Share

Home Stories

Stories 18 Mei 2022

Bahlil Sebut Indonesia Tak Akan Ekspor EBT, Lho Kenapa?

Pemerintah Indonesia belum terpikir untuk mengekspor energi baru terbarukan (EBT) ke luar negeri.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. - Antara -

Context.id, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, menyatakan pemerintah Indonesia belum terpikir untuk mengekspor energi baru terbarukan (EBT) ke luar negeri.

“Silahkan investasi di Kepulauan Riau, tetapi kita belum terpikir untuk mengekspor EBT karena kita pakai dulu, dalam negeri cukup dulu. Silahkan kalau mau investasi, investasi dalam negeri. Karena kalau listriknya kita jual ke negara lain, maka industri itu akan lari ke sana,” ujar Bahlil dalam acara Road to G20: Investment Forum Kementerian Investasi/BPKM, pada Rabu (18/5/2022).

Diketahui, pemerintah saat ini sedang mendukung upaya dan program pengembangan EBT. Bahkan pemerintah juga sudah memasang target Bauran Energi Primer Energi Baru Terbarukan mencapai 23 persen di tahun 2025.

“Cara-cara ini harus kita hentikan, untuk bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Silahkan teman-teman investor datang,” ujar Bahlil.

Padahal sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyaksikan penandatanganan 2 (dua) Joint Development Agreement (JDA) di bidang pengembangan PLTS antara dua entitas dari Indonesia dan Singapura pada Senin (25/8/2021),

JDA inilah yang akan memayungi rencana ekspor tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTS di Indonesia ke Singapura menggunakan teknologi transmisi kabel laut.

Selain itu, Menteri ESDM dan Menteri Kedua Perdagangan dan industri Singapura Tan See Leng telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di bidang kerja sama energy pada pada Jumat (21/1/2022),

MoU tersebut meliputi pengembangan EBT seperti PLTS dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi, dan peningkatan kapasitas SDM.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 18 Mei 2022

Bahlil Sebut Indonesia Tak Akan Ekspor EBT, Lho Kenapa?

Pemerintah Indonesia belum terpikir untuk mengekspor energi baru terbarukan (EBT) ke luar negeri.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. - Antara -

Context.id, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, menyatakan pemerintah Indonesia belum terpikir untuk mengekspor energi baru terbarukan (EBT) ke luar negeri.

“Silahkan investasi di Kepulauan Riau, tetapi kita belum terpikir untuk mengekspor EBT karena kita pakai dulu, dalam negeri cukup dulu. Silahkan kalau mau investasi, investasi dalam negeri. Karena kalau listriknya kita jual ke negara lain, maka industri itu akan lari ke sana,” ujar Bahlil dalam acara Road to G20: Investment Forum Kementerian Investasi/BPKM, pada Rabu (18/5/2022).

Diketahui, pemerintah saat ini sedang mendukung upaya dan program pengembangan EBT. Bahkan pemerintah juga sudah memasang target Bauran Energi Primer Energi Baru Terbarukan mencapai 23 persen di tahun 2025.

“Cara-cara ini harus kita hentikan, untuk bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Silahkan teman-teman investor datang,” ujar Bahlil.

Padahal sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyaksikan penandatanganan 2 (dua) Joint Development Agreement (JDA) di bidang pengembangan PLTS antara dua entitas dari Indonesia dan Singapura pada Senin (25/8/2021),

JDA inilah yang akan memayungi rencana ekspor tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTS di Indonesia ke Singapura menggunakan teknologi transmisi kabel laut.

Selain itu, Menteri ESDM dan Menteri Kedua Perdagangan dan industri Singapura Tan See Leng telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di bidang kerja sama energy pada pada Jumat (21/1/2022),

MoU tersebut meliputi pengembangan EBT seperti PLTS dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi, dan peningkatan kapasitas SDM.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Sulitnya Memilih MacBook; Pro Semakin Kuat dan Air yang Istimewa

MacBook Pro masih menjadi altar suci bagi para kreator profesional sementara MacBook Air adalah titik temu antara estetika dan efisiensi

Renita Sukma . 13 June 2025

Global March to Gaza, Ribuan Orang Menyeberangi Gurun Demi Palestina

Pawai solidaritas lintas benua yang dimulai dari Tunis, Tunisia menuju Gaza dan berisi warga biasa guru, bukan tentara

Noviarizal Fernandez . 11 June 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Renita Sukma . 09 June 2025

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025