidur di dunia. 
 

4. Satu Tubuh Paus Setara dengan 3 Miliar Kalori

Saat pembuat film satwa liar, Disneynature, Jeff Wilson diwawancarai terkait bangkai paus sperma yang terdampar menjadi makanan beruang kutub, ia menyatakan bahwa satu tubuh paus setara dengan 3 miliar kalori.

“Ada sekitar tiga miliar kalori dalam satu individu paus sperma tersebut,” ujar Jeff. 

 

5. Pernah Ditemukan Bangkai Paus Sperma yang Penuh Plastik

Pada 2018 lalu, ditemukan sampah plastik sebanyak 5,9 kilogram di dalam perut bangkai Paus Sperma yang terdampar di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Hal inipun mempertegas fakta bahwa sampah plastik mengancam kehidupan satwa dan keberlangsungan ekosistem.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Tuai Pro-Kontra, Parlemen Swedia Sahkan Revisi UU Pergantian Kelamin

Parlemen Swedia telah mengesahkan revisi undang-undang baru yang memudahkan seseorang untuk mengubah jenis kelamin mereka

Context.id | 19-04-2024

Google Kembali PHK Karyawan, CEO Memprediksi Tahun Depan Juga

Sebelumnya, Google telah memecat ratusan karyawan pada Januari lalu demi efisiensi keuangan untuk pengembangan teknologi AI

Context.id | 19-04-2024

OJ Simpson, Dari Superstar Jadi Narapidana

Dia kemudian mencapai rekor dan menjadi salah satu pemain terhebat dalam sejarah American football.

Noviarizal Fernandez | 19-04-2024

Post Holiday Blues, Depresi Setelah Liburan

Tak jarang ditemui setelah liburan ada yang belum siap untuk kembali melakukan rutinitas sehingga mengalami kecemasan

Context.id | 19-04-2024