Stories - 27 May 2022

JD.ID PHK Karyawan, ‘Winter is Coming’ Benar Terjadi?

Winter is coming yang diucapkan Presiden Joko Widodo rasanya benar terjadi, terutama untuk perusahaan rintisan teknologi atau startup.


Aktivitas pekerja di Warehouse JD.ID Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020). - Bisnis -

Context.id, JAKARTA - ‘Winter is coming’ yang diucapkan Presiden Joko Widodo rasanya benar terjadi, terutama untuk perusahaan rintisan teknologi atau startup. Pasalnya, terjadi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pada beberapa startup.

Mulai dari Zenius yang PHK sebanyak 200 karyawannya karena dampak dari kondisi makro ekonomi. Lalu, LinkAja yang melakukan reorganisasi perusahaan dengan mem-PHK karyawannya. Dan kini JD.ID pun menyusul.

Director of General Management JD.ID Jenie Simon, menyebut PHK dilakukan karena adanya upaya peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha. Alasan keputusan PHK JD.ID inipun hampir sama dengan kedua perusahaan sebelumnya, Zenius dan LinkAja.

“JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Jenie, dalam keterangannya pada Kamis (26/5/2022).

Sekalipun itu, JD.ID akan tetap patuh dan tunduk pada regulasi ketenagakerjaan, sesuai dengan peraturan pemerintah. Selain itu, JD.ID juga akan memberikan hak karyawan, sebagaimana yang telah diatur dalam regulasi perusahaan.

“Bagi JD.ID, para karyawan adalah aset vital dari perusahaan dan bagian dari sebuah keluarga besar, yang mana, artinya JD.ID memiliki kewajiban untuk menjaga kesejahteraan para karyawannya,” ujar Jenie.

Melihat fenomena PHK massal ini, jelas bahwa startup di Indonesia sedang mengalami musim dingin atau ‘winter is coming’, istilah yang populer di serial Game of Thrones. Istilah ini menandakan babak baru bagi startup.

Dulu, startup terus-terusan bakar uang ketika mendapat dana investasi demi menggaet customernya. Tapi kini tren pendanaan berubah. Para investor tidak lagi minat pada startup yang sibuk bakar uang, melainkan startup yang punya profitabilitas.

“Karena yg dapet funding, bakar duit, lebih punya kekuatan buat dapetin customer, dapetin talent, dan dikenal banyak orang, akhirnya startups semacam ini yg tumbuh dan besar. Yg mikirin profit, bangun bisnis sustainable, malah susah bersaing,” cuit Gibran Huzaifah, Founder eFishery lewat akun Twitternya, pada Jumat (27/5/2022).

Terlepas dari apa yang terjadi dengan kondisi startup saat ini, diharapkan menjadi koreksi demi menguatkan ekosistem startup ke depannya.

“marketnya emang lagi demikian. Makanya, meskipun saya jg ikut prihatin ngeliat kondisi sekarang, tapi saya yakin kalau koreksi ini bisa bikin tech ecosystem kita lebih baik lagi,” ungkap Gibran.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024