Profil Pesawat Twin Otter yang Jatuh di Nepal
Pesawat Twin Otter yang jatuh di Pegunungan Mustang, Nepal, merupakan pesawat bermesin ganda dan bersayap tinggi.

Context.id, JAKARTA - A Tara Air (TB) De Havilland DHC-6-300 Twin Otter jatuh di Pegunungan Mustang, pada Minggu (29/5/2022). Seluruh penumpang dan awak kapal yang berjumlah 22 orang dinyatakan tewas dalam insiden ini.
Berdasarkan Business Standart, Nepal yang merupakan rumah dari 14 gunung tertinggi di dunia memang memiliki rekor untuk kecelakaan pesawat. Dalam kasus terbaru ini, belum ada informasi lebih lanjut penyebab kecelakaan pesawat.
Otoritas Penerbangan Umum Nepal (CAAN), Twin Otter melakukan lepas landas dari Pokhara, Nepal, pada pukul 9.55 waktu setempat. Pesawat seharusnya mendarat di Jomsom sekitar 20-25 menit kemudian. Namun, setelah 12 menit mengudara, pesawat ini hilang kontak.
Tentang Twin Otter
Twin Otter adalah pesawat bermesin ganda dan bersayap tinggi. Burung besi ini digunakan di seluruh dunia karena konstruksinya yang kokoh, keandalannya, serta kinerja lepas landas, dan pendaratannya yang singkat.
Pesawat ini sudah dikembangkan sejak 1965 dan biasanya dipakai untuk penerbangan antar kota. Pesawat ini juga merupakan salah satu dari “bush plane” atau pesawat yang bisa menjangkau lokasi-lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh pesawat lain.
Oleh sebab itu, Twin Otter seringkali digunakan untuk penelitian ilmiah ataupun survei melalui udara. Namun, Twin Otter juga populer di kalangan para atlet terjun payung, karena normalnya mereka menggunakan pesawat ini untuk mengudara.
Di Indonesia sendiri, sudah pernah ada kasus kecelakaan Twin Otter pada 2019 di Timika, Papua yang menewaskan 4 orang.
POPULAR
RELATED ARTICLES
Profil Pesawat Twin Otter yang Jatuh di Nepal
Pesawat Twin Otter yang jatuh di Pegunungan Mustang, Nepal, merupakan pesawat bermesin ganda dan bersayap tinggi.

Context.id, JAKARTA - A Tara Air (TB) De Havilland DHC-6-300 Twin Otter jatuh di Pegunungan Mustang, pada Minggu (29/5/2022). Seluruh penumpang dan awak kapal yang berjumlah 22 orang dinyatakan tewas dalam insiden ini.
Berdasarkan Business Standart, Nepal yang merupakan rumah dari 14 gunung tertinggi di dunia memang memiliki rekor untuk kecelakaan pesawat. Dalam kasus terbaru ini, belum ada informasi lebih lanjut penyebab kecelakaan pesawat.
Otoritas Penerbangan Umum Nepal (CAAN), Twin Otter melakukan lepas landas dari Pokhara, Nepal, pada pukul 9.55 waktu setempat. Pesawat seharusnya mendarat di Jomsom sekitar 20-25 menit kemudian. Namun, setelah 12 menit mengudara, pesawat ini hilang kontak.
Tentang Twin Otter
Twin Otter adalah pesawat bermesin ganda dan bersayap tinggi. Burung besi ini digunakan di seluruh dunia karena konstruksinya yang kokoh, keandalannya, serta kinerja lepas landas, dan pendaratannya yang singkat.
Pesawat ini sudah dikembangkan sejak 1965 dan biasanya dipakai untuk penerbangan antar kota. Pesawat ini juga merupakan salah satu dari “bush plane” atau pesawat yang bisa menjangkau lokasi-lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh pesawat lain.
Oleh sebab itu, Twin Otter seringkali digunakan untuk penelitian ilmiah ataupun survei melalui udara. Namun, Twin Otter juga populer di kalangan para atlet terjun payung, karena normalnya mereka menggunakan pesawat ini untuk mengudara.
Di Indonesia sendiri, sudah pernah ada kasus kecelakaan Twin Otter pada 2019 di Timika, Papua yang menewaskan 4 orang.
POPULAR
RELATED ARTICLES