Share

Home Stories

Stories 22 Mei 2025

Ketika Google AI Jadi Penata Gaya Kostum Pribadi

Bosan menebak-nebak apakah jaket baru itu bakal cocok dengan bentuk badanmu? Google punya jawabannya dan jawabannya bukan coba-coba, tapi algoritma.

Ilustrasi Google AI/Wise Digital Partners

Context.id, JAKARTA - Dalam eksperimen terbarunya, Google mengizinkan pengguna mengunggah foto tubuh mereka sendiri untuk melihat bagaimana pakaian tertentu akan terlihat saat dikenakan. 

Bukan lagi pada model, bukan juga pada ilustrasi generik. Ini tubuhmu, bajumu, dan versi digital dari cermin di kamar ganti yang kini ada di genggamanmu. Fitur ini sedang diuji coba lewat Search Labs di Amerika Serikat seperti dilaporkan The Verge. 

Cukup klik tombol coba pada hasil pencarian celana, kemeja, atau rok, unggah satu foto seluruh badan, dan biarkan AI Google bekerja. Dalam hitungan detik, kamu akan melihat hasil virtual fitting room yang mungkin lebih jujur dari kamera swafoto sendiri.

Google mengklaim AI-nya memahami anatomi manusia dan cara kain berinteraksi dengan tubuh bagaimana sebuah bahan jatuh, meregang, atau melipat saat dikenakan. Di balik layar, ini adalah pengolahan gambar yang kompleks. 

Di depan layar, ini pengalaman belanja yang lebih personal dan mungkin juga lebih boros. Tapi ini bukan satu-satunya fitur belanja cerdas dari Google. Perusahaan ini juga memperluas Mode AI, sebuah antarmuka pencarian dengan kecerdasan kontekstual. 

Cukup ketik 'tas untuk liburan bulan Mei' dan Google tidak hanya menampilkan gambar tas, tetapi juga mempertimbangkan cuaca tempa tujuan, saran bahan yang akan digunakan hingga jumlah kantong.

Lalu, ada tombol 'beli untuk saya'. Ya, seperti asisten pribadi, AI Google bisa menyimpan preferensimu, menunggu harga turun, dan menyelesaikan pembayaran lewat Google Pay ketika waktunya tepat. Keranjingan belanja kini difasilitasi sistem logika.

Kombinasi fitur-fitur ini mengubah cara kita berinteraksi dengan konsumsi. Ini bukan sekadar kemudahan teknologi ini adalah perubahan dalam perilaku. Belanja bukan lagi tentang scrolling tanpa arah, melainkan dialog antara pengguna dan mesin. 

Antara 'aku ingin' dan AI seperti tahu kamu ingin itu dengan diskon yang sangat besar. 

Namun, seiring dengan kemudahan itu tentu saja ada pertanyaan kritis yang sampai kapan pun akan tetap relevan, seberapa jauh kita nyaman membagikan tubuh kita kepada perusahaan teknologi?

Tapi bagi banyak pekerja muda yang waktu luangnya terbatas dan kepercayaan diri visualnya labil, fitur ini bisa jadi jawaban atas dilema harian beli atau tidak beli? Jawaban AI kini makin presisi.

Hanya saja, apakah dengan bantuan algoritma kamu bakal dipastikan tidak akan salah kostum? Nah ini yang belum bisa diketahui



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 22 Mei 2025

Ketika Google AI Jadi Penata Gaya Kostum Pribadi

Bosan menebak-nebak apakah jaket baru itu bakal cocok dengan bentuk badanmu? Google punya jawabannya dan jawabannya bukan coba-coba, tapi algoritma.

Ilustrasi Google AI/Wise Digital Partners

Context.id, JAKARTA - Dalam eksperimen terbarunya, Google mengizinkan pengguna mengunggah foto tubuh mereka sendiri untuk melihat bagaimana pakaian tertentu akan terlihat saat dikenakan. 

Bukan lagi pada model, bukan juga pada ilustrasi generik. Ini tubuhmu, bajumu, dan versi digital dari cermin di kamar ganti yang kini ada di genggamanmu. Fitur ini sedang diuji coba lewat Search Labs di Amerika Serikat seperti dilaporkan The Verge. 

Cukup klik tombol coba pada hasil pencarian celana, kemeja, atau rok, unggah satu foto seluruh badan, dan biarkan AI Google bekerja. Dalam hitungan detik, kamu akan melihat hasil virtual fitting room yang mungkin lebih jujur dari kamera swafoto sendiri.

Google mengklaim AI-nya memahami anatomi manusia dan cara kain berinteraksi dengan tubuh bagaimana sebuah bahan jatuh, meregang, atau melipat saat dikenakan. Di balik layar, ini adalah pengolahan gambar yang kompleks. 

Di depan layar, ini pengalaman belanja yang lebih personal dan mungkin juga lebih boros. Tapi ini bukan satu-satunya fitur belanja cerdas dari Google. Perusahaan ini juga memperluas Mode AI, sebuah antarmuka pencarian dengan kecerdasan kontekstual. 

Cukup ketik 'tas untuk liburan bulan Mei' dan Google tidak hanya menampilkan gambar tas, tetapi juga mempertimbangkan cuaca tempa tujuan, saran bahan yang akan digunakan hingga jumlah kantong.

Lalu, ada tombol 'beli untuk saya'. Ya, seperti asisten pribadi, AI Google bisa menyimpan preferensimu, menunggu harga turun, dan menyelesaikan pembayaran lewat Google Pay ketika waktunya tepat. Keranjingan belanja kini difasilitasi sistem logika.

Kombinasi fitur-fitur ini mengubah cara kita berinteraksi dengan konsumsi. Ini bukan sekadar kemudahan teknologi ini adalah perubahan dalam perilaku. Belanja bukan lagi tentang scrolling tanpa arah, melainkan dialog antara pengguna dan mesin. 

Antara 'aku ingin' dan AI seperti tahu kamu ingin itu dengan diskon yang sangat besar. 

Namun, seiring dengan kemudahan itu tentu saja ada pertanyaan kritis yang sampai kapan pun akan tetap relevan, seberapa jauh kita nyaman membagikan tubuh kita kepada perusahaan teknologi?

Tapi bagi banyak pekerja muda yang waktu luangnya terbatas dan kepercayaan diri visualnya labil, fitur ini bisa jadi jawaban atas dilema harian beli atau tidak beli? Jawaban AI kini makin presisi.

Hanya saja, apakah dengan bantuan algoritma kamu bakal dipastikan tidak akan salah kostum? Nah ini yang belum bisa diketahui



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025