Share

Home Stories

Stories 14 Juli 2022

Positivity Rate Covid-19 Indonesia Lampaui Batas WHO

Tingkat penularan mingguan (positivity rate) kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 5 persen atau melampaui batas WHO.

Ilustrasi Positivity Rate Covid-19 Indonesia. - Puspa Larasati -

Context.id, JAKARTA - Tingkat penularan mingguan (positivity rate) kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 5 persen atau melampaui batas yang diharapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Positivity rate mingguan mengalami kenaikan pada pekan kedua Juli menjadi sebesar 5,12 persen,” ujar Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari Tempo.

Pasalnya pada Selasa (12/7/2022), untuk pertama kalinya kasus harian Covid-19 di Indonesia melebihi 3.000 kasus atau 3.361 kasus, yang berarti jumlah kasus sudah naik hingga 6x lipat dibandingkan tanggal yang sama pada bulan Juni. Sedangkan, kasus aktif Covid-19 juga melonjak tajam. Saat ini, Covid-19 sudah menembus angka 20 ribu pasien, yang berarti jumlah kasus sudah naik hingga 4x lipat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Adanya kenaikan kasus aktif dan positif ini perlu kita waspadai karena artinya tingkat penularan di tengah masyarakat kembali meningkat,” ujar Wiku.

Meskipun begitu, beruntungnya angka kematian harian tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Pasalnya pada Selasa (14/7/2022) jumlah kematian 8 orang, sedangkan pada Rabu (13/7/2022) jumlah kematian adalah 12 orang. 


Jawa-Bali Penyumbang Utama Kasus Positif

Pada Selasa (12/7/2022), Jawa dan Bali masih menjadi penyumbang terbesar kasus positif harian dengan persentase 95,45. Sementara untuk Rabu (13/7/2022), penyumbang terbesar berasal dari DKI Jakarta dengan 2.021 kasus, Jawa Barat dengan 756 kasus, Banten dengan 453 kasus, Jawa Timur dengan 221 kasus, dan Bali dengan 110 kasus.

“Hal ini penting untuk menjadi perhatian, sebab ini menandakan bahwa penularan masih terpusat di Pulau Jawa-Bali di mana pergerakan aktivitas masyarakat terjadi paling banyak dan besar,” ujar Wiku.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 14 Juli 2022

Positivity Rate Covid-19 Indonesia Lampaui Batas WHO

Tingkat penularan mingguan (positivity rate) kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 5 persen atau melampaui batas WHO.

Ilustrasi Positivity Rate Covid-19 Indonesia. - Puspa Larasati -

Context.id, JAKARTA - Tingkat penularan mingguan (positivity rate) kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 5 persen atau melampaui batas yang diharapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Positivity rate mingguan mengalami kenaikan pada pekan kedua Juli menjadi sebesar 5,12 persen,” ujar Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari Tempo.

Pasalnya pada Selasa (12/7/2022), untuk pertama kalinya kasus harian Covid-19 di Indonesia melebihi 3.000 kasus atau 3.361 kasus, yang berarti jumlah kasus sudah naik hingga 6x lipat dibandingkan tanggal yang sama pada bulan Juni. Sedangkan, kasus aktif Covid-19 juga melonjak tajam. Saat ini, Covid-19 sudah menembus angka 20 ribu pasien, yang berarti jumlah kasus sudah naik hingga 4x lipat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Adanya kenaikan kasus aktif dan positif ini perlu kita waspadai karena artinya tingkat penularan di tengah masyarakat kembali meningkat,” ujar Wiku.

Meskipun begitu, beruntungnya angka kematian harian tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Pasalnya pada Selasa (14/7/2022) jumlah kematian 8 orang, sedangkan pada Rabu (13/7/2022) jumlah kematian adalah 12 orang. 


Jawa-Bali Penyumbang Utama Kasus Positif

Pada Selasa (12/7/2022), Jawa dan Bali masih menjadi penyumbang terbesar kasus positif harian dengan persentase 95,45. Sementara untuk Rabu (13/7/2022), penyumbang terbesar berasal dari DKI Jakarta dengan 2.021 kasus, Jawa Barat dengan 756 kasus, Banten dengan 453 kasus, Jawa Timur dengan 221 kasus, dan Bali dengan 110 kasus.

“Hal ini penting untuk menjadi perhatian, sebab ini menandakan bahwa penularan masih terpusat di Pulau Jawa-Bali di mana pergerakan aktivitas masyarakat terjadi paling banyak dan besar,” ujar Wiku.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025

China Terus Mencoba Menyaingi Teknologi Cip AS

China terus memperkuat industri cipnya untuk menghadapi tekanan dari Amerika Serikat yang memboikot pengiriman cip ke Negeri Tirai Bambu itu

Renita Sukma . 06 October 2025

Sushila Karki, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Nepal

Setelah meredanya gelombang protes di Nepal, Sushila Karki ditunjuk sebagai Perdana Menteri Sementara dan disebut menandakan tumbuhnya kepercayaan ...

Renita Sukma . 16 September 2025