Stories - 16 August 2024

Mengapa Laptop Ini Punya Penggemar Setia Selama 30 Tahun Lebih?

Para pemimpin teknologi di perusahaan menyukai kejadulan dari laptop ThinkPad


Perjalanan 30 tahun ThinkPad/LinkedIn

Context.id, JAKARTA - Tidak ada banyak perubahan yang berarti dari laptop ThinkPad buatan Lenovo justru menjadi berkah bagi perusahaan ini. Para pemimpin teknologi jika tidak ingin dibilang jadul, justru menyukai keajekan atau keusangan itu. 

“Ada banyak hal yang bisa dikatakan tentang keakraban dan pengalaman yang konsisten,” kata Chief Information Officer Ace Hardware Rick Williams, yang perusahaannya menggunakan sekitar 4.000 ThinkPad seperti dikutip dari WSJ, Jumat (16/8)

Merek ThinkPad, yang awalnya diciptakan oleh International Business Machines (IBM) , memasuki pasaran pada tahun 1992 sebelum Lenovo mengakuisisinya, bersama dengan divisi PC IBM, pada tahun 2005. 

Sejak saat itu, desain kotak—yang awalnya terinspirasi oleh kotak bento Jepang—telah menjadi lebih tipis dan ringan, tetapi tidak banyak yang berubah dari perspektif desain.

Logonya sama, meskipun pada tahun 2005 Lenovo menambahkan titik merah di atas huruf "i" pada "Think" yang masih ada hingga saat ini. Logo tersebut tetap berada pada sudut 37 derajat pada perangkat tersebut. 

Sementara pada keyboard, trackpoint kecil, merah, dan kuno tetap berada di antara tombol "B," "G," dan "H" (yang menurut Lenovo sangat disukai oleh beberapa pengguna dan beberapa CIO mengatakan tidak pernah menggunakannya). 

Port dan penempatan kamera juga relatif konsisten. Dan meskipun ada beberapa eksperimen dengan warna, laptop itu sendiri sebagian besar tetap berwarna hitam seperti aslinya.

“Anda akan mengenali ThinkPad yang ikonik,” kata Tom Butler, direktur eksekutif untuk portofolio komersial dan manajemen produk di seluruh dunia di Lenovo yang berkantor pusat di Hong Kong.

Strategi yang dijalankan Lenovo untuk Thinkpad mungkin tampak berlawanan dengan arus deras perusahaan teknologi terkini yang selalu mengedepankan kebaruan dan mendewakan inovasi. 

Bagi para penganut paham ini, kemerosotan BlackBerry, Nokia dan Motorola merupakan contoh nyata akibat tidak mengikuti perubahan zaman yang haus akan inovasi. 

Namun bagi Lenovo, pandangan itu tidak harus selalu diikuti. Terbukti, menurut firma riset Gartner, Lenovo memimpin pangsa pasar di pasar laptop di seluruh dunia, selama lebih dari 10 tahun. 

WSJ menuliskan pangsa pasar untuk kuartal kedua tahun ini adalah 24,4%, diikuti oleh HP dengan 22,6% dan Dell dengan 16,7%, berdasarkan temuan awal.

Awalnya, Lenovo mengandalkan slogan IBM “Think” yang diperkenalkan oleh mantan CEO IBM Thomas J. Watson pada tahun 1910-an dan menjadi identik dengan produknya. 

Saat merek teknologi populer lainnya di awal tahun 2000-an kehilangan pamornya, merek ThinkPad tetap mempertahankannya, berkat basis pengguna setianya yang perlahan-lahan terus menduduki posisi senior alias pengambil kebijakan di suatu perusahaan. 

Namun tidak seperti perusahaan teknologi yang berfokus pada konsumen, yang mendapatkan pengikut melalui inovasi yang memikat, daya tarik ThinkPad sebagian besar berkat konsistensi desainnya, yang selaras dengan perusahaan lama yang besar dan tahan terhadap perubahan. 

Bisa jadi daya tahan akan perubahan itu yang membuat para eksekutif senior menyukainya. Pasalnya, harus diakui bagi perusahaan setiap riset untuk perubahan bagi produk itu membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. 

Selain konsistensi desainnya, laptop ThinkPad juga dikenal sangat tangguh dan tahan banting. Konsumen tentunya sangat menyukai produk yang teknologinya kuat dan awet. 

Faktor lain yang mendorong Lenovo adalah keberadaannya yang memiliki jejak global lebih besar dibandingkan pesaingnya.

Saat ini Lenovo melaporkan mencatatkan pendapatan sebesar US$57 miliar pada tahun fiskalnya yang berakhir pada bulan Maret, dan memiliki sekitar 70.000 karyawan di seluruh dunia. 


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia | 30-10-2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id | 29-10-2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id | 29-10-2024

Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech

Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak

Context.id | 28-10-2024