Stories - 01 March 2024

Teknologi Digital dan Solusi Perubahan Iklim

Teknologi digital bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau meminimalisir dampak perubahan iklim

Context.id, JAKARTA - Belakangan ini isu iklim dan lingkungan menjadi topik hangat yang diperbincangkan di forum-forum dunia. Para akademisi, pakar, pebisnis maupun pejabat pemerintahan mencari akar masalah dan solusinya. 

Salah satu pembahasan yang mencuat adalah soal bagaimana memanfaatkan teknologi digital atau informasi untuk mengatasi dan meminimalisir dampakk perubahan iklim. 

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengatakan jika perspektif digitalization for sustainability merupakan salah satu dukungan yang nyata dalam optimalisasi transformasi digital untuk keberlanjutan lingkungan hidup.

Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai solusi perubahan iklim.

“Transformasi digital membawa peluang yang besar bagi keberlanjutan lingkungan. Digitalisasi diprediksi dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 35% pada dekade berikutnya. Dan, juga menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs),” jelasnya dalam acara Nusantara Sustainability Trend (Nature) Forum 2024: Embracing Humans and Environment in Harmony, Rabu (28/02) kemarin.



Teknologi digital ini, kata Nezar, memiliki kelebihan penerapan circular design dan efisiensi energi yang selaras dengan kepengaturan SDGs selain tentunya memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan karena efisiensi dari penggunaan bahan bakar sebanyak 90%. 

Teknologi tepat guna ini juga dapat mengurangi produksi sampah dan rantai produksi hingga 100x lebih sedikit daripada sebelumnya.

“Teknologi digital dimanfaatkan untuk penyelesaian isu lingkungan seperti pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial untuk pengelolaan sampah, prediksi iklim hingga smart devices untuk efisiensi energi,” tutur Nezar yang juga mantan wartawan ini. 

Nezar juga menyatakan jika praktik dekarbonisasi dalam digitalisasi sektor strategis seperti logistik, manufaktur, pertanian, energi dan konstruksi bisa menurunkan emisi CO2 global sebanyak 20 persen. 

Saat ini banyak negara berlomba-lomba untuk menerapkan energi terbarukan sebagai bentuk adaptasi atas perubahan lingkungan serta mendukung upaya global untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Menurut Nezar sebanyak 40% pemimpin bisnis telah mengaplikasikan pengembangan teknologi digital, terlihat dari penerapan Internet of Thing (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan Robotika.

“Misalnya robotik business automation telah dimanfaatkan dalam mewujudkan digitalisasi berkelanjutan di berbagai sektor,” ucapnya.

Penulis: Candra Soemirat


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024