Pemimpin Negara yang Kabur saat Negaranya Krisis
Sheikh Hasina bukanlah pemimpin negara pertama yang meninggalkan negaranya saat dilanda krisis, tapi ada beberapa yang lain
Context.id, JAKARTA - Protes pemberlakuan sistem kuota untuk pekerjaan di sektor pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bangladesh belum juga padam. Melansir Al Jazeera, lebih dari 300 orang meregang nyawa akibat demonstrasi berkepanjangan ini.
Imbas banyaknya korban jiwa dalam kekerasan terparah sejak kemerdekaan Bangladesh 50 tahun lalu, membuat Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Bangladesh. Pengunduran diri Hasina dari jabatannya dilakukan pada Senin (5/8/2024).
Di saat bersamaan, Hasina melarikan diri dari Bangladesh di tengah krisis yang melanda. Wanita berusia 76 tahun tersebut pergi meninggalkan Ibu Kota Dhaka bersama dua saudarinya menggunakan pesawat Militer. Hasina mendarat di Pangkalan Udara Hindon, dekat Delhi, India.
Sehari setelah kaburnya Hasina ke India, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin membubarkan parlemen. Shahabuddin juga akan membentuk pemerintahan sementara dan menekan gelombang protes.
Selain itu, Presiden juga membebaskan ketua Partai Nasionalis Bangladesh Khaleda Zia, mantan perdana menteri dan pesaing berat Hasina, dari tahanan rumah.
BACA JUGA
Sheikh Hasina bukanlah pemimpin negara pertama yang meninggalkan negaranya saat dilanda krisis.
Beberapa pemimpin negara berikut juga kabur keluar negeri setelah negara ditimpa konflik, krisis, dan lain-lain.
Gotabaya Rajapaksa
Pada awal 2022, Sri Lanka dihujani krisis ekonomi. Mengutip BBC, laju inflasi Sri Lanka naik hingga 50 persen per tahun. Hal ini diperparah dengan langkanya bahan bakar kendaraan dan pemadaman listrik. Akibatnya, protes meletus di ibu kota Kolombo pada bulan April 2022 dan menyebar ke seluruh negeri.
Di tengah gelombang protes, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa cabut dari negaranya. Dalam laporan Al Jazeera, Rajapaksa bersama istri dan dua pengawalnya melarikan diri ke Male, Ibu Kota Maladewa memakai pesawat Angkatan Udara Sri Lanka.
Beberapa jam setelah tiba di Male, Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Sri Lanka pada Rabu (13/7/2022). Hal ini dilakukan untuk membuka jalan bagi pemerintahan yang baru setelah puluhan ribu demonstran menuntut pengunduran dirinya dengan menerobos masuk kediamannya.
Ashraf Ghani
Pada 15 Agustus 2021, Taliban mendeklarasikan “pemerintahan sementara” di Afganistan. Hal ini dilakukan setelah mengambil alih ibu kota Kabul menyusul jatuhnya Pasukan Keamanan Nasional Afganistan dan pemerintahan Republik Islam Afganistan.
Melansir Reuters, Setelah peristiwa pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban Presiden Afganistan saat itu Ashraf Ghani meninggalkan negaranya untuk menghindari pertumpahan darah.
Ashraf Ghani meninggalkan nasib penduduk Afganistan dan keamanan di kota di tangan Taliban. Ghani bersama istri, kepala staf, dan penasihat keamanan nasional terbang ke Tashkent, ibu kota Uzbekistan.
Abdu Rabu Mansour Hadi
Kelompok perlawanan dari provinsi Saada di barat laut Yaman Houthi menegaskan kendali mereka atas ibu kota Yaman, Sanaa pada Januari 2015. Melansir The Guardian, saat itu mereka menyerbu rumah dan istana presiden Abdu Rabu Mansour Hadi, untuk memaksa pengunduran diri presiden dan perdana menterinya.
Sejak saat itu, Abdu Rabu Mansour Hadi melarikan diri ke Kota Aden, Yaman. Mengutip BBC, Hadi menjadi tahanan rumah sejak Houthi menguasai ibu kota. Di saat yang bersamaan, Houthi perlahan masuk ke Aden yang berbatasan dengan Arab Saudi. Saudi meluncurkan pasukan untuk mencegah Houthi masuk ke wilayahnya.
