Share

Home Stories

Stories 26 Desember 2024

Malaysia Berlakukan Lisensi Medsos, Telegram dan Tencent Ikut Ajukan

Lisensi berlaku 1 Januari 2025 untuk meningkatkan keamanan daring, perlindungan pengguna layanan pesan internet dan layanan media sosial

Ilustrasi sosmed Malaysia/Rappler

Context.id, JAKARTA - Telegram dan WeChat milik Tencent Holdings Ltd. telah memulai proses mendapatkan lisensi yang diperlukan untuk mengoperasikan platform mereka di Malaysia. 

Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia meminta kedua platform bisa memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk terus beroperasi di negeri jiran itu. 

Melansir Bloomberg, lisensi yang efektif berlaku 1 Januari 2025 tersebut ditujukan untuk meningkatkan keamanan daring, perlindungan pengguna dan pengawasan regulasi untuk penyedia layanan pesan internet dan layanan media sosial. 

Komisi tersebut meminta semua penyedia layanan yang memenuhi persyaratan perizinan untuk menyerahkan aplikasi mereka sebelum batas waktu 31 Desember. 

Kegagalan untuk melakukannya dapat mengakibatkan adanya pemblokiran platform.

Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil sebelumnya telah mengidentifikasi WhatsApp milik Meta Platforms Inc., TikTok milik ByteDance Ltd., dan X milik Elon Musk sebagai beberapa platform yang memerlukan lisensi. 

Mereka telah memenuhi ambang batas pemerintah, yakni sedikitnya delapan juta pengguna di Malaysia.

Malaysia bergabung dengan upaya pemerintah di seluruh Asia untuk menekan platform daring dan meminta pertanggungjawaban perusahaan Big Tech atas konten ilegal. 

Dari Kuala Lumpur hingga Canberra, pemerintah mulai terus mencari cara untuk mengatur atau membatasi media sosial, yang dapat memengaruhi opini publik tentang isu-isu sensitif secara politik. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 26 Desember 2024

Malaysia Berlakukan Lisensi Medsos, Telegram dan Tencent Ikut Ajukan

Lisensi berlaku 1 Januari 2025 untuk meningkatkan keamanan daring, perlindungan pengguna layanan pesan internet dan layanan media sosial

Ilustrasi sosmed Malaysia/Rappler

Context.id, JAKARTA - Telegram dan WeChat milik Tencent Holdings Ltd. telah memulai proses mendapatkan lisensi yang diperlukan untuk mengoperasikan platform mereka di Malaysia. 

Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia meminta kedua platform bisa memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk terus beroperasi di negeri jiran itu. 

Melansir Bloomberg, lisensi yang efektif berlaku 1 Januari 2025 tersebut ditujukan untuk meningkatkan keamanan daring, perlindungan pengguna dan pengawasan regulasi untuk penyedia layanan pesan internet dan layanan media sosial. 

Komisi tersebut meminta semua penyedia layanan yang memenuhi persyaratan perizinan untuk menyerahkan aplikasi mereka sebelum batas waktu 31 Desember. 

Kegagalan untuk melakukannya dapat mengakibatkan adanya pemblokiran platform.

Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil sebelumnya telah mengidentifikasi WhatsApp milik Meta Platforms Inc., TikTok milik ByteDance Ltd., dan X milik Elon Musk sebagai beberapa platform yang memerlukan lisensi. 

Mereka telah memenuhi ambang batas pemerintah, yakni sedikitnya delapan juta pengguna di Malaysia.

Malaysia bergabung dengan upaya pemerintah di seluruh Asia untuk menekan platform daring dan meminta pertanggungjawaban perusahaan Big Tech atas konten ilegal. 

Dari Kuala Lumpur hingga Canberra, pemerintah mulai terus mencari cara untuk mengatur atau membatasi media sosial, yang dapat memengaruhi opini publik tentang isu-isu sensitif secara politik. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Konidin X Nobrands Luncurkan Sepatu Kekinian untuk Generasi Aktif

Konidin gandeng Nobrands luncurkan sepatu edisi terbatas \"The Unstoppable Step \" 14 April 2025, dorong semangat generasi muda terus maju tanpa batas

Media Digital . 17 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Renita Sukma . 16 April 2025

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025