Inkonsistensi Pemerintah Soal Investor Asing di IKN
Selain investor lokal, di IKN belum ada investor asing yang benar-benar menanamkan modalnya
Context.id, JAKARTA - Pagi kedelai, sore tempe. Itulah peribahasa yang menggambarkan sebuah perkataan yang inkonsistensi.
Akhir-akhir ini indikasi inkonsistensi itu nampaknya ditunjukkan oleh pemerintah perihal investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui hingga saat ini belum ada investasi asing langsung atau foreign direct investment atau FDI yang masuk ke ibu kota.
Dia menyebut, alasan belum adanya investasi asing yang parkir di proyek senilai Rp466 triliun itu dikarenakan pemerintah masih memprioritaskan investor domestik di tahap awal.
"Tahap pertama itu adalah investasi PMDN semuanya. Belum ada PMA yang melakukan groundbreaking," kata Bahlil.
Padahal, pada Desember 2023 Bahlil sudah sempat sesumbar bahwa ada gelombang investasi jumbo yang bakal disuntik oleh investor asing.
Tidak tanggung-tanggung, Bahlil menyebut investasi asing yang masuk ke IKN nilainya mencapai Rp50 triliun.
Pernyataan yang tidak konsisten itu ditanggapi oleh mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Melalu akun X miliknya, @mohmahfudmd, ia melontarkan pertanyaan.
“Oooh, sampai saat ini belum ada ya? Cari terus, Mas Bahlil,” ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa setelah 17 Agustus 2024, pemerintah perlu memperjelas tenggat waktu masuknya investor tersebut. Bisa enam bulan lagi, bisa dua tahun lagi, atau bahkan bisa entah sampai kapan.
Cuitan itu ditanggapi beragam oleh warganet, salah satunya akun @palingteguh teringat akan pernyataan Thomas Lembong, mantan Kepala BKPM yang menantang pemerintah untuk membuka data investor di IKN.
“Bukannya pernah ada yg bilang asing pada antre buat invest? Sampe Tom Lembong nantang buka data tapi pihak sana gak berani alibinya rahasia negara. Kenyataannya emang gada investor aseng yg tertarik kan dah pake duit klean aja patungan. Klean kan banyak nimbun harta sama pake duit presiden 2024-2029 aja, katanya kan doi orang paling ikhlas se Indonesia”.
Sebelumnya, akhir 2023 lalu, Presiden Joko Widodo menyebut, investor asing masuk dengan cara bermitra bersama investor lokal untuk menanamkan modalnya dalam proyek-proyek pembangunan di IKN.
"Selama yang di domestik masih berbondong-bondong, saya kira—tapi juga sebetulnya yang investor dalam negeri pun sebetulnya itu pun sudah partner-an sama yang asing. Satu-dua saya tahu sudah partner-an dengan asing. Sebetulnya juga sama saja," tegas Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Senada, pada periode yang sama, Bambang Susantono yang saat itu masih berstatus sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengeklaim "tengah dalam proses menandatangani sejumlah kesepakatan" dengan investor asing.
Menurutnya, investor asing perlu waktu dan biasanya akan masuk setelah melakukan studi kelayakan, melihat situasi topografi dan kondisi lingkungan.
OIKN mengeklaim telah meraih total realisasi komitmen peminatan investasi mencapai Rp41,4 triliun selama tiga rangkaian peletakan batu pertama tahap 1 hingga tahap 3 pada 2023, menurut kantor berita Antara.
Namun, jika ke depannya IKN belum mampu menarik investor, yang pasti untuk mencegah proyek ini mangkrak alias menjadi candi seperti proyek di Hambalang, maka beban pembangunan pastinya akan ditanggung APBN.
Setelah sudah ditanggung APBN, bukan tidak mungkin IKN yang berhasil dibangun diperkirakan akan sulit untuk diisi selayaknya kota alias berpotensi menjadi kota hantu.
Pemerintah diprediksi akan kesulitan membujuk masyarakat untuk berpindah ke kota tersebut.
