Stories - 02 August 2022

Jika Bumi Berotasi Semakin Cepat, Apa Dampaknya?

Menurut ilmuwan, semakin cepatnya rotasi Bumi akan berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat manusia menjadi melayang-layang. Bagaimana bisa?


Planet Bumi. -NASA-

Context, JAKARTA - Normalnya, Bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk berputar atau berotasi pada porosnya. Namun, pada 29 Juli lalu para ilmuwan mendapatkan Bumi berotasi lebih cepat dari biasanya, yaitu sekitar 23 jam dan 56 menit.

Bumi, sama seperti hampir semua planet akan berputar pada porosnya. Dilansir dari Cool Cosmos, Bumi berotasi disebabkan oleh cara pembentukannya. Sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, tata surya kita terbentuk ketika awan besar gas dan debu mulai runtuh karena gravitasi. 

Kemudian, beberapa materi di dalam awan ini berkumpul menjadi sebuah pusaran dan berotasi, hingga akhirnya membentuk menjadi banyak planet, salah satunya Bumi. Selama proses pembentukan, gaya berputarnya akan semakin cepat saat materi-materi pembentuknya berkumpul menjadi lebih dekat. 

Setelah terbentuk menjadi planet, maka gaya putar tersebut akan terus bertahan. Bumi dan planet-planet lainnya masih terus berputar karena tidak adanya gaya yang bekerja untuk menghentikannya. Contohnya, sama seperti bola yang berputar di udara. Jika tidak ada yang menyentuh atau jatuh ke tanah, bola tersebut akan terus berputar.


Tidak Hanya Terjadi Sekali

Saat ini, ilmuwan sudah sepakat bahwa bumi akan berotasi selama kurang lebih 24 jam. Namun, beberapa kali Bumi terdeteksi berotasi lebih cepat dari biasanya. Hal ini tidak terjadi pada 29 Juli 2022 saja, namun juga pernah terjadi sebelumnya.

Dilansir dari Financial Express, Bumi pernah mencatatkan rekor rotasi tercepatnya pada 19 Juli 2020. Saat itu, Bumi tercatat berotasi 1,47 milidetik lebih pendek dari biasanya untuk menyelesaikan satu putaran. Hal ini juga menjadikan 19 Juli 2020 sebagai hari terpendek sepanjang sejarah.


Bumi Berputar Lebih Cepat Dibanding 50 Tahun Lalu

Menurut para ilmuwan, rotasi Bumi sejatinya adalah terus melambat. Menurut Science Focus, panjang hari akan terus meningkat dengan rata-rata 1,8 milidetik per abadnya. Artinya, pada 600 juta tahun silam, satu hari di Bumi hanya berlangsung selama 21 jam, lebih cepat tiga jam dari saat ini.

Hari-hari yang semakin panjang ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti efek pasang surut Bulan dan Matahari, kopling inti mantel di dalam Bumi, dan distribusi massa keseluruhan di planet ini. Kemudian aktivitas seismik, glasiasi, cuaca, lautan, dan medan magnet bumi juga dapat memengaruhi panjang hari.

Baru pada tahun 2020, para ilmuwan menemukan suatu keanehan pada rotasi Bumi. Bukannya melambat seperti biasa, Bumi malah kedapatan berotasi lebih cepat dari biasanya. Bahkan menurut para ilmuwan, Bumi sudah berotasi lebih cepat jika dibandingkan 50 tahun yang silam.


Apa Penyebabnya?

Hingga saat ini, belum ada kesimpulan dari penelitian manapun yang berkaitan dengan penyebab bumi berputar atau berotasi lebih cepat. Tapi, para ilmuwan telah mengumpulkan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab semakin cepatnya rotasi bumi.

Pada sebuah penelitian yang diterbitkan di Geophysical Research Letters dari American Geophysical Union, menyebutkan bahwa pemanasan global adalah penyebab utamanya. Gletser yang semakin cair dengan signifikan telah membuat rotasi Bumi menjadi lebih cepat sejak tahun 1990-an. 

Kemungkinan lainnya menyebutkan bahwa rotasi Bumi bisa menjadi lebih cepat karena adanya aktivitas seismik. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh goyangan Chandler. Dikutip dari Geologi, Goyangan Chandler atau The Chandler Wobble adalah contoh dari jenis gerak yang dapat terjadi untuk benda berputar yang tidak berbentuk bola.


Lantas, Apa Jadinya Jika Rotasi Bumi Semakin Cepat?

Melansir dari Science ABC, ada beberapa hal yang bisa terjadi jika rotasi Bumi semakin lama semakin cepat. Salah satunya, adalah bobot manusia dan objek lainnya yang ada di Bumi bisa semakin ringan, bahkan menjadi tanpa bobot. 

Saat ini, jika ada seseorang yang berbobot 100 kg di wilayah Arctic, maka orang tersebut kemungkinan akan berbobot 99 kg di wilayah khatulistiwa. Hal ini bisa terjadi karena adanya gaya sentrifugal. Ini juga menandakan semakin cepatnya putaran, maka semakin ringan bobot orang tersebut. 

Sehingga jika Bumi berotasi hingga 17.641 mil per jam, maka gaya sentrifugal akan membuat manusia yang hidup di Bumi menjadi tidak memiliki bobot. Dalam kata lain, manusia akan melayang-layang di udara. 

Selain itu, rotasi Bumi yang semakin cepat otomatis akan mempercepat hari kita. Semakin cepat rotasi, maka hari akan lebih pendek, begitu pun sebaliknya. Jika suatu saat nanti Bumi berputar semakin cepat, bukan tidak mungkin jika satu hari di bumi akan kembali menjadi 21 jam seperti 600 juta tahun yang lalu.

Dampak lainnya yang bisa terjadi adalah meningkatnya kecepatan angin. Meskipun rotasi Bumi bukan faktor utama yang menggerakan atmosfer, tapi rotasi yang semakin cepat dapat menyebabkan angin bergerak semakin cepat pula. Karena hal ini, angin topan, tornado, hingga badai pun bisa saja lebih sering terjadi.

Kemudian, percepatan rotasi Bumi ini juga bisa menyebabkan banyak kota tenggelam karena air yang semakin naik. Dengan rotasi satu mph lebih cepat saja, air di sekitar khatulistiwa bisa naik beberapa inci dalam jangka waktu yang lebih dari sehari. Bayangkan jika Bumi berotasi sangat cepat, kota-kota yang sudah ada di bawah permukaan laut seperti Venesia, Mumbai, hingga Jakarta sekalipun sudah pasti akan menghilang.


Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Profi Tiga Hakim Dissenting Opinion Putusan MK Soal Pilpres 2024

Tiga hakim ajukan pendapat berbeda dengan lima hakim lainnya terkait putusan MK yang menolak permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Context.id | 23-04-2024

Makna Simbolis dari Penetapan Hari Buku Sedunia

Raja Alfonso XIII dari Spanyol punya peran besar dalam menetapkan tanggal peringatan hari buku sedunia

Context.id | 23-04-2024

Pertama dalam Sejarah, Dissenting Opinion dalam Sidang Sengketa Pilpres

Tiga orang hakim MK menyampaikan dissenting opinion dari mayoritas hakim lainnya terkait putusan MK soal sengketa pilpres.

Context.id | 23-04-2024

Anak Muda Jepang Ogah Beli Mobil, Kenapa?

Tren penurunan pembelian mobil oleh anak muda disebut Wakamono no Kuruma Banare atau pemisahan generasi muda dari mobil.

Context.id | 23-04-2024