Malaysia Serius Garap Industri Semikonduktor, Indonesia Jauh Tertinggal?
Malaysia sudah dikenal sebagai raksasa industri semikonduktor Asia Tenggara
Context.id, JAKARTA - Ketegangan semikonduktor antara Amerika dan China membuat banyak perusahaan teknologi dunia bersiasat mencari tempat operasional lain demi kestabilan industrinya.
Pasalnya, pasokan utama dari Taiwan yang dikenal sebagai pusat pembuatan cip utama dunia seringkali terganggu akibat ketegangan geopolitik dengan China. Alhasil, hal ini membuat pasokan cip menjadi tersendat.
Malaysia menjadi salah satu negara yang dilirik oleh perusahaan semikonduktor dunia sebagai tempat melakukan diversifikasi operasional mereka. Perusahaan semikonduktor dunia pun mulai mengalirkan investasi miliar dolar ke negeri Jiran ini.
Sebenarnya bukan baru-baru ini saja Malaysia mengembangkan industri semikonduktor dunia, bersama dengan Taiwan dan Korea Selatan negara ini sudah menjadi sentral industri cip sejak tahun 70an.
Melansir Bloomberg, berbagai perusahaan teknologi kelas dunia seperti Microsoft Corp., Bosch, Infineon dan Nvidia Corp sudah lima dekade ikut berinvestasi pada industri semikonduktor Malaysia yang berpusat di wilayah Penang.
BACA JUGA
Tak heran jika Malaysia menjadi salah satu pengendali pasar global semikonduktor dengan mengantongi 13% pangsa pasar global untuk pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor yang membuat negara ini diperhitungkan sebagai pemasok pasokan cip utama.
Kemajuan industri semikonduktor Malaysia juga didukung oleh lokasi strategis, kesediaan infrastruktur yang terintegrasi mulai dari pabrik hingga pelabuhan internasional membuat mereka menikmati keuntungan dari seretnya pasokan produk semikonduktor global saat ini.
Bahkan CEO Nvidia Jensen Huang sampai menyatakan bahwa Malaysia adalah pemain kunci di Asia Tenggara yang bukan hanya bermain dalam rantai pasokan semikonduktor tetapi juga dalam industri pusat data berbasis awan atau cloud.
“Saya pikir kita akan melihat Asia Tenggara berpartisipasi dalam kemajuan industri teknologi global dan Malaysia sudah memainkan peran ini dalam infrastruktur cloud,” jelas Huang, seperti dikutip dari Techwereasia, Selasa, (14/5).
China Ambil Peluang
Langkah Amerika Serikat yang menghentikan ekspor cip ke negaranya membuat China melirik perusahaan pengemasan cip Malaysia untuk merakit unit pemrosesan grafis atau GPU.
“Semakin banyak perusahaan desain semikonduktor China yang memanfaatkan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas mereka,” kata beberapa sumber Reuters, dikutip Senin (14/05).
Walaupun beberapa pemimpin perusahaan teknologi dunia melakukan tur di kawasan Asia Tenggara, Malaysia tetap menjadi pilihan para investor asing untuk mengembangkan pemrosesan semikonduktornya.
Malaysia dinilai tepat mendiversifikasi perakitan cip bagi perusahaan China. Sebab, negara ini dianggap memiliki hubungan baik dengan Cina, biaya produksi terjangkau, tenaga kerja berpengalaman, dan peralatan canggih serta memiliki zona perdagangan bebas yang minim pajak.
Kepala Eksekutif AT&S Andreas Gerstenmayer mengatakan Malaysia telah lebih dulu curi start dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini.
“Mereka cukup sadar akan kebutuhan industri semikonduktor, dan mereka memiliki ekosistem yang berkembang dengan baik di universitas, pendidikan, tenaga kerja, rantai pasokan dan banyak lagi” jelas Gerstenmayer
Penulis: Candra Sumirat
RELATED ARTICLES
Malaysia Serius Garap Industri Semikonduktor, Indonesia Jauh Tertinggal?