Kontributor: Fadlan Priatna
RELATED ARTICLES
Pemimpin Negara yang Kabur saat Negaranya Krisis
Sheikh Hasina bukanlah pemimpin negara pertama yang meninggalkan negaranya saat dilanda krisis, tapi ada beberapa yang lain
Context.id, JAKARTA - Protes pemberlakuan sistem kuota untuk pekerjaan di sektor pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bangladesh belum juga padam. Melansir Al Jazeera, lebih dari 300 orang meregang nyawa akibat demonstrasi berkepanjangan ini.
Imbas banyaknya korban jiwa dalam kekerasan terparah sejak kemerdekaan Bangladesh 50 tahun lalu, membuat Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Bangladesh. Pengunduran diri Hasina dari jabatannya dilakukan pada Senin (5/8/2024).
Di saat bersamaan, Hasina melarikan diri dari Bangladesh di tengah krisis yang melanda. Wanita berusia 76 tahun tersebut pergi meninggalkan Ibu Kota Dhaka bersama dua saudarinya menggunakan pesawat Militer. Hasina mendarat di Pangkalan Udara Hindon, dekat Delhi, India.
Sehari setelah kaburnya Hasina ke India, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin membubarkan parlemen. Shahabuddin juga akan membentuk pemerintahan sementara dan menekan gelombang protes.
Selain itu, Presiden juga membebaskan ketua Partai Nasionalis Bangladesh Khaleda Zia, mantan perdana menteri dan pesaing berat Hasina, dari tahanan rumah.
BACA JUGA
Sheikh Hasina bukanlah pemimpin negara pertama yang meninggalkan negaranya saat dilanda krisis.
Beberapa pemimpin negara berikut juga kabur keluar negeri setelah negara ditimpa konflik, krisis, dan lain-lain.
Gotabaya Rajapaksa
Pada awal 2022, Sri Lanka dihujani krisis ekonomi. Mengutip BBC, laju inflasi Sri Lanka naik hingga 50 persen per tahun. Hal ini diperparah dengan langkanya bahan bakar kendaraan dan pemadaman listrik. Akibatnya, protes meletus di ibu kota Kolombo pada bulan April 2022 dan menyebar ke seluruh negeri.
Di tengah gelombang protes, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa cabut dari negaranya. Dalam laporan Al Jazeera, Rajapaksa bersama istri dan dua pengawalnya melarikan diri ke Male, Ibu Kota Maladewa memakai pesawat Angkatan Udara Sri Lanka.
Beberapa jam setelah tiba di Male, Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Sri Lanka pada Rabu (13/7/2022). Hal ini dilakukan untuk membuka jalan bagi pemerintahan yang baru setelah puluhan ribu demonstran menuntut pengunduran dirinya dengan menerobos masuk kediamannya.
Ashraf Ghani
Pada 15 Agustus 2021, Taliban mendeklarasikan “pemerintahan sementara” di Afganistan. Hal ini dilakukan setelah mengambil alih ibu kota Kabul menyusul jatuhnya Pasukan Keamanan Nasional Afganistan dan pemerintahan Republik Islam Afganistan.
Melansir Reuters, Setelah peristiwa pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban Presiden Afganistan saat itu Ashraf Ghani meninggalkan negaranya untuk menghindari pertumpahan darah.
Ashraf Ghani meninggalkan nasib penduduk Afganistan dan keamanan di kota di tangan Taliban. Ghani bersama istri, kepala staf, dan penasihat keamanan nasional terbang ke Tashkent, ibu kota Uzbekistan.
Abdu Rabu Mansour Hadi
Kelompok perlawanan dari provinsi Saada di barat laut Yaman Houthi menegaskan kendali mereka atas ibu kota Yaman, Sanaa pada Januari 2015. Melansir The Guardian, saat itu mereka menyerbu rumah dan istana presiden Abdu Rabu Mansour Hadi, untuk memaksa pengunduran diri presiden dan perdana menterinya.
Sejak saat itu, Abdu Rabu Mansour Hadi melarikan diri ke Kota Aden, Yaman. Mengutip BBC, Hadi menjadi tahanan rumah sejak Houthi menguasai ibu kota. Di saat yang bersamaan, Houthi perlahan masuk ke Aden yang berbatasan dengan Arab Saudi. Saudi meluncurkan pasukan untuk mencegah Houthi masuk ke wilayahnya.
Kontributor: Fadlan Priatna
POPULAR
RELATED ARTICLES