Indonesia akan Bentuk Tentara Siber, Bakal Secanggih Apa?
Di era modern ini, serangan musuh bukan hanya bisa dilakukan dari darat, udara, atau lautan tapi juga lewat jaringan internet alias siber.
Context.id, JAKARTA - Sempat hadir atau lihat perayaan HUT TNI ke-79 kemarin? Keren nggak? Ada pameran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI loh, mulai dari rudal, senjata serbu, panser, kapal sampai drone alias pesawat nirawak.
Nah itu kan senjata-senjata konvensional yang digunakan tentara pada umumnya ya. Kalau nanti jadi ada tentara siber, senjatanya apa ya? Bawa laptop kali ya? Sebelumnya, kamu udah tahu belum? Indonesia punya rencana buat membentuk tentara siber, lho!
Hal ini pun sudah diusulkan beberapa kali oleh para pejabat tinggi negara. Salah satunya Ketua MPR periode 2019-2024, Bamsoet, yang bilang TNI butuh membentuk pasukan siber sebagai marta ke-4.
Tujuannya? Ya apalagi kalau bukan untuk melindungi kedaulatan siber di Indonesia. Tahu sendiri kan, dunia internet atau digital kita sering banget diretas. Datanya dicolongin dan dijual di pasar gelap.
Soal pasukan siber ini memang beberapa kali juga jadi bahasan di internal TNI, terutama di era Panglima TNI Laksamana Yudo dan Jenderal Agus.
Kedaulatan siber sendiri mencakup tiga aspek, yakni infrastruktur digital, perlindungan data, dan pengendalian konten. Nantinya tentara siber akan menggunakan peralatan komputer dan internet untuk menyerang dan melindungi negara.
Presiden Jokowi pun juga mendukung hal ini, dan menyarankan agar pembentukan tentara Siber dimulai di era Prabowo. Presiden Prabowo harusnya sih mendukung ya. Secara, dia kan purnawirawan perwira TNI.
Masalahnya memangnya TNI udah secanggih itu ya buat bikin tentara siber? Kalau kata KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, kalau cuma diurus dari kalangan militer, kayaknya sih agak telat, karena harus belajar terlebih dahulu.
Nah, makanya itu, dia bilang kalau tentara siber akan digabung dengan sipil, yang tentunya sudah lebih ngerti.
Ngomong-ngomong soal tentara siber, Indonesia mungkin bisa mencontoh Singapura yang sudah lebih dulu punya tentara siber dengan nama Digital and Intelligence Service a.k.a DIS. Sama kayak AU,AD, dan AL-nya Singapura, DIS juga punya markas besar, hingga berbagai macam departemen yang tentunya canggihnya punya.
RELATED ARTICLES
Indonesia akan Bentuk Tentara Siber, Bakal Secanggih Apa?
Di era modern ini, serangan musuh bukan hanya bisa dilakukan dari darat, udara, atau lautan tapi juga lewat jaringan internet alias siber.
Context.id, JAKARTA - Sempat hadir atau lihat perayaan HUT TNI ke-79 kemarin? Keren nggak? Ada pameran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI loh, mulai dari rudal, senjata serbu, panser, kapal sampai drone alias pesawat nirawak.
Nah itu kan senjata-senjata konvensional yang digunakan tentara pada umumnya ya. Kalau nanti jadi ada tentara siber, senjatanya apa ya? Bawa laptop kali ya? Sebelumnya, kamu udah tahu belum? Indonesia punya rencana buat membentuk tentara siber, lho!
Hal ini pun sudah diusulkan beberapa kali oleh para pejabat tinggi negara. Salah satunya Ketua MPR periode 2019-2024, Bamsoet, yang bilang TNI butuh membentuk pasukan siber sebagai marta ke-4.
Tujuannya? Ya apalagi kalau bukan untuk melindungi kedaulatan siber di Indonesia. Tahu sendiri kan, dunia internet atau digital kita sering banget diretas. Datanya dicolongin dan dijual di pasar gelap.
Soal pasukan siber ini memang beberapa kali juga jadi bahasan di internal TNI, terutama di era Panglima TNI Laksamana Yudo dan Jenderal Agus.
Kedaulatan siber sendiri mencakup tiga aspek, yakni infrastruktur digital, perlindungan data, dan pengendalian konten. Nantinya tentara siber akan menggunakan peralatan komputer dan internet untuk menyerang dan melindungi negara.
Presiden Jokowi pun juga mendukung hal ini, dan menyarankan agar pembentukan tentara Siber dimulai di era Prabowo. Presiden Prabowo harusnya sih mendukung ya. Secara, dia kan purnawirawan perwira TNI.
Masalahnya memangnya TNI udah secanggih itu ya buat bikin tentara siber? Kalau kata KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, kalau cuma diurus dari kalangan militer, kayaknya sih agak telat, karena harus belajar terlebih dahulu.
Nah, makanya itu, dia bilang kalau tentara siber akan digabung dengan sipil, yang tentunya sudah lebih ngerti.
Ngomong-ngomong soal tentara siber, Indonesia mungkin bisa mencontoh Singapura yang sudah lebih dulu punya tentara siber dengan nama Digital and Intelligence Service a.k.a DIS. Sama kayak AU,AD, dan AL-nya Singapura, DIS juga punya markas besar, hingga berbagai macam departemen yang tentunya canggihnya punya.
POPULAR
RELATED ARTICLES