Share

Home Stories

Stories 11 Maret 2025

Elon Musk: Stasiun Luar Angkasa Internasional Harus Segera Dideorbit

Musk tampaknya melihat ISS sebagai penghambat eksplorasi manusia ke Mars karena sudah menyedot banyak anggaran

Stasiun Luar Angkasa Internasional/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Pendiri SpaceX, Elon Musk, menyerukan agar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) segera dideorbit, menyebut keberadaannya sudah tak lagi memberikan manfaat besar.

"Sudah saatnya mulai bersiap untuk deorbit @Space_Station. Stasiun itu telah mencapai tujuannya. Utilitas tambahannya sangat sedikit. Ayo kita pergi ke Mars," tulis Musk di platform X beberapa waktu lalu.

Pernyataan ini bukan sekadar komentar iseng. Pertengahan tahun lalu, NASA telah memberi SpaceX kontrak senilai US$843 juta untuk mengadaptasi wahana Dragon agar dapat berfungsi sebagai kendaraan pendorong dalam misi deorbit ISS pada 2030. 

Namun, seperti dikutip dari ArsTechnica, Musk ingin proses ini dipercepat. 

Saat ditanya apakah ia mengusulkan agar ISS dipensiunkan lebih awal, Musk menjawab, "Keputusan ada di tangan Presiden, tetapi rekomendasi saya adalah sesegera mungkin. Saya sarankan dua tahun dari sekarang."

Jika rekomendasi Musk diikuti, ISS bisa jatuh ke Samudra Pasifik pada awal 2027.

Usulan ini membawa konsekuensi politik yang kompleks. Keputusan akhir memang ada di tangan Presiden AS, tetapi Kongres harus menyetujui anggaran untuk wahana deorbit. 

Senator Ted Cruz, yang selama ini mendukung ISS, disebut kesal dengan pernyataan Musk. 

Bagi NASA, ini adalah situasi sulit. Badan antariksa AS, bersama mitra internasionalnya, berencana mempertahankan ISS hingga setidaknya 2030. 

Rusia, yang mengoperasikan bagian besar ISS, juga telah berkomitmen untuk tetap menjalankan stasiun ini setidaknya hingga 2028.

Sejak 2020, NASA baru bisa memanfaatkan ISS secara maksimal berkat kedatangan Crew Dragon milik SpaceX. 

Saat ini dengan banyaknya penelitian ilmiah dan eksperimen luar angkasa yang masih berlangsung, rencana percepatan deorbit bisa mengganggu agenda ilmiah yang sudah disusun.

Beberapa pihak, termasuk Boeing, menyatakan ISS bisa terus beroperasi setelah 2030. Namun, masalah teknis seperti kebocoran pada modul Rusia semakin menjadi perhatian NASA.

Musk dan agenda Mars
Musk tampaknya melihat ISS sebagai penghambat eksplorasi manusia ke Mars. Terlebih lagi dengan anggaran ISS yang mencapai US$3 miliar per tahun, lebih dari separuhnya digunakan untuk biaya transportasi astronot dan kargo. 

Untuk itu menghentikan operasi ISS bisa membuka peluang pendanaan baru bagi misi Mars. Namun, rencana ini menimbulkan pertanyaan besar. 

NASA sedang mengembangkan stasiun luar angkasa komersial sebagai pengganti ISS, tetapi program ini masih kekurangan dana.

Jika ISS dipensiunkan lebih awal tanpa alternatif yang siap, Amerika bisa kehilangan kehadiran manusia di orbit rendah Bumi.

Musk mungkin punya solusi lain. SpaceX berpotensi menawarkan platform orbit rendah alternatif tanpa perlu bergantung pada perusahaan lain. Namun, ini berisiko membuat NASA semakin bergantung pada SpaceX. 

Hal ini bertentangan dengan kebijakan jangka panjang badan antariksa itu untuk memiliki berbagai penyedia layanan demi menjaga keseimbangan ekosistem industri luar angkasa.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 11 Maret 2025

Elon Musk: Stasiun Luar Angkasa Internasional Harus Segera Dideorbit

Musk tampaknya melihat ISS sebagai penghambat eksplorasi manusia ke Mars karena sudah menyedot banyak anggaran

Stasiun Luar Angkasa Internasional/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Pendiri SpaceX, Elon Musk, menyerukan agar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) segera dideorbit, menyebut keberadaannya sudah tak lagi memberikan manfaat besar.

"Sudah saatnya mulai bersiap untuk deorbit @Space_Station. Stasiun itu telah mencapai tujuannya. Utilitas tambahannya sangat sedikit. Ayo kita pergi ke Mars," tulis Musk di platform X beberapa waktu lalu.

Pernyataan ini bukan sekadar komentar iseng. Pertengahan tahun lalu, NASA telah memberi SpaceX kontrak senilai US$843 juta untuk mengadaptasi wahana Dragon agar dapat berfungsi sebagai kendaraan pendorong dalam misi deorbit ISS pada 2030. 

Namun, seperti dikutip dari ArsTechnica, Musk ingin proses ini dipercepat. 

Saat ditanya apakah ia mengusulkan agar ISS dipensiunkan lebih awal, Musk menjawab, "Keputusan ada di tangan Presiden, tetapi rekomendasi saya adalah sesegera mungkin. Saya sarankan dua tahun dari sekarang."

Jika rekomendasi Musk diikuti, ISS bisa jatuh ke Samudra Pasifik pada awal 2027.

Usulan ini membawa konsekuensi politik yang kompleks. Keputusan akhir memang ada di tangan Presiden AS, tetapi Kongres harus menyetujui anggaran untuk wahana deorbit. 

Senator Ted Cruz, yang selama ini mendukung ISS, disebut kesal dengan pernyataan Musk. 

Bagi NASA, ini adalah situasi sulit. Badan antariksa AS, bersama mitra internasionalnya, berencana mempertahankan ISS hingga setidaknya 2030. 

Rusia, yang mengoperasikan bagian besar ISS, juga telah berkomitmen untuk tetap menjalankan stasiun ini setidaknya hingga 2028.

Sejak 2020, NASA baru bisa memanfaatkan ISS secara maksimal berkat kedatangan Crew Dragon milik SpaceX. 

Saat ini dengan banyaknya penelitian ilmiah dan eksperimen luar angkasa yang masih berlangsung, rencana percepatan deorbit bisa mengganggu agenda ilmiah yang sudah disusun.

Beberapa pihak, termasuk Boeing, menyatakan ISS bisa terus beroperasi setelah 2030. Namun, masalah teknis seperti kebocoran pada modul Rusia semakin menjadi perhatian NASA.

Musk dan agenda Mars
Musk tampaknya melihat ISS sebagai penghambat eksplorasi manusia ke Mars. Terlebih lagi dengan anggaran ISS yang mencapai US$3 miliar per tahun, lebih dari separuhnya digunakan untuk biaya transportasi astronot dan kargo. 

Untuk itu menghentikan operasi ISS bisa membuka peluang pendanaan baru bagi misi Mars. Namun, rencana ini menimbulkan pertanyaan besar. 

NASA sedang mengembangkan stasiun luar angkasa komersial sebagai pengganti ISS, tetapi program ini masih kekurangan dana.

Jika ISS dipensiunkan lebih awal tanpa alternatif yang siap, Amerika bisa kehilangan kehadiran manusia di orbit rendah Bumi.

Musk mungkin punya solusi lain. SpaceX berpotensi menawarkan platform orbit rendah alternatif tanpa perlu bergantung pada perusahaan lain. Namun, ini berisiko membuat NASA semakin bergantung pada SpaceX. 

Hal ini bertentangan dengan kebijakan jangka panjang badan antariksa itu untuk memiliki berbagai penyedia layanan demi menjaga keseimbangan ekosistem industri luar angkasa.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Elon Musk: Stasiun Luar Angkasa Internasional Harus Segera Dideorbit

Musk tampaknya melihat ISS sebagai penghambat eksplorasi manusia ke Mars karena sudah menyedot banyak anggaran

Context.id . 11 March 2025

Jim Ratcliffe Kritik Pemain MU, Tidak Cukup Bagus dan Digaji Terlalu Mahal

Manchester United disebut mewarisi banyak keputusan buruk di masa lalu, mulai dari pemain yang tidak cukup baik dan digaji terlalu tinggi

Noviarizal Fernandez . 11 March 2025

Revolusi Genetika, Tes DNA Murah yang Bisa Menyelamatkan Nyawa

Bayangkan tahun 2025, hanya dengan US$400 kita bisa mengetahui seluruh kode genetik dalam tubuh

Context.id . 11 March 2025

Apakah Cacing Bisa Merasakan Sakit? Ilmuwan Makin Dekat dengan Jawabannya

Ilmu pengetahuan mulai mengungkap invertebrata mungkin memiliki kesadaran lebih dari yang kita kira.\r\n\r\n

Noviarizal Fernandez . 10 March 2025