Share

Home Stories

Stories 04 Februari 2024

Kaum Muda Jangan Apatis Berpolitik

Kaum muda diajak tidak apatis terhadap kegiatan politik karena bagian dari partisipasi menentukan arah perjalanan bangsa.

Salah satu diskusi panel yang menjadi rangkaian kegiatan Working Class Festival Partai Buruh di Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024).

Context.id, JAKARTA - Kaum muda diajak tidak apatis terhadap kegiatan politik karena bagian dari partisipasi menentukan arah perjalanan bangsa.

Seperti diketahui, dalam pemilihan umum kali ini, sebanyak 66,8 juta orang, atau 33,60% pemilih berasal dari generasi milenial.

Generasi tersebut adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980-1994. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46,8 juta pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.

Adapun sebutan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih.

Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Karena itu, partai politik beramai-ramai menjaring partisipasi dan dukungan kaum muda.

Salah satunya adalah Partai Buruh, dengan menggelar kegiatan Working Class Festival di Gedung Olah Raga (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024).

Syarifah Soraya, sekretaris pelaksana kegiatan itu mengatakan acara ini sudah pernah digelar pula pada 2022 silam.

Selain menampilkan kegiatan hiburan, Working Class Festival juga menghadirkan rangkaian pendidikan politik seperti pameran foto perjuangan berbagai elemen partai yang menggelar aksi demonstrasi memperjuangkan isu-isu seputar ketenagakerjqan, pertanian dan sebagainya.

"Selain itu ada juga diskusi panel yakni tentang perburuhan, lingkungan hidup, dan inklusivitas, di mana narasumbernya memiliki legitimasi karena mereka sudah melakukan advokasi pendampingan masyarakat hingga ke tingkat basis," ucapnya.

Pihaknya juga menggelar stan promosi produk UMKM dan hasil tani jaringan partai, serta konsultasi masalah hukum ketenagakerjaan dan kekerasan termasuk juga pelecahan seksual.

Menurutnya, anak muda tidak boleh apatis terhadap politik, karena semua kebijakan negarq bersumer dari lembaga legislatif yang diisi oleh partai politik.

Karena itu, terangnya, penting sekali bagi anak muda untuk sadar dan tahu bahwa semua kebijakan itu berasal dari partai politik sehingga tidak ada alasan untuk berantipati terhadap politik, dan harus mau belajar tentang politik.

"Kaum muda harus tentukan pilihan politik sekarang karena pilihan itu akan menentukan kehidupan kita 5-10 tahun yang akan datang," tambahnya.

Partai buruh, tuturnya, sangat yakin bahwa banyak pemuda punya minat untuk belajar tentang politik karena itu mereka kemudian menyelenggarakan working class festival.

"Kami yakin bisa menjaring suara pemuda karena mereka sudah cerdas dan melek terhadap situasi saat ini dan rasa ingin tahunya tinggi terhadap pendidikan politik," tuturnya.

Lanjutnya, selain menggelar kegiatan ini, pihaknya juga menggalakan berbagai kanal interaksi di media sosial, salah satunya pada grup aplikasi WhatsApp di mana kaum muda bisa berinteraksi mengajukan pertqnyaan atau kritik dan saran terhadap partai itu.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 04 Februari 2024

Kaum Muda Jangan Apatis Berpolitik

Kaum muda diajak tidak apatis terhadap kegiatan politik karena bagian dari partisipasi menentukan arah perjalanan bangsa.

Salah satu diskusi panel yang menjadi rangkaian kegiatan Working Class Festival Partai Buruh di Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024).

Context.id, JAKARTA - Kaum muda diajak tidak apatis terhadap kegiatan politik karena bagian dari partisipasi menentukan arah perjalanan bangsa.

Seperti diketahui, dalam pemilihan umum kali ini, sebanyak 66,8 juta orang, atau 33,60% pemilih berasal dari generasi milenial.

Generasi tersebut adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980-1994. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46,8 juta pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.

Adapun sebutan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih.

Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Karena itu, partai politik beramai-ramai menjaring partisipasi dan dukungan kaum muda.

Salah satunya adalah Partai Buruh, dengan menggelar kegiatan Working Class Festival di Gedung Olah Raga (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024).

Syarifah Soraya, sekretaris pelaksana kegiatan itu mengatakan acara ini sudah pernah digelar pula pada 2022 silam.

Selain menampilkan kegiatan hiburan, Working Class Festival juga menghadirkan rangkaian pendidikan politik seperti pameran foto perjuangan berbagai elemen partai yang menggelar aksi demonstrasi memperjuangkan isu-isu seputar ketenagakerjqan, pertanian dan sebagainya.

"Selain itu ada juga diskusi panel yakni tentang perburuhan, lingkungan hidup, dan inklusivitas, di mana narasumbernya memiliki legitimasi karena mereka sudah melakukan advokasi pendampingan masyarakat hingga ke tingkat basis," ucapnya.

Pihaknya juga menggelar stan promosi produk UMKM dan hasil tani jaringan partai, serta konsultasi masalah hukum ketenagakerjaan dan kekerasan termasuk juga pelecahan seksual.

Menurutnya, anak muda tidak boleh apatis terhadap politik, karena semua kebijakan negarq bersumer dari lembaga legislatif yang diisi oleh partai politik.

Karena itu, terangnya, penting sekali bagi anak muda untuk sadar dan tahu bahwa semua kebijakan itu berasal dari partai politik sehingga tidak ada alasan untuk berantipati terhadap politik, dan harus mau belajar tentang politik.

"Kaum muda harus tentukan pilihan politik sekarang karena pilihan itu akan menentukan kehidupan kita 5-10 tahun yang akan datang," tambahnya.

Partai buruh, tuturnya, sangat yakin bahwa banyak pemuda punya minat untuk belajar tentang politik karena itu mereka kemudian menyelenggarakan working class festival.

"Kami yakin bisa menjaring suara pemuda karena mereka sudah cerdas dan melek terhadap situasi saat ini dan rasa ingin tahunya tinggi terhadap pendidikan politik," tuturnya.

Lanjutnya, selain menggelar kegiatan ini, pihaknya juga menggalakan berbagai kanal interaksi di media sosial, salah satunya pada grup aplikasi WhatsApp di mana kaum muda bisa berinteraksi mengajukan pertqnyaan atau kritik dan saran terhadap partai itu.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Tarif Trump dan Harga Gadget Anda

Ketika politik perdagangan mengancam harga konsol gim, smartphone, dan laptop

Context.id . 07 April 2025

Bank Digital Bantu Gen Z Menabung atau Justru Makin Boros?

Bank digital mempermudah transaksi, tapi tanpa disiplin finansial, kemudahan itu bisa jadi jebakan konsumtif.

Renita Sukma . 30 March 2025

Darah Buatan: Berapa Lama Lagi Terwujud?

Di lab canggih dari Inggris hingga Jepang, para ilmuwan berupaya menciptakan yang selama ini hanya ada dalam fiksi ilmiah darah buatan. r n

Noviarizal Fernandez . 25 March 2025

Negara Penghasil Kurma Terbesar di Dunia dan Kontroversi di Baliknya

Kurma tumbuh subur di wilayah beriklim panas dengan musim kering yang panjang sehingga banyak ditemui di Timur Tengah dan Afrika Utara

Noviarizal Fernandez . 25 March 2025