Malaysia sudah dikenal sebagai raksasa industri semikonduktor Asia Tenggara
Context.id, JAKARTA - Ketegangan semikonduktor antara Amerika dan China membuat banyak perusahaan teknologi dunia bersiasat mencari tempat operasional lain demi kestabilan industrinya.
Pasalnya, pasokan utama dari Taiwan yang dikenal sebagai pusat pembuatan cip utama dunia seringkali terganggu akibat ketegangan geopolitik dengan China. Alhasil, hal ini membuat pasokan cip menjadi tersendat.
Malaysia menjadi salah satu negara yang dilirik oleh perusahaan semikonduktor dunia sebagai tempat melakukan diversifikasi operasional mereka. Perusahaan semikonduktor dunia pun mulai mengalirkan investasi miliar dolar ke negeri Jiran ini.
Sebenarnya bukan baru-baru ini saja Malaysia mengembangkan industri semikonduktor dunia, bersama dengan Taiwan dan Korea Selatan negara ini sudah menjadi sentral industri cip sejak tahun 70an.
Melansir Bloomberg, berbagai perusahaan teknologi kelas dunia seperti Microsoft Corp., Bosch, Infineon dan Nvidia Corp sudah lima dekade ikut berinvestasi pada industri semikonduktor Malaysia yang berpusat di wilayah Penang.
BACA JUGA
Tak heran jika Malaysia menjadi salah satu pengendali pasar global semikonduktor dengan mengantongi 13% pangsa pasar global untuk pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor yang membuat negara ini diperhitungkan sebagai pemasok pasokan cip utama.
Kemajuan industri semikonduktor Malaysia juga didukung oleh lokasi strategis, kesediaan infrastruktur yang terintegrasi mulai dari pabrik hingga pelabuhan internasional membuat mereka menikmati keuntungan dari seretnya pasokan produk semikonduktor global saat ini.
Bahkan CEO Nvidia Jensen Huang sampai menyatakan bahwa Malaysia adalah pemain kunci di Asia Tenggara yang bukan hanya bermain dalam rantai pasokan semikonduktor tetapi juga dalam industri pusat data berbasis awan atau cloud.
“Saya pikir kita akan melihat Asia Tenggara berpartisipasi dalam kemajuan industri teknologi global dan Malaysia sudah memainkan peran ini dalam infrastruktur cloud,” jelas Huang, seperti dikutip dari Techwereasia, Selasa, (14/5).
China Ambil Peluang
Langkah Amerika Serikat yang menghentikan ekspor cip ke negaranya membuat China melirik perusahaan pengemasan cip Malaysia untuk merakit unit pemrosesan grafis atau GPU.
“Semakin banyak perusahaan desain semikonduktor China yang memanfaatkan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas mereka,” kata beberapa sumber Reuters, dikutip Senin (14/05).
Walaupun beberapa pemimpin perusahaan teknologi dunia melakukan tur di kawasan Asia Tenggara, Malaysia tetap menjadi pilihan para investor asing untuk mengembangkan pemrosesan semikonduktornya.
Malaysia dinilai tepat mendiversifikasi perakitan cip bagi perusahaan China. Sebab, negara ini dianggap memiliki hubungan baik dengan Cina, biaya produksi terjangkau, tenaga kerja berpengalaman, dan peralatan canggih serta memiliki zona perdagangan bebas yang minim pajak.
Kepala Eksekutif AT&S Andreas Gerstenmayer mengatakan Malaysia telah lebih dulu curi start dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini.
“Mereka cukup sadar akan kebutuhan industri semikonduktor, dan mereka memiliki ekosistem yang berkembang dengan baik di universitas, pendidikan, tenaga kerja, rantai pasokan dan banyak lagi” jelas Gerstenmayer
Penulis: Candra Sumirat
POPULAR
RELATED ARTICLES