Share

Stories 26 Februari 2024

Beberapa Alasan Orang Lebih Nyaman Tinggal di Karavan

Bagaimana mereka bisa hidup dengan berpindah-pindah atau nomaden?

Context.id, JAKARTA - Kenapa penduduk Amerika Serikat gemar tinggal di karavan ketimbang di rumah tapak? Pernah melihat film-film produksi Hollywood yang menggambarkan keluarga Amerika yang tinggal di karavan atau mobil berbentuk rumah? 

Pastinya terbersit dalam pikiran kita, bagaimana mereka bisa hidup dengan berpindah-pindah atau nomaden dan apakah mereka hanya sebatas mencari kebebasan dalam hidup?  Mengingat pindah dari satu tempat ke tempat lainnya mampu memberikan pengalaman baru.

Melansir The Conversation, seorang peneliti bernama Scott Rankin melakukan penelitian terhadap orang-orang yang hidup dengan tempat tinggal beroda, pada tahun 2020.

Menurutnya terdapat beberapa tempat yang selalu jadi titik berkumpulnya para rombongan campervan, salah satunya di wilayah Arizona.

Dalam penelitian itu, 22% dari total responden ternyata mempunyai rumah atau menyewanya. Sedangkan 78% responden lainnya memilih tinggal permanen di kendaraan tersebut.

Scoot mengungkapkan ada beberapa alasan yang mendorong mereka untuk bertahan hidup di campervan, yaitu:

1. Kebebasan

2. Biaya hidup rendah

3. Petualangan

4. Minimalis

5. Menghindari cuaca yang tidak diinginkan

6. Memulai hidup baru

7. Lebih dekat dengan alam

8. Menekuni pekerjaan di tempat berbeda

9. Bekerja jarak jauh

10. Mandiri

11. Bergabung dengan pasangan atau meninggalkan pasangan.

Di Indonesia, hidup di karavan dalam untuk waktu tertentu mulai menjadi tren, umumnya untuk kebutuhan berwisata.

Asnawi Bahar, pengamat pariwisata mengatakan bahwa tren baru yang mungkin berawal dari sekadar hobi [dari segelintir kalangan].

Ini merupakan sebuah sensasi baru, yang mulai dipopulerkan oleh Taman Safari Indonesia sebagai gimik wisata pengalaman atau experience tourism.

Wisata karavan, tuturnya, dikembangkan supaya masyarakat memiliki pilihan atraksi di destinasi-destinasi wisata. Jadi, untuk memberikan variasi pengalaman baru.

Namun, segmen pasarnya masih sangat terbatas volumenya karena ini termasuk ke dalam wisata minat khusus.

“Biasanya peminat wisata ini adalah kelompok masyarakat yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Kalaupun berkembang, saya rasa [wisata karavan] ini tidak akan menjadi sebuah tren yang besar,” pungkasnya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 26 Februari 2024

Beberapa Alasan Orang Lebih Nyaman Tinggal di Karavan

Bagaimana mereka bisa hidup dengan berpindah-pindah atau nomaden?

Context.id, JAKARTA - Kenapa penduduk Amerika Serikat gemar tinggal di karavan ketimbang di rumah tapak? Pernah melihat film-film produksi Hollywood yang menggambarkan keluarga Amerika yang tinggal di karavan atau mobil berbentuk rumah? 

Pastinya terbersit dalam pikiran kita, bagaimana mereka bisa hidup dengan berpindah-pindah atau nomaden dan apakah mereka hanya sebatas mencari kebebasan dalam hidup?  Mengingat pindah dari satu tempat ke tempat lainnya mampu memberikan pengalaman baru.

Melansir The Conversation, seorang peneliti bernama Scott Rankin melakukan penelitian terhadap orang-orang yang hidup dengan tempat tinggal beroda, pada tahun 2020.

Menurutnya terdapat beberapa tempat yang selalu jadi titik berkumpulnya para rombongan campervan, salah satunya di wilayah Arizona.

Dalam penelitian itu, 22% dari total responden ternyata mempunyai rumah atau menyewanya. Sedangkan 78% responden lainnya memilih tinggal permanen di kendaraan tersebut.

Scoot mengungkapkan ada beberapa alasan yang mendorong mereka untuk bertahan hidup di campervan, yaitu:

1. Kebebasan

2. Biaya hidup rendah

3. Petualangan

4. Minimalis

5. Menghindari cuaca yang tidak diinginkan

6. Memulai hidup baru

7. Lebih dekat dengan alam

8. Menekuni pekerjaan di tempat berbeda

9. Bekerja jarak jauh

10. Mandiri

11. Bergabung dengan pasangan atau meninggalkan pasangan.

Di Indonesia, hidup di karavan dalam untuk waktu tertentu mulai menjadi tren, umumnya untuk kebutuhan berwisata.

Asnawi Bahar, pengamat pariwisata mengatakan bahwa tren baru yang mungkin berawal dari sekadar hobi [dari segelintir kalangan].

Ini merupakan sebuah sensasi baru, yang mulai dipopulerkan oleh Taman Safari Indonesia sebagai gimik wisata pengalaman atau experience tourism.

Wisata karavan, tuturnya, dikembangkan supaya masyarakat memiliki pilihan atraksi di destinasi-destinasi wisata. Jadi, untuk memberikan variasi pengalaman baru.

Namun, segmen pasarnya masih sangat terbatas volumenya karena ini termasuk ke dalam wisata minat khusus.

“Biasanya peminat wisata ini adalah kelompok masyarakat yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Kalaupun berkembang, saya rasa [wisata karavan] ini tidak akan menjadi sebuah tren yang besar,” pungkasnya.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024