Share

Home Stories

Stories 02 Agustus 2022

Pelaku Wisata Mogok Kerja Imbas Tiket Pulau Komodo Naik

Tarif untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo naik menjadi Rp3,75 juta per orang dalam setahun, mulai kemarin, Senin (1/8/2022).

Foto udara Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). - Antara -

Context.id, JAKARTA - Tarif untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo naik menjadi Rp3,75 juta per orang dalam setahun, mulai kemarin, Senin (1/8/2022). Selain itu, pengunjung di Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dibatasi. 

“Di samping itu juga, akan dilakukan pembatasan jumlah pengunjung di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Pelaksanaan tarifnya tetap diberlakukan mulai hari ini (Senin 1 Agustus 2022) dan akan terus kita lakukan evaluasi serta sosialisasi pada masyarakat,” ujar Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Menanggapi hal tersebut, para pelaku wisata di Labuan Bajo pun melakukan aksi mogok kerja, per Senin (1/8/2022). “Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisaya, termasuk grup saya juga,” ujar Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans. 

Sekalipun itu, aksi mogok ini ternyata dimanfaatkan para pelaku wisata untuk melakukan hal-hal positif. Mulai dari 1-5 Agustus 2022, aksi mogok kerja akan diisi dengan kegiatan memungut sampah di area kota Labuan Bajo. Lalu pada 6-10 Agustus 2022, seluruh asosiasi akan melakukan aksi maraton berupa pawai, orasi, dan pernyataan sikap di Kantor BTNK, Kantor Bupati Manggarai Barat, Kantor DPRD, dan BPOBLF.

Namun dampak negatifnya, para wisatawan terpaksa membatalkan kunjungannya ke Pulau Komodo. Menurut para wisatawan, sekalipun mereka kurang setuju dengan pemberlakuan kenaikan tiket masuk, pengunjung tidak setuju akan aksi mogok beraktivitas tersebut.

“Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain,” ujar Abed. 

Maka dari itu, Abed pun mendorong agar pelaku wisata di Labuan Bajo untuk berdialog dengan Gubernur NTT secara langsung untuk membicarakan secara baik-baik. “Jadi harus dibicarakan baik-baik dan bukan dengan emosi yang tinggi, apalagi anarkis,” ujar Abed. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 02 Agustus 2022

Pelaku Wisata Mogok Kerja Imbas Tiket Pulau Komodo Naik

Tarif untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo naik menjadi Rp3,75 juta per orang dalam setahun, mulai kemarin, Senin (1/8/2022).

Foto udara Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). - Antara -

Context.id, JAKARTA - Tarif untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo naik menjadi Rp3,75 juta per orang dalam setahun, mulai kemarin, Senin (1/8/2022). Selain itu, pengunjung di Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dibatasi. 

“Di samping itu juga, akan dilakukan pembatasan jumlah pengunjung di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Pelaksanaan tarifnya tetap diberlakukan mulai hari ini (Senin 1 Agustus 2022) dan akan terus kita lakukan evaluasi serta sosialisasi pada masyarakat,” ujar Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Menanggapi hal tersebut, para pelaku wisata di Labuan Bajo pun melakukan aksi mogok kerja, per Senin (1/8/2022). “Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisaya, termasuk grup saya juga,” ujar Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans. 

Sekalipun itu, aksi mogok ini ternyata dimanfaatkan para pelaku wisata untuk melakukan hal-hal positif. Mulai dari 1-5 Agustus 2022, aksi mogok kerja akan diisi dengan kegiatan memungut sampah di area kota Labuan Bajo. Lalu pada 6-10 Agustus 2022, seluruh asosiasi akan melakukan aksi maraton berupa pawai, orasi, dan pernyataan sikap di Kantor BTNK, Kantor Bupati Manggarai Barat, Kantor DPRD, dan BPOBLF.

Namun dampak negatifnya, para wisatawan terpaksa membatalkan kunjungannya ke Pulau Komodo. Menurut para wisatawan, sekalipun mereka kurang setuju dengan pemberlakuan kenaikan tiket masuk, pengunjung tidak setuju akan aksi mogok beraktivitas tersebut.

“Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain,” ujar Abed. 

Maka dari itu, Abed pun mendorong agar pelaku wisata di Labuan Bajo untuk berdialog dengan Gubernur NTT secara langsung untuk membicarakan secara baik-baik. “Jadi harus dibicarakan baik-baik dan bukan dengan emosi yang tinggi, apalagi anarkis,” ujar Abed. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025