Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Asia Tengah
Ini kesepakatan nuklir baru di negara Asia Tengah setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 silam
Context.id, JAKARTA - Rusia berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kecil di Uzbekistan, setelah Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian nuklir, Senin (27/5)
Melansir AP News, pembicaraan yang berlangsung antara Putin dan Mirziyoyev di Tashkent, Uzbekistan itu telah menghasilkan kesepakatan nuklir baru di negara Asia Tengah setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 silam.
“Ini menandai awal dari era baru dalam kemitraan strategis yang komprehensif dan hubungan aliansi antara negara,” kata Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, (28/5).
Terlebih lagi Pemerintah Uzbekistan saat ini mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan energi nuklir untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi mereka yang cepat.
“Hampir semua negara terkemuka di dunia memastikan keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan mereka dengan bantuan energi nuklir,” kata Mirziyoyev.
BACA JUGA
Melansir RIA, perusahaan energi dan badan pengawas nuklir terkemuka milik Rusia, Rosatom dikabarkan akan membangun enam reaktor dengan total kapasitas 330 megawatt di Uzbekistan.
Meskipun demikian, kesepakatan terbaru antara Tashkent dan Moskow saat ini hanya membangun skala proyek nuklir yang jauh lebih kecil dari yang telah disepakati sejak 2018 yaitu 2,4 gigawatt.
Namun, jika proyek nuklir ini terlaksana akan menunjukkan kemampuan ekspor teknologi tinggi Rusia dan pengaruhnya ke pasar Asia setelah negara-negara Barat meningkatkan tekanan pada Kremlin melalui rentetan sanksinya.
Rusia juga mengambil keuntungan dari kampanye Kremlin untuk mengarahkan kembali ekspor gasnya ke negara-negara Asia di tengah keretakan hubungannya dengan Barat atas invasinya di Ukraina.
Selain itu, Presiden Vladimir Putin juga sepakat bahwa Moskow akan menginvestasikan dana sebesar US$400 juta ke dalam investasi bersama dengan Tashkent sebesar US$500 juta untuk membantu membiayai proyek-proyek strategis di Uzbekistan.
Bahkan orang nomor satu di Rusia itu juga bersumpah negaranya akan melakukan segalanya untuk bekerja secara efektif di pasar energi nuklir Uzbekistan
Penulis: Candra Soemirat
RELATED ARTICLES
Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Asia Tengah
Ini kesepakatan nuklir baru di negara Asia Tengah setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 silam
Context.id, JAKARTA - Rusia berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kecil di Uzbekistan, setelah Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian nuklir, Senin (27/5)
Melansir AP News, pembicaraan yang berlangsung antara Putin dan Mirziyoyev di Tashkent, Uzbekistan itu telah menghasilkan kesepakatan nuklir baru di negara Asia Tengah setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 silam.
“Ini menandai awal dari era baru dalam kemitraan strategis yang komprehensif dan hubungan aliansi antara negara,” kata Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, (28/5).
Terlebih lagi Pemerintah Uzbekistan saat ini mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan energi nuklir untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi mereka yang cepat.
“Hampir semua negara terkemuka di dunia memastikan keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan mereka dengan bantuan energi nuklir,” kata Mirziyoyev.
BACA JUGA
Melansir RIA, perusahaan energi dan badan pengawas nuklir terkemuka milik Rusia, Rosatom dikabarkan akan membangun enam reaktor dengan total kapasitas 330 megawatt di Uzbekistan.
Meskipun demikian, kesepakatan terbaru antara Tashkent dan Moskow saat ini hanya membangun skala proyek nuklir yang jauh lebih kecil dari yang telah disepakati sejak 2018 yaitu 2,4 gigawatt.
Namun, jika proyek nuklir ini terlaksana akan menunjukkan kemampuan ekspor teknologi tinggi Rusia dan pengaruhnya ke pasar Asia setelah negara-negara Barat meningkatkan tekanan pada Kremlin melalui rentetan sanksinya.
Rusia juga mengambil keuntungan dari kampanye Kremlin untuk mengarahkan kembali ekspor gasnya ke negara-negara Asia di tengah keretakan hubungannya dengan Barat atas invasinya di Ukraina.
Selain itu, Presiden Vladimir Putin juga sepakat bahwa Moskow akan menginvestasikan dana sebesar US$400 juta ke dalam investasi bersama dengan Tashkent sebesar US$500 juta untuk membantu membiayai proyek-proyek strategis di Uzbekistan.
Bahkan orang nomor satu di Rusia itu juga bersumpah negaranya akan melakukan segalanya untuk bekerja secara efektif di pasar energi nuklir Uzbekistan
Penulis: Candra Soemirat
POPULAR
RELATED ARTICLES