Stories - 10 June 2022

Dampak Nyata Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia

Memangnya, perang antara Rusia-Ukraina bisa berdampak apa saja buat Indonesia?


Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina berlatih di bekas pabrik aspal di pinggiran Kyiv, Ukraina, Sabtu (19/2/2022). - Bloomberg -

Context, JAKARTA - Pada hari Jumat (10/6/2022), operasi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina sudah memasuki hari ke 107. Pihak Rusia Mengklaim kalau mereka sudah hampir menguasai seluruh wilayah di Donetsk. Saat ini, militer Rusia sedang melakukan pembersihan dari sisa-sisa pertempuran di Taman Nasional Svyatye Gory yang berada di dekat Svyatogorsk, Sosnovoe, Yarovaya, dan Studenok. 

126 jenis alat peledak berhasil ditemukan dalam pembersihan itu. Alat-alat peledak itu meliputi 54 ranjau anti-tank yang ditanam oleh pasukan Ukraina. Setelah berhasil menemukannya alat-alat peledak tersebut, tentara Rusia menghancurkannya untuk memuluskan mobilisasi tentara ke garda depan. 

Selain berhasil menemukan ratusan alat peledak, tentara Rusia juga melancarkan serangan rudal udara jelajah jarak jauh ke pusat pelatihan tentara Ukraina. Lokasi tersebut juga merupakan markas pelatihan tentara bayaran asing.

Di pihak Ukraina, seorang tawanan perang Ukraina menginformasikan kalau saat ini Ukraina sedang merencanakan provokasi baru untuk menyudutkan Rusia, yaitu tuduhan yang menyebut pihak Rusia telah melakukan aksi kotor berupa serangan membabi buta kepada objek-objek penting infrastruktur sipil. Menurut tawanan tersebut, Ukraina melancarkan provokasinya dengan menembaki pembangkit listrik yang berada di Kharkov. Akibat hal ini, penduduk yang bertahan di Kharkov, Sumy, dan Poltava harus rela hidup sementara tanpa adanya listrik.

Selama perang berlangsung, sudah banyak penduduk Ukraina yang mengungsi ke negara lain. Hingga kini, berdasarkan catatan United Nations High Commissioner Refugees (UNHCR), sudah sekitar 7 juta penduduk Ukraina yang menjadi pengungsi. Angka ini merupakan rekor baru perpindahan manusia dengan jumlah terbesar di dunia. 

Akibat perang yang tidak kunjung usai ini, banyak sekali dampak buruk yang akan terjadi. Seperti hancurnya perumahan, jalan raya, fasilitas umum, hingga tewasnya banyak orang. Tapi dampak dari perang ini bukan hanya itu saja. Ada juga dampak lainnya yang tidak kalah merugikan.

Kalau perang ini tidak kunjung selesai, dampaknya bukan lagi hanya merugikan pihak yang sedang berperang, melainkan akan meluas ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Hal seperti ini bisa menghambat proses pemulihan ekonomi yang sedang kita jalani. 

Memangnya, perang ini bisa berdampak apa saja buat Indonesia?

 

Menurunnya Ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina

Akibat dari perang ini, Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan kalau sepanjang tahun 2022, nilai ekspor dari Indonesia ke Ukraina dan Rusia menurun. Pada Bulan April, penurunan yang dialami tersebut cukup besar, yakni senilai US$88,1 juta untuk ekspor Indonesia ke Rusia, dan US$23,3 juta untuk ekspor ke Ukraina.

Jika perang tidak kunjung usai, penurunan nilai ekspor ini tentunya akan semakin merugikan Indonesia. Soalnya, peran Rusia dan Ukraina sangatlah strategis dalam perdagangan global. Terutama Rusia, negara ini merupakan salah satu pemasok terbesar beberapa komoditas dunia, seperti minyak mentah, gandum, dan batu bara.

 

Naiknya Harga Gandum

Dampak ini mungkin yang paling diwanti-wanti oleh anak kost dan para pecinta mie instan. Alasannya, 23 persen dari total ekspor gandum di Tanah Air datangnya dari Ukraina. Negara berbendera kuning biru ini adalah negara dengan posisi pertama sebagai pengimpor gandum Indonesia.

Apalagi, mayoritas gandum yang ditanam di Ukraina berada di wilayah timur yang sebagian besar sudah diduduki oleh pasukan Rusia. Jadi, mau tidak mau kegiatan ekspor gandum Ukraina akan terhambat.

 

Mengganggu Industri Pertanian

Selama ini, Indonesia mengandalkan impor pupuk kalium dan phospat dari kedua negara tersebut. Akibat perang ini, ketersediaan dua pupuk tersebut pun akan terhambat. Padahal, dua pupuk tersebut termasuk jenis yang sangat dibutuhkan oleh industri pertanian. 

Tapi, saat ini Indonesia sudah mengantisipasi dengan memanfaatkan pupuk impor dari beberapa negara di Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania. Sebenarnya, menurut SVP PSO Pupuk Indonesia Wilayah Timur, Muhammad Yusri, ketersediaan kedua pupuk tersebut hingga 2023 masih aman. Tapi kalau perang ini tidak kunjung usai dan Indonesia gagal mendapatkan negara alternatif penghasil pupuk lainnya, tidak menutup kemungkinan dampaknya akan lebih besar kepada industri pertanian.


Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Siomay Peringkat 1 Cemilan Terlezat Dunia

Setelah Rendang dan Sate, kini Siomay diakui sebagai salah satu dumpling atau cemilan berbahan pangsit terbaik dunia

Context.id | 25-04-2024

Kampus Elit AS Protes Genosida Gaza, Mengulang Sejarah Demo Perang Vietnam?

Periode 50-60an, mahasiswa dari berbagai kampus di Amerika Serikat melakukan unjuk rasa menolak keterlibatan AS dalam Perang Vietnam

Context.id | 25-04-2024

Suara Golkar Terbesar di Koalisi Prabowo, Jatah Menterinya Banyak?

Kinerja perolehan suara mentereng dalam Pemilu Legislatif atau Pileg 2024 dinilai menjadi tolok ukur

Noviarizal Fernandez | 24-04-2024

Laga Panas Para Jawara di AFC Cup U-23

Tiga mantan pemenang Piala Asia AFC U23 lainnya juga turut lolos ke babak penentu itu

Noviarizal Fernandez | 24-04-2024