Stories - 11 July 2022

Enggak Jadi Beli Twitter, Elon Musk Digugat

Bos Tesla Elon Musk tidak jadi akuisisi perusahaan media sosial Twitter, yang berakibat pada gugatan pada dirinya.


Bos Tesla Elon Musk tidak jadi akuisisi perusahaan media sosial Twitter, yang berakibat pada gugatan pada dirinya, Senin (11/7/2022). - Bloomberg -

Context.id, JAKARTA - Elon Musk lagi-lagi digugat Twitter. Kalau sebelumnya bos Tesla ini digugat karena menunda pengumuman pembelian saham dan bikin kacau balau gejolak harga pasar, kali ini Musk digugat karena tidak jadi beli Twitter. 

“Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr Musk dan berencana untuk melakukan tindakan hukum untuk menegakan perjanjian merger. Kami yakin kita akan menang di Delaware Court of Chancery,” ujar Ketua Twitter Bret Taylor.

Saat ini, Twitter sudah menyewa tim pengacara merger dan akuisisi professional, seperti Wachtell, Lipton, serta Rosen & Katz untuk menuntut Elon Musk di awal pekan. Sementera Musk juga sudah bersiap dengan pengacaranya Quinn Emanuel & Sullivan LLP, yang telah membelanya sejak kasus Tesla menjadi perusahaan private pada 2018 dan klaim pencemaran nama baik pada 2019.

Diketahui, proses jual beli Twitter yang kontroversial ini akhirnya mencapai keputusan  untuk dihentikan pada Jumat (8/7/2022). Elon Musk menilai perusahaan itu gagal memberikan informasi mengenai akun palsu atau spam, yang mana menurutnya hal tersebut adalah dasar kinerja bisnis perusahaan. Dilansir dari Bloomberg, Musk mengakhiri perjanjiannya berdasarkan pengajuan baru dengan Securities and Exchange Commission (SEC).

“Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan perjanjian (ketika Musk ingin bergabung ke Twitter) itu. Tampaknya (Twitter) telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan, dalam perjanjian penggabungan,” ujar surat pengajuan, pada Sabtu (9/7/2022).


Kronologi Akuisisi dan Gugatan

Proses akuisisi ini sebenarnya sudah bermula pada 31 Januari 2022, saat Elon Musk membeli saham Twitter secara diam-diam, yang mana, membuatnya memiliki lebih dari 5 persen saham Twitter, pada 14 Maret 2022. 

Lalu pada 4 April 2022, Twitter menawarkan 9,2 persen saham kepada pengusaha, dengan biaya US$2,4 miliar atau senilai Rp34,5 triliun. Adapun Twitter juga memberikan imbalan untuk duduk di kursi dewan.

Elon Musk yang mendengar hal ini lantas menginginkan seluruh saham yang ditawarkan, sehingga saham yang dimiliki Musk sudah mencapai 14,2 persen, yang mana menjadikannya pemegang saham terbesar Twitter. 

Lalu, CEO Twitter Parag Agrawal pun mengumumkan bahwa Musk akan masuk ke dalam jajaran direksi Twitter. Namun sayangnya pada keesokan harinya, keputusan Musk masuk ke jajaran ditolak oleh Musk sendiri. 

Tak lama kemudian, gugatan pertama dilancarkan oleh investor Twitter. Pasalnya, mereka menilai bahwa Elon Musk tidak mengungkapkan pembelian saham yang signifikan kepada Securities and Exchanges Commision.

Tapi gugatan tersebut tidak dihiraukan oleh Musk, karena ia justru berencana membeli sisa persentase perusahaan dengan US$54,20 per saham, dengan premi 38 persen dari harga investasi awal, Kamis (14/4/2022).

Mulanya, penawaran Musk tidak diterima oleh direksi Twitter. Namun, Musk masih bersikukuh dan menawarkan penawaran terakhir US$44 miliar atau senilai Rp633 triliun, pada Senin (25/4/2022). Akhirnya kesepakatan itu diterima oleh Twitter. 

Anehnya setelah itu, Musk justru berdebat dengan Twitter tentang pelanggaran kontrak mengenai klaim bot Twitter, karena Twitter disebut enggan membocorkan jumlah sebenarnya dari akun bot atau akun palsu di Twitter. Selain itu, Musk bahkan menyatakan bahwa jumlah akun bot yang dinyatakan Twitter merupakan hal yang salah dan sampai masuk ke gugatan pengadilan.

Elon Musk pun menyatakan bahwa ia tidak mau melanjutkan kesepakatan jika masalah ini belum terselesaikan. 

Sebenarnya, Musk sempat bertemu dengan karyawan Twitter secara virtual di pertemuan balai kota, mengajukan pertanyaan tentang berbagai topik termasuk moderasi konten dan penanganan kebebasan berbicara, PHK, kerja jarak jauh, dan rencana perusahaan di masa depan. Namun, tidak ada pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini. 

Hingga pada 7 Juli 2022, Twitter memberhentikan 30% dari tim akuisisi bakatnya. Perusahaan mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa sekitar 100 orang yang terdampak dari kebijakan ini. 

Lalu pada 8 Juli 2022, Elon Musk mencoba untuk mundur dari kesepakatan untuk membeli Twitter, menuduh bahwa perusahaan tersebut tidak memenuhi kewajiban kontraknya. Dalam pengajuan SEC, Musk menuduh bahwa perusahaan media sosial telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan mengenai spam dan akun palsu di platform.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Kronologi Harvey Moeis Jadi Tersangka Kasus Korupsi PT Timah

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Harvey Moeis sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha P ...

Context.id | 28-03-2024

Satelit Starlink Elon Musk Ikut Kawal Mudik Lebaran 2024 di Indonesia

Satelit luar angkasa penyedia jaringan internet milik Elon Musk, Starlink akan ikut hadir dan mengambil peran dalam masa mudik lebaran 2024 di Ind ...

Context.id | 28-03-2024

Rusia Tuding Barat dan Ukraina Dukung Serangan Teroris di Moskow

Tudingan itu dibantah Ukraina dan Prancis

Context.id | 27-03-2024

Ahli HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata Israel

lebih dari 30.000 orang Palestina terbunuh atas tindakan Israel dalam operasi militernya di Gaza

Context.id | 27-03-2024