Share

Home Stories

Stories 03 Agustus 2022

Harga BBM Nonsubsidi Naik, Gimana Dengan BBM Subsidi?

Hari ini, Rabu (3/8/2022), PT Pertamina kembali menaikan harga bahan bakar (BBM) non subsidi, yakni Pertamina Dex, Dexlite, dan Pertamax Turbo.

Petugas mengisi bahan bakar minyak di SPBU Pertamina di Jakarta, Minggu (13/2/2022). - Bisnis Indonesia -

Context.id, JAKARTA - Hari ini, Rabu (3/8/2022), PT Pertamina kembali menaikan harga bahan bakar (BBM) non subsidi, yakni Pertamina Dex, Dexlite, dan Pertamax Turbo. 

Hal ini pun dilakukan untuk melaksanakan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. 

Maka dari itu, harga Pertamax Turbo yang mulanya berkisar Rp16.200-16.550, naik menjadi Rp17.900-18.250. Lalu, harga Dexlite yang mulanya berkisar Rp15.000-15.700 naik menjadi Rp17.800-18.150. Sementara harga Pertamina Dex dari semula Rp16.500-17.200 naik menjadi Rp18.900-19.600.

Kemudian, perihal pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar yang semula ditargetkan untuk terlaksana pada awal bulan Agustus ini, dipastikan akan molor. 

Pasalnya, peraturan revisi mengenai pembatasan konsumsi BBM subsidi masih belum rampung. “Kalau bulan Agustus (penerapannya) ini belum, kan belum terbit (revisinya),” ujar Anggota Komisi BPH Migas Saleh Abdurrahman. 

Namun, Saleh pun berharap agar revisi tersebut dapat diselesaikan pada bulan depan, mengingat harga minyak dunia yang sedang naik dan rata-rata BBM bersubsidi yang diprediksi melebihi kuota. Selain itu, pembatasan ini juga dilakukan agar upaya penyaluran subsidi tepat sasaran.

“Kami tunggu aturannya dulu, baru diterapkan. Harapannya September,” ujar Saleh. 

Diketahui, berdasarkan perhitungan dari PT Pertamina Patra Niaga, estimasi permintaan untuk JBT solar mencapai 17,2 juta KL dan JBKP Pertalite di angka 28,4 juta KL. Padahal, kuota yang tersedia untuk JBT solar hanya berada di angka 14,9 juta KL dan JBKP Pertalite sekitar 23,05 juta KL. Oleh karena itu, terdapat kekurangan kuota sebesar 7,65 KL di semester kedua 2022. 

Adapun mobil yang diperbolehkan untuk menggunakan BBM subsidi adalah mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 CC, seperti Toyota Avanza, Toyota Rush, Honda Brio, Honda HR-V, Suzuki Ertiga, Daihatsu Ayla, Mitsubishi Xpander, dan lain-lainnya.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 03 Agustus 2022

Harga BBM Nonsubsidi Naik, Gimana Dengan BBM Subsidi?

Hari ini, Rabu (3/8/2022), PT Pertamina kembali menaikan harga bahan bakar (BBM) non subsidi, yakni Pertamina Dex, Dexlite, dan Pertamax Turbo.

Petugas mengisi bahan bakar minyak di SPBU Pertamina di Jakarta, Minggu (13/2/2022). - Bisnis Indonesia -

Context.id, JAKARTA - Hari ini, Rabu (3/8/2022), PT Pertamina kembali menaikan harga bahan bakar (BBM) non subsidi, yakni Pertamina Dex, Dexlite, dan Pertamax Turbo. 

Hal ini pun dilakukan untuk melaksanakan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. 

Maka dari itu, harga Pertamax Turbo yang mulanya berkisar Rp16.200-16.550, naik menjadi Rp17.900-18.250. Lalu, harga Dexlite yang mulanya berkisar Rp15.000-15.700 naik menjadi Rp17.800-18.150. Sementara harga Pertamina Dex dari semula Rp16.500-17.200 naik menjadi Rp18.900-19.600.

Kemudian, perihal pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar yang semula ditargetkan untuk terlaksana pada awal bulan Agustus ini, dipastikan akan molor. 

Pasalnya, peraturan revisi mengenai pembatasan konsumsi BBM subsidi masih belum rampung. “Kalau bulan Agustus (penerapannya) ini belum, kan belum terbit (revisinya),” ujar Anggota Komisi BPH Migas Saleh Abdurrahman. 

Namun, Saleh pun berharap agar revisi tersebut dapat diselesaikan pada bulan depan, mengingat harga minyak dunia yang sedang naik dan rata-rata BBM bersubsidi yang diprediksi melebihi kuota. Selain itu, pembatasan ini juga dilakukan agar upaya penyaluran subsidi tepat sasaran.

“Kami tunggu aturannya dulu, baru diterapkan. Harapannya September,” ujar Saleh. 

Diketahui, berdasarkan perhitungan dari PT Pertamina Patra Niaga, estimasi permintaan untuk JBT solar mencapai 17,2 juta KL dan JBKP Pertalite di angka 28,4 juta KL. Padahal, kuota yang tersedia untuk JBT solar hanya berada di angka 14,9 juta KL dan JBKP Pertalite sekitar 23,05 juta KL. Oleh karena itu, terdapat kekurangan kuota sebesar 7,65 KL di semester kedua 2022. 

Adapun mobil yang diperbolehkan untuk menggunakan BBM subsidi adalah mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 CC, seperti Toyota Avanza, Toyota Rush, Honda Brio, Honda HR-V, Suzuki Ertiga, Daihatsu Ayla, Mitsubishi Xpander, dan lain-lainnya.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025