RELATED ARTICLES
Inkonsistensi Pemerintah Soal Investor Asing di IKN
Selain investor lokal, di IKN belum ada investor asing yang benar-benar menanamkan modalnya
Context.id, JAKARTA - Pagi kedelai, sore tempe. Itulah peribahasa yang menggambarkan sebuah perkataan yang inkonsistensi.
Akhir-akhir ini indikasi inkonsistensi itu nampaknya ditunjukkan oleh pemerintah perihal investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui hingga saat ini belum ada investasi asing langsung atau foreign direct investment atau FDI yang masuk ke ibu kota.
Dia menyebut, alasan belum adanya investasi asing yang parkir di proyek senilai Rp466 triliun itu dikarenakan pemerintah masih memprioritaskan investor domestik di tahap awal.
"Tahap pertama itu adalah investasi PMDN semuanya. Belum ada PMA yang melakukan groundbreaking," kata Bahlil.
Padahal, pada Desember 2023 Bahlil sudah sempat sesumbar bahwa ada gelombang investasi jumbo yang bakal disuntik oleh investor asing.
Tidak tanggung-tanggung, Bahlil menyebut investasi asing yang masuk ke IKN nilainya mencapai Rp50 triliun.
Pernyataan yang tidak konsisten itu ditanggapi oleh mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Melalu akun X miliknya, @mohmahfudmd, ia melontarkan pertanyaan.
“Oooh, sampai saat ini belum ada ya? Cari terus, Mas Bahlil,” ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa setelah 17 Agustus 2024, pemerintah perlu memperjelas tenggat waktu masuknya investor tersebut. Bisa enam bulan lagi, bisa dua tahun lagi, atau bahkan bisa entah sampai kapan.
Cuitan itu ditanggapi beragam oleh warganet, salah satunya akun @palingteguh teringat akan pernyataan Thomas Lembong, mantan Kepala BKPM yang menantang pemerintah untuk membuka data investor di IKN.
“Bukannya pernah ada yg bilang asing pada antre buat invest? Sampe Tom Lembong nantang buka data tapi pihak sana gak berani alibinya rahasia negara. Kenyataannya emang gada investor aseng yg tertarik kan dah pake duit klean aja patungan. Klean kan banyak nimbun harta sama pake duit presiden 2024-2029 aja, katanya kan doi orang paling ikhlas se Indonesia”.
Sebelumnya, akhir 2023 lalu, Presiden Joko Widodo menyebut, investor asing masuk dengan cara bermitra bersama investor lokal untuk menanamkan modalnya dalam proyek-proyek pembangunan di IKN.
"Selama yang di domestik masih berbondong-bondong, saya kira—tapi juga sebetulnya yang investor dalam negeri pun sebetulnya itu pun sudah partner-an sama yang asing. Satu-dua saya tahu sudah partner-an dengan asing. Sebetulnya juga sama saja," tegas Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Senada, pada periode yang sama, Bambang Susantono yang saat itu masih berstatus sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengeklaim "tengah dalam proses menandatangani sejumlah kesepakatan" dengan investor asing.
Menurutnya, investor asing perlu waktu dan biasanya akan masuk setelah melakukan studi kelayakan, melihat situasi topografi dan kondisi lingkungan.
OIKN mengeklaim telah meraih total realisasi komitmen peminatan investasi mencapai Rp41,4 triliun selama tiga rangkaian peletakan batu pertama tahap 1 hingga tahap 3 pada 2023, menurut kantor berita Antara.
Namun, jika ke depannya IKN belum mampu menarik investor, yang pasti untuk mencegah proyek ini mangkrak alias menjadi candi seperti proyek di Hambalang, maka beban pembangunan pastinya akan ditanggung APBN.
Setelah sudah ditanggung APBN, bukan tidak mungkin IKN yang berhasil dibangun diperkirakan akan sulit untuk diisi selayaknya kota alias berpotensi menjadi kota hantu.
Pemerintah diprediksi akan kesulitan membujuk masyarakat untuk berpindah ke kota tersebut.
POPULAR
RELATED ARTICLES