Stories - 18 September 2024
Lepas Tanggung Jawab Iklim, Perusahaan Energi Fosil Jadi Sponsor Olahraga
Lembaga penelitian iklim menemukan aliran dana besar perusahaan migas ke acara olahraga untuk mengelabui masyarakat soal krisis iklimrn
Context.id, JAKARTA - Belakangan ini, banyak perusahaan bahan bakar fosil yang menjadi sponsor berbagai cabang olahraga populer dunia, mulai dari sepak bola, motor, golf dan lain sebagainya.
Tak tanggung-tanggung, New Weather Institute (NWI) melaporkan uang yang digelontorkan korporasi bahan bakar fosil sebagai sponsor olahraga itu bisa mencapai US$5,6 miliar, seperti dilansir Guardian.
Lembaga pemerhati iklim itu menduga, aliran dana sponsor yang dikucurkan itu merupakan upaya untuk "membeli lisensi sosial” agar korporasi bahan bakar fosil itu tidak mendapat tekanan akibat emisi karbon.
Laporan NWI menuliskan hampir tidak ada olahraga besar yang tidak tersentuh oleh uang minyak dan gas. Mereka menelusuri lebih dari 200 kesepakatan sponsor antara tim olahraga dan industri.
Bahkan, mega bintang olahraga seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Tyson Fury dan Anthony Joshua dan banyak lagi telah berhasil direkrut untuk menghabiskan waktu di Timur Tengah sebagai bagian dari kesepakatan sponsor, kata laporan tersebut.
Perilaku dan praktik industri bahan bakar fosil yang mengguyur acara olahraga dengan uang mereka itu disebut sebagai “sportswashing”. Praktik itu dilakukan guna memperbaiki reputasi mereka yang buruk sebagai penyumbang terbesar emisi karbon.
Soal tudingan melakukan sportswashing, putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman pada 2023 tidak menampik hal itu.
“Jika pencucian uang untuk olahraga akan meningkatkan PDB saya sebesar 1%, maka kami akan terus melakukan pencucian uang untuk olahraga,” tegasnya.
Menurut laporan Dirty Money NWI, Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi, adalah investor tunggal terbesar dalam sponsorship olahraga yang diidentifikasi oleh laporan NWI, dengan memberikan hampir US$1,3 miliar dalam 10 transaksi.
Perusahaan petrokimia Ineos berada di posisi kedua, dengan US$777 juta dalam transaksi sponsorship. Sementara Shell telah mensponsori olahraga hingga US$470 juta; dan TotalEnergies, perusahaan minyak terkemuka Prancis merogoh US$340 juta.
Laporan NWI dengan pedas mengkritik perilaku sportswashing yang dilakukan korporasi bahan bakar fosil itu tidak bisa menghapus dosa mereka yang membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun melalui polusi yang dihasilkan.
Sebelumnya perusahaan tembakau juga pernah melakukan hal serupa, namun belakangan ini mulai dilarang.
Para peneliti di NWI mengidentifikasi sepak bola memperoleh keuntungan dari transaksi terbanyak, dengan 59 kesepakatan sponsor senilai total hampir US1 miliar.
Namun, olahraga bermotor menarik uang terbanyak, dengan US$2,2 miliar uang minyak dan gas yang tersebar di 40 transaksi.
Soal tudingan itu, pihak TotalEnergies mengatakan perusahaan sudah lama menjadi mitra acara olahraga di seluruh dunia dengan tujuan berbagi dan menyebarkan nilai-nilai sportivitas olahraga seperti solidaritas, rasa hormat, semangat dan lainnya.
Sementara pihak Shell menjelaskan sudah menginvestasikan US$5,6 miliar atau senilai 23% dari belanja modal dalam berbagai skema solusi rendah karbon tahun lalu.
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Di Tengah Perang dan Pengungsian: Mengapa Warga Palestina Tak Mau Pergi?
Warga Palestina tetap bertahan di tengah perang karena keterikatan emosional terhadap tanah, identitas budaya, serta harapan akan masa depan yang ...
Context.id | 09-10-2024
Dua Pelopor Kecerdasan Buatan (AI) Raih Nobel Fisika 2024
Dua pelopor kecerdasan buatan (AI) menerima Nobel Fisika 2024 sebagai pengakuan atas kontribusi inovatif mereka dalam mengubah pemahaman kita tent ...
Context.id | 09-10-2024
Kembalinya Pedagang Maut Viktor Bout ke Perdagangan Senjata Global
Kembalinya Viktor Bout menggambarkan perjalanan kontroversialnya dari penjara menuju kembali terlibat dalam perdagangan senjata global yang komple ...
Context.id | 09-10-2024
Krisis Air Global, Tahun-tahun Terkering dalam Tiga Dekade
Krisis air global selama tiga dekade terakhir disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan yang buruk, berdampak pada lingkungan, sosial, dan e ...
Naufal Jauhar Nazhif | 09-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context