Share

Home Stories

Stories 30 Desember 2024

Mars Dipenuhi Sampah, Mengapa Bisa Begitu?

Sampah antariksa bisa menjadi harta karun bagi dunia penelitian

Sampah di Mars/treehugger

Context.id, JAKARTA - Meskipun belum ada astronot yang menginjakkan kaki di Mars, manusia telah meninggalkan jejak nyata di sana, sampah!

Sejak wahana antariksa Mars 2 milik Uni Soviet mendarat darurat pada 1971, puing-puing barang buatan manusia mulai berserakan di permukaan Mars. 

Ini mencakup wahana yang rusak, parasut, hingga lintasan penjelajah. Bahkan, bakteri Bumi yang kuat mungkin ikut terbawa ke sana.

Kini, sekelompok antropolog yang dipimpin Justin Holcomb dari Universitas Kansas mendesak badan antariksa seperti NASA untuk membuat katalog semua objek buatan manusia di Mars. 

Mereka mengusulkan pendekatan berdasarkan basis data yang ada, seperti daftar objek yang diluncurkan ke luar angkasa milik PBB.

"Itu bukan sampah itu sebenarnya sangat penting. Solusi untuk sampah adalah pembuangan, tetapi solusi untuk warisan adalah pelestarian," ujar Holcomb seperti dikutip Mashable 

Pentingnya melacak artefak di Mars
Berbeda dengan sampah antariksa yang mengorbit Bumi, di Mars artefak seperti wahana yang rusak bisa menjadi catatan sejarah penting. 

NASA pernah merilis katalog serupa untuk Bulan pada 2012, mencakup sekitar 800 item, termasuk perlengkapan astronaut, alat eksperimen, hingga benda-benda tak terduga seperti kresek untuk muntah dan uang kertas.

Namun, di Mars, ancaman terbesar terhadap pelestarian artefak justru datang dari lingkungan alaminya. Kondisi ekstrem seperti radiasi kosmik, aksi es, dan badai debu dapat merusak atau mengubur objek-objek ini.

Contohnya, penjelajah Spirit Rover yang kini berada di dekat bukit pasir yang perlahan-lahan akan menelannya.

Holcomb dan timnya menekankan puing-puing di Mars adalah catatan awal eksplorasi manusia di luar Bumi, setara dengan kapak purba di Afrika atau artefak kuno di Amerika.

"Artefak ini mewakili kehadiran pertama manusia, dan dari perspektif arkeologi, ini adalah penanda penting dalam garis waktu sejarah migrasi kita," jelas Holcomb.

Meskipun NASA belum berencana menggabungkan inventarisasi objek Mars secara terpusat, masing-masing tim misi telah melacak perangkat keras mereka sendiri.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 30 Desember 2024

Mars Dipenuhi Sampah, Mengapa Bisa Begitu?

Sampah antariksa bisa menjadi harta karun bagi dunia penelitian

Sampah di Mars/treehugger

Context.id, JAKARTA - Meskipun belum ada astronot yang menginjakkan kaki di Mars, manusia telah meninggalkan jejak nyata di sana, sampah!

Sejak wahana antariksa Mars 2 milik Uni Soviet mendarat darurat pada 1971, puing-puing barang buatan manusia mulai berserakan di permukaan Mars. 

Ini mencakup wahana yang rusak, parasut, hingga lintasan penjelajah. Bahkan, bakteri Bumi yang kuat mungkin ikut terbawa ke sana.

Kini, sekelompok antropolog yang dipimpin Justin Holcomb dari Universitas Kansas mendesak badan antariksa seperti NASA untuk membuat katalog semua objek buatan manusia di Mars. 

Mereka mengusulkan pendekatan berdasarkan basis data yang ada, seperti daftar objek yang diluncurkan ke luar angkasa milik PBB.

"Itu bukan sampah itu sebenarnya sangat penting. Solusi untuk sampah adalah pembuangan, tetapi solusi untuk warisan adalah pelestarian," ujar Holcomb seperti dikutip Mashable 

Pentingnya melacak artefak di Mars
Berbeda dengan sampah antariksa yang mengorbit Bumi, di Mars artefak seperti wahana yang rusak bisa menjadi catatan sejarah penting. 

NASA pernah merilis katalog serupa untuk Bulan pada 2012, mencakup sekitar 800 item, termasuk perlengkapan astronaut, alat eksperimen, hingga benda-benda tak terduga seperti kresek untuk muntah dan uang kertas.

Namun, di Mars, ancaman terbesar terhadap pelestarian artefak justru datang dari lingkungan alaminya. Kondisi ekstrem seperti radiasi kosmik, aksi es, dan badai debu dapat merusak atau mengubur objek-objek ini.

Contohnya, penjelajah Spirit Rover yang kini berada di dekat bukit pasir yang perlahan-lahan akan menelannya.

Holcomb dan timnya menekankan puing-puing di Mars adalah catatan awal eksplorasi manusia di luar Bumi, setara dengan kapak purba di Afrika atau artefak kuno di Amerika.

"Artefak ini mewakili kehadiran pertama manusia, dan dari perspektif arkeologi, ini adalah penanda penting dalam garis waktu sejarah migrasi kita," jelas Holcomb.

Meskipun NASA belum berencana menggabungkan inventarisasi objek Mars secara terpusat, masing-masing tim misi telah melacak perangkat keras mereka sendiri.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Menang di WTO, Mendag Dorong Uni Eropa Cabut Bea Imbalan Biodiesel

Pemerintah Indonesia mendesak Uni Eropa agar segera menghapus bea masuk imbalan atas impor produk biodiesel RI setelah terbitnya keputusan WTO

Renita Sukma . 25 August 2025