Share

Home Stories

Stories 15 Juni 2022

Skor Keamanan Bank Indonesia Cuma 68, Kok Bisa?

Skor keamanan Bank Indonesia hanya memiliki 68 dari rentang 1-100, sehingga dinilai masih memiliki permasalahan dari sisi keamanan informasi.

Karyawan beraktivitas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu (18/5/2022). - Bisnis Indonesia -

Context.id, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sebagai regulator ekonomi Indonesia dinilai masih memiliki permasalahan dari sisi keamanan informasi. Pasalnya, survei oleh tim CISSReC menemukan bahwa skor keamanan BI hanya memiliki 68 dari rentang 1-100.

Angka itupun lebih rendah daripada sejumlah bank-bank, seperti Bank Jago (ARTO) dengan skor 74, Maybank dengan skor 80, dan Bank BTPN dengan skor 92. 

“Kita lihat Bank Indonesia yang menjadi regulator ekonomi digital di Indonesia. Ternyata skornya cuma 68.” ujar Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, pada Selasa (14/6/2022).

Skor tersebut ditetapkan dari 10 faktor potensial. Mulai dari network security atau metode yang digunakan untuk mencegah dan memantau akses tidak sah pada suatu jaringan, sampai social engineering atau upaya untuk memanipulasi agar dapat memberikan informasi pribadi. 

Maka dari itu, Pratama mempertanyakan keseriusan Bank Indonesia dalam membuat kebijakan, terutama kebijakan digital. “Yang jadi pertanyaan, BI sudah siap atau belum untuk membuat kebijakan payment digital?” tanya Pratama.

Menurutnya, Bank Indonesia dinilai belum kuat untuk mendigitalkan semua masalah keuangan Indonesia. Apalagi sejak adanya masalah pencurian data pada akhir tahun 2021 yang sebanyak 3,8 terabyte karena faktor social engineering. 

“Ternyata Bank Indonesia yang berkali-kali membuat kebijakan untuk mendigitalkan semua masalah keuangan di indonesia itu ternyata juga nggak kuat, diretas habis-habisan datanya diambil. Perkiraan kita ada sekitar 3,8 terabyte data yang diambil dari Bank Indonesia,” ujar Pratama.

Diketahui, Pada Desember 2021 terjadi serangan siber dengan metode ransomware atau serangan malware dengan metode enkripsi untuk menyimpan dan menyembunyikan informasi korban sebagai tahanan. Akibat serangan tersebut, data-data Bank Indonesia tersebar bebas di internet.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 15 Juni 2022

Skor Keamanan Bank Indonesia Cuma 68, Kok Bisa?

Skor keamanan Bank Indonesia hanya memiliki 68 dari rentang 1-100, sehingga dinilai masih memiliki permasalahan dari sisi keamanan informasi.

Karyawan beraktivitas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu (18/5/2022). - Bisnis Indonesia -

Context.id, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sebagai regulator ekonomi Indonesia dinilai masih memiliki permasalahan dari sisi keamanan informasi. Pasalnya, survei oleh tim CISSReC menemukan bahwa skor keamanan BI hanya memiliki 68 dari rentang 1-100.

Angka itupun lebih rendah daripada sejumlah bank-bank, seperti Bank Jago (ARTO) dengan skor 74, Maybank dengan skor 80, dan Bank BTPN dengan skor 92. 

“Kita lihat Bank Indonesia yang menjadi regulator ekonomi digital di Indonesia. Ternyata skornya cuma 68.” ujar Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, pada Selasa (14/6/2022).

Skor tersebut ditetapkan dari 10 faktor potensial. Mulai dari network security atau metode yang digunakan untuk mencegah dan memantau akses tidak sah pada suatu jaringan, sampai social engineering atau upaya untuk memanipulasi agar dapat memberikan informasi pribadi. 

Maka dari itu, Pratama mempertanyakan keseriusan Bank Indonesia dalam membuat kebijakan, terutama kebijakan digital. “Yang jadi pertanyaan, BI sudah siap atau belum untuk membuat kebijakan payment digital?” tanya Pratama.

Menurutnya, Bank Indonesia dinilai belum kuat untuk mendigitalkan semua masalah keuangan Indonesia. Apalagi sejak adanya masalah pencurian data pada akhir tahun 2021 yang sebanyak 3,8 terabyte karena faktor social engineering. 

“Ternyata Bank Indonesia yang berkali-kali membuat kebijakan untuk mendigitalkan semua masalah keuangan di indonesia itu ternyata juga nggak kuat, diretas habis-habisan datanya diambil. Perkiraan kita ada sekitar 3,8 terabyte data yang diambil dari Bank Indonesia,” ujar Pratama.

Diketahui, Pada Desember 2021 terjadi serangan siber dengan metode ransomware atau serangan malware dengan metode enkripsi untuk menyimpan dan menyembunyikan informasi korban sebagai tahanan. Akibat serangan tersebut, data-data Bank Indonesia tersebar bebas di internet.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025