Inflasi Indonesia Cukup Rendah, Apa Sebabnya?
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengklaim inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terendah, jika dibandingkan dengan negara lain.
Context.id, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengklaim inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terendah, jika dibandingkan dengan negara lain.
Klaim inipun berdasarkan data dari Trading Economics (20/6/2022) yang menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam 5 besar negara dengan inflasi terendah di dunia. Menurut Zulkifli, alasan inflasi Indonesia menjadi tidak terlalu tinggi karena Indonesia tidak terdampak boikot penjualan pangan. Apalagi, harga bahan makanan di dunia juga sedang meroket akibat konflik Rusia-Ukraina.
“Inflasi di Indonesia itu masih termasuk paling rendah di dunia, karena ada 20 negara lebih yang memboikot, tidak boleh jual pangannya. Bahkan, juga ditambah (konflik) Rusia dan Ukraina, sehingga harga pangan dunia naik dan (inflasi) kita (menjadi) paling rendah,” ujar Zulkifli.
Namun, perlu diakui inflasi Indonesia saat ini sedang naik dan tertinggi sejak Desember 2017. Walaupun tidak separah negara-negara lain, naik-turunnya harga pangan dan energi di pasar internasional, serta adanya faktor kenaikan harga pangan musiman juga berpengaruh pada laju inflasi Indonesia.
Maka dari itu, Presiden Jokowi sendiri telah menyampaikan bahwa semua pihak harus siap siaga untuk mengatasi krisis pangan ini. Pasalnya, saat ini merupakan situasi yang tidak gampang dan belum ada hal yang pasti mengenai situasi ini.
Jokowi juga menambahkan bahwa inflasi besar-besaran ini baru awal dari ancaman global. “Sudah sering berkali-kali saya sampaikan bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang karena ketidakpastian global. Ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, ancaman kenaikan inflasi. Semua negara mengalami dan sampai saat ini, ini baru awal-awal,” ujar Jokowi, dikutip dari Sekretariat Presiden, Selasa (14/6/2022).
Sekalipun itu, pemerintah sudah memiliki sejumlah strategi untuk mengendalikan inflasi, yakni dengan memberikan subsidi kepada beberapa komoditas pangan seperti kedelai dan jagung. Pemerintah bersama DPR juga sudah menyetujui tambahan alokasi subsidi dan kompensasi dalam APBN 2022.
“Pemerintah akan bekerja keras untuk itu. Misalnya kedelai, itu disubsidi Rp1.000 per kilogram. Lalu, pakan ternak jagung juga dapat subsidi Rp1.500 per kilogram. Beras juga kalau ada kenaikan, kalau belum turun juga subsidi,” ujar Zulkifli.
Harapannya, dengan adanya tambahan subsidi dan kompensasi, daya beli masyarakat akan tetap terjaga dan tren pemulihan ekonomi Indonesia dapat terus berlanjut.
RELATED ARTICLES
Inflasi Indonesia Cukup Rendah, Apa Sebabnya?
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengklaim inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terendah, jika dibandingkan dengan negara lain.
Context.id, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengklaim inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terendah, jika dibandingkan dengan negara lain.
Klaim inipun berdasarkan data dari Trading Economics (20/6/2022) yang menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam 5 besar negara dengan inflasi terendah di dunia. Menurut Zulkifli, alasan inflasi Indonesia menjadi tidak terlalu tinggi karena Indonesia tidak terdampak boikot penjualan pangan. Apalagi, harga bahan makanan di dunia juga sedang meroket akibat konflik Rusia-Ukraina.
“Inflasi di Indonesia itu masih termasuk paling rendah di dunia, karena ada 20 negara lebih yang memboikot, tidak boleh jual pangannya. Bahkan, juga ditambah (konflik) Rusia dan Ukraina, sehingga harga pangan dunia naik dan (inflasi) kita (menjadi) paling rendah,” ujar Zulkifli.
Namun, perlu diakui inflasi Indonesia saat ini sedang naik dan tertinggi sejak Desember 2017. Walaupun tidak separah negara-negara lain, naik-turunnya harga pangan dan energi di pasar internasional, serta adanya faktor kenaikan harga pangan musiman juga berpengaruh pada laju inflasi Indonesia.
Maka dari itu, Presiden Jokowi sendiri telah menyampaikan bahwa semua pihak harus siap siaga untuk mengatasi krisis pangan ini. Pasalnya, saat ini merupakan situasi yang tidak gampang dan belum ada hal yang pasti mengenai situasi ini.
Jokowi juga menambahkan bahwa inflasi besar-besaran ini baru awal dari ancaman global. “Sudah sering berkali-kali saya sampaikan bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang karena ketidakpastian global. Ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, ancaman kenaikan inflasi. Semua negara mengalami dan sampai saat ini, ini baru awal-awal,” ujar Jokowi, dikutip dari Sekretariat Presiden, Selasa (14/6/2022).
Sekalipun itu, pemerintah sudah memiliki sejumlah strategi untuk mengendalikan inflasi, yakni dengan memberikan subsidi kepada beberapa komoditas pangan seperti kedelai dan jagung. Pemerintah bersama DPR juga sudah menyetujui tambahan alokasi subsidi dan kompensasi dalam APBN 2022.
“Pemerintah akan bekerja keras untuk itu. Misalnya kedelai, itu disubsidi Rp1.000 per kilogram. Lalu, pakan ternak jagung juga dapat subsidi Rp1.500 per kilogram. Beras juga kalau ada kenaikan, kalau belum turun juga subsidi,” ujar Zulkifli.
Harapannya, dengan adanya tambahan subsidi dan kompensasi, daya beli masyarakat akan tetap terjaga dan tren pemulihan ekonomi Indonesia dapat terus berlanjut.
POPULAR
RELATED ARTICLES