Share

Home Stories

Stories 01 Juli 2022

MyPertamina Diuji Coba di 11 Daerah Ini, Kenapa?

Tepat hari ini, yaitu 1 Juli 2022, pembelian khusus Pertalite dan Solar harus menggunakan aplikasi MyPertamina.

Penggunaan aplikasi MyPertamina saat pengisian bahan bakar Pertilite di Bandung (12/6/2022). -Tempo-

Context, JAKARTA - Tepat hari ini, yaitu 1 Juli 2022, pembelian khusus Pertalite dan Solar harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Namun, tidak semua kendaraan diwajibkan untuk menggunakan MyPertamina, melainkan hanya kendaraan roda 4 ke atas.

"Pada tahap awal berlaku untuk Solar bersubsidi dan Pertalite Roda 4," tulis Pertamina unggahan di akun Instagramnya.

Penggunaan MyPertamina untuk mengisi BBM bersubsidi adalah agar pendistribusian BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Pasalnya, selama ini BBM bersubsidi juga dinikmati oleh konsumen yang tergolong mampu secara ekonomi. 

Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati, konsumsi BBM Pertalite telah tersalurkan lebih dari 50 persen dari kuota pada 8 Juni 2022 lalu. Sedangkan Solar konsumsinya juga sudah mencapai 44,77 persen dari kuota di hari yang sama.


Baru Diterapkan di 11 Daerah

Penerapan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM bersubsidi tidak langsung diterapkan di semua kota, melainkan diterapkan dahulu di 11 daerah pada 5 provinsi sekalian untuk melakukan uji coba.

Daerah-daerah yang sudah mulai menerapkan penggunaan aplikasi MyPertamina antara lain Kota Bukittinggi, Kab. Agam, Kota Padang Panjang, Kab. Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi.

Penunjukkan 11 daerah tersebut menurut Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra adalah hasil diskusi antara Pertamina dan pemerintah daerah. Dari hasil diskusi tersebut, 11 pemerintah daerah menyatakan setuju untuk mendukung Pertamina dalam melakukan uji coba.

Namun saat ditelusuri, dari 11 daerah tersebut, sebagian besar adalah daerah yang terletak di Pulau Jawa dan Sumatera. Hanya ada 2 daerah yang terletak di luar Jawa dan Sumatera, yaitu Banjarmasin dan Manado. 

Kemudian, dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, menyebutkan jika Pulau Jawa dan Sumatera memiliki jumlah penyalur BBM terbanyak di Indonesia. Pulau Jawa-Bali memiliki 51,36 persen, dan Pulau Sumatera memiliki 21,38 persen dari total penyalur yang ada di Indonesia.

Penyalur sendiri adalah entitas usaha yang bekerja sama dengan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum (PIUNU) untuk menyalurkan BBM kepada konsumen. Dengan banyaknya penyalur di dua Pulau tersebut, menandakan bahwa jumlah konsumen BBM (termasuk yang subsidi) paling besar terdapat di Jawa dan Sumatera. 

Karena itu, bisa saja hal ini jadi salah satu pertimbangan kenapa 11 daerah yang 9 di antaranya ada di Jawa dan Sumatera itu ditunjuk sebagai lokasi uji coba. Jika konsumen BBM di suatu daerah itu tinggi, maka potensi untuk ketidaktepatan sasaran penyaluran BBM subsidi di daerah-daerah tersebut juga akan tinggi.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 01 Juli 2022

MyPertamina Diuji Coba di 11 Daerah Ini, Kenapa?

Tepat hari ini, yaitu 1 Juli 2022, pembelian khusus Pertalite dan Solar harus menggunakan aplikasi MyPertamina.

Penggunaan aplikasi MyPertamina saat pengisian bahan bakar Pertilite di Bandung (12/6/2022). -Tempo-

Context, JAKARTA - Tepat hari ini, yaitu 1 Juli 2022, pembelian khusus Pertalite dan Solar harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Namun, tidak semua kendaraan diwajibkan untuk menggunakan MyPertamina, melainkan hanya kendaraan roda 4 ke atas.

"Pada tahap awal berlaku untuk Solar bersubsidi dan Pertalite Roda 4," tulis Pertamina unggahan di akun Instagramnya.

Penggunaan MyPertamina untuk mengisi BBM bersubsidi adalah agar pendistribusian BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Pasalnya, selama ini BBM bersubsidi juga dinikmati oleh konsumen yang tergolong mampu secara ekonomi. 

Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati, konsumsi BBM Pertalite telah tersalurkan lebih dari 50 persen dari kuota pada 8 Juni 2022 lalu. Sedangkan Solar konsumsinya juga sudah mencapai 44,77 persen dari kuota di hari yang sama.


Baru Diterapkan di 11 Daerah

Penerapan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM bersubsidi tidak langsung diterapkan di semua kota, melainkan diterapkan dahulu di 11 daerah pada 5 provinsi sekalian untuk melakukan uji coba.

Daerah-daerah yang sudah mulai menerapkan penggunaan aplikasi MyPertamina antara lain Kota Bukittinggi, Kab. Agam, Kota Padang Panjang, Kab. Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi.

Penunjukkan 11 daerah tersebut menurut Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra adalah hasil diskusi antara Pertamina dan pemerintah daerah. Dari hasil diskusi tersebut, 11 pemerintah daerah menyatakan setuju untuk mendukung Pertamina dalam melakukan uji coba.

Namun saat ditelusuri, dari 11 daerah tersebut, sebagian besar adalah daerah yang terletak di Pulau Jawa dan Sumatera. Hanya ada 2 daerah yang terletak di luar Jawa dan Sumatera, yaitu Banjarmasin dan Manado. 

Kemudian, dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, menyebutkan jika Pulau Jawa dan Sumatera memiliki jumlah penyalur BBM terbanyak di Indonesia. Pulau Jawa-Bali memiliki 51,36 persen, dan Pulau Sumatera memiliki 21,38 persen dari total penyalur yang ada di Indonesia.

Penyalur sendiri adalah entitas usaha yang bekerja sama dengan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum (PIUNU) untuk menyalurkan BBM kepada konsumen. Dengan banyaknya penyalur di dua Pulau tersebut, menandakan bahwa jumlah konsumen BBM (termasuk yang subsidi) paling besar terdapat di Jawa dan Sumatera. 

Karena itu, bisa saja hal ini jadi salah satu pertimbangan kenapa 11 daerah yang 9 di antaranya ada di Jawa dan Sumatera itu ditunjuk sebagai lokasi uji coba. Jika konsumen BBM di suatu daerah itu tinggi, maka potensi untuk ketidaktepatan sasaran penyaluran BBM subsidi di daerah-daerah tersebut juga akan tinggi.